Teliti Sebelum Membeli, BPOM Temukan Makanan Kedaluwarsa di Semarang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN TImes - Pengelola empat retail modern yang beroperasi di Kota Semarang kedapatan menjual sejumlah makanan kaleng dalam kondisi rusak dan kedaluwarsa selama awal bulan Ramadan tahun ini. Keempat mal tersebut berada di pusat Kota Semarang.
1. Ada 24 makanan ditemukan kedaluwarsa dan kondisinya sudah rusak
I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Kepala BPOM Semarang, mengungkapkan temuan tersebut didapatkan saat petugasnya menyisir sejumlah tempat untuk mengecek berbagai kebutuhan pokok yang dijual selama Ramadan.
"Dari 12 retail modern yang kita sambangi, empat lokasi di antaranya ternyata menjual 24 item makanan yang kita temukan ternyata kondisinya sudah kedaluwarsa. Ada juga yang kaleng makanannya penyok-penyok dan rusak," kata Ary, sapaan akrabnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (5/5).
Baca Juga: Penting! Ini Cara Membuat Hand Sanitizer Sesuai Anjuran BPOM dan WHO
2. BPOM tegur pengelola retail yang jual makanan tak layak konsumsi
Editor’s picks
Pihaknya mengaku langsung menegur pengelola retail yang masih menjual bahan-bahan makanan yang tidak layak dikonsumsi. Sebab, kondisi makanan yang dijual terbungkus alumunium foil dengan keadaan yang rusak berat.
Lebih lanjut, ia pun memerintahkan kepada pengelola retail untuk memusnahkan bahan makanan yang tak layak dikonsumsi.
Ia menduga kuat pengelola retail lalai sehingga membuat makanan rusak masih beredar selama bulan puasa. "Indikasi kita mengarah pada kelalaian pengelola tokonya. Makanya kita imbau masyarakat agar teliti cek izin edar dan izin label makanannya. Pas kondisi ramadan seperti saat ini yang paling rawan yang ada di mal-mal besar," terangnya.
3. Takjil yang dijual selama Ramadan sejauh ini masih aman dikonsumsi
Tak cuma itu, petugas BPOM juga menelisik makanan takjil yang beredar di pasar-pasar tradisional. Hasilnya dari 25 takjil yang diuji sampelnya, katanya semuanya aman dikonsumsi. "Dari uji sampel yang kita lakukan, 25 takjil yang dijual di beberapa lokasi dinyatakan aman dikonsumsi. Karena tidak ada kandungan formalin, borak, rodamin B dan zat berbahaya lainnya," ujarnya.
Ia menekankan kepada para penjual takjil untuk tidak berbuat curang dengan menjual makanan yang mengandung zata berbahaya. Karena pihaknya saat ini akan menindak tegas para penjual dan para distributornya.
Baca Juga: 10 Resep Gorengan ala Yummy untuk Takjil, Buka Puasa Jadi Lebih Meriah