Level PPKM Menurun, Puluhan Pengungsi di Semarang Disuntik Vaksin Dosis Pertama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Puluhan pengungsi yang ditampung sementara di Kota Semarang divaksinasi COVID-19 untuk dosis pertama. Mereka divaksinasi karena mayoritas merupakan korban perang di lima negara.
1. Penyuntikan COVID-19 dipantau UNHCR dan IOM
Proses vaksinasi COVID-19 diikuti setiap pengungsi di tempat penampungan Wisma Husada, Jalan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Kamis (28/10/2021).
Pengungsi yang divaksinasi berusia sekitar 10 tahun sampai 30 tahun. Saat vaksinasi berlangsung, para pengungsi juga didampingi perwakilan dari lembaga penanganan pengungsi dunia atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), pengurus International Organization of Migration (IOM) dan aparat TNI.
Baca Juga: Rute Penerbangan Internasional Ditutup, 10 WNA Tertahan di Semarang
2. Pengungsi asal Afghanistan awalnya khawatir ketularan virus corona
Seorang pengungsi asal Afghanistan, Ali Khan Alidzada mengaku diliputi perasaan was-was tatkala wabah virus corona melanda seluruh dunia. Ia yang ditampung di Semarang selama tujuh tahun bilang bahwa ketika ada informasi vaksinasi COVID-19, dirinya memutuskan ikut vaksinasi untuk menjaga imunitas tubuhnya.
"Pastinya takut pas ada wabah virus Corona. Ada rasa khawatir ketularan virusnya, makanya saya senang bisa ikutan vaksinasi," kata pria berusia 27 tahun tersebut yang sudah fasih berbahasa Indonesia.
Editor’s picks
3. Sekitar 28 pengungsi ikut vaksinasi di Semarang
Kasi Penyuluhan Kesehatan Rudenim Semarang, Hastomi Wibowo mengungkapkan, dari 58 pengungsi yang ditampung di Wisma Husada, terdapat 28 orang yang menjalani vaksinasi COVID-19.
"Sekitar 28 pengungsi menjalani vaksinasi tahap pertama. Dan penyuntikan dosis kedua dijadwalkan sebulan lagi," kata Hastomi.
Ia mengungkapkan sebagian warga yang terlibat perang saudara di sejumlah negara kedapatan mengungsi ke negara-negara Pasifik termasuk Indonesia. Di Semarang, para pengungsi ditampung di Wisma Husada sampai enam tahun.
4. Banyak anak pengungsi yang bisa sekolah formal
Setiap tahunnya para pengungsi beranak pinak. Sehari-hari, menurut Hastomi, sejumlah anak pengungsi mendapatkan pendidikan formal dengan bersekolah setingkat SD dan SMP.
Biaya sekolahnya ditanggung UNHCR melalui IOM. "Di antaranya ada anak pengungsi yang bersekokah di sekolahan Islam. Sehingga pendidikan formalnya tetap terpenuhi," jelasnya.
Ia berharap kekebalan tubuh pengungsi bisa meningkat dengan adanya pemberian vaksinasi COVID-19. Pengungsi juga disarankan tetap menjaga protokol kesehatan dengan standar 5M.
Baca Juga: 1.030 Aduan Warga Semarang Keluhkan Sertifikat Vaksin COVID-19