Rawan Tsunami, Jalur Evakuasi Sudah Terpasang di 4 Daerah Jateng

Warga diimbau tetap tenang dan jangan mudah panik

Kebumen, IDN Times - Sejumlah jalur evakuasi dan papan peringatan bahaya gelombang tsunami saat ini telah dipasang di sejumlah desa kawasan pantai selatan Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan perairan Samudera Indonesia. Warga yang tersebar di Kabupaten Wonogiri, Kebumen, Purworejo dan Cilacap juga dilatih untuk mengantipasi risiko bencana gelombang tsunami yang bisa muncul setiap waktu. 

"Sekarang secara bertahap sudah dipasangi rambu dan papan peringatan tentang bahaya tsunami. Kemudian kita juga beberapa kali menggelar latihan antisipasi dini penanggulangan tsunami. Jalur evakuasinya juga sudah tersedia, ada shelternya dan warga sekitar juga kita edukasi untuk lari ke bangunan vertikal sebagai tempat evakuasinya," ujar Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jateng, Syafrudin kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Selasa (25/5/2021). 

1. Pesisir selatan Jateng sudah dipasangi peralatan EWS tsunami

Rawan Tsunami, Jalur Evakuasi Sudah Terpasang di 4 Daerah JatengAlarm EWS yang ada di lokasi titik rawan longsor Kota Batu. Dok/Pusdalops

Pihaknya menjelaskan untuk mengantipasi potensi tsunami, berbagai langkah sudah dilakukan masing-masing pemangku wilayah di pesisir selatan Jateng. Pihaknya juga turut menyiapkan sumber daya alam sekaligus memperbanyak pemasangan EWS tsunami dan alarm di pinggir laut. 

"Dengan begitu, ketika ada tsunami, alarmnya bisa langsung dibunyikan. Dan kita sudah memetakan risiko datangnya tsunami dengan memperkirakan rangkap gelombang airnya berapa meter dan berapa kunik air yang masuk ke daratan," jelasnya.

Baca Juga: 2.376 Nelayan Pantai Selatan Jateng Puyeng Ekspor Benih Lobster Mandek

2. Cilacap paling berisiko diterjang tsunami sampai ke wilayah perkotaan

Rawan Tsunami, Jalur Evakuasi Sudah Terpasang di 4 Daerah JatengBupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyambut kedatangan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Jumat (4/12/2020). Dok. BPBD Cilacap

Berdasarkan kontur wilayahnya, katanya Kabupaten Cilacap memiliki risiko tertinggi diterjang gelombang tsunami hingga ke pusat kota. Pasalnya, dengan area perkotaan yang berada di tepi laut, rumah-rumah penduduk juga banyak mendiami di pusat kota. 

Selain itu, gelombang tsunami berpeluang menerjang sangat cepat di pesisir Kebumen dan Purworejo lantaran memiliki kondisi pantai yang datar tanpa adanya penghalang.

"Kalau di Wonogiri itu kan karakternya berbukit, sama kayak di Pantai Ayah Kebumen. Tapi pantai yang lainnya landai semua dan tidak ada batas penghalangnya. Mulai dari Pantai Karangbolong Purworejo, pantai-pantai lain di Kebumen dan Cilacap," akunya. 

3. BPBD Jateng minta warga tidak usah panik tapi harus meningkatkan kewaspadaan

Rawan Tsunami, Jalur Evakuasi Sudah Terpasang di 4 Daerah JatengSejumlah anak bermain bola voli di Pantai Karangantu menjelang matahari tenggelam (sunset), Kasemen, Serang, Minggu (2/8/2020) (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Upaya yang kini dilakukan yaitu dengan memperbanyak vegetasi alam. Salah satunya menanam tanaman keras seperti pohon palaka, pohon geben sampai cemara udang. "Kita imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, tidak perlu panik karena kita semua tidak tahu kapan tsunami akan terjadi. Yang terpenting kita mesti meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terutama untuk wilayah pesisir," imbuhnya. 

4. Stasiun Geofisika prediksi gelombang tsunami melanda Kebumen setinggi 18-22 meter

Rawan Tsunami, Jalur Evakuasi Sudah Terpasang di 4 Daerah JatengIlustrasi gelombang tsunami. (IDN Times/Sukma Shakti)

Sedangkan, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayogie mengaku dari hasil kajian peta kerawanan tsunami, wilayah pantai Kabupaten Kebumen berpotensi diterjang gelombang tsunami setinggi 18-22 meter. Sebab dari segi kontur wilayahnya, banyak desa di pesisir yang minim vegetasi. 

"Kita sudah memetakan sejauh mana tsunami jika terjadi di Kebumen. Terutama memperkirakan datangnya tsunami yang bisa setinggi 22 meter di beberapa desa dan kecamatan. Ada juga yang datangnya bervariatif sekitar 18 meter," terangnya. 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya