UIN Walisongo Semarang Ngotot Lanjutkan Aturan Ma'had, Kualitas Makanan Dicek
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pasca aksi demontrasi besar-besaran menolak aturan ma'had di UIN Walisongo Semarang, pihak rektorat akhirnya buka suara.
Rektorat UIN Walisongo merespon aksi penolakan ratusan mahasiswa mengenai aturan ma'had atau kewajiban tinggal di dalam asrama kampus.
Menurut petinggi kampus UIN Walisongo, aturan ma'had sudah menjadi petunjuk dari Kemenag untuk menjalankan program moderasi beragama.
"Program pema'hadan bagi mahasiswa baru UIN merupakan mandatori dari
Kementerian Agama melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
7272 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam," ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Walisongo, Arief Budiman dalam keterangan yang diterima IDN Times, Kamis (10/9/2023).
Baca Juga: Pungutan Ma'had Gak Transparan, Mahasiswa Demo UIN Walisongo Semarang
1. UIN Walisongo bantah kualitas makanan ma'had buruk
Ia beralasan adanya aturan ma'had sesuai program moderasi beragama memang perlu dipertahankan dan diperkuat. Salah satunya dengan manajemen mutu dan pengawasan yang terukur.
Soal temuan buruknya kualitas makanan yang diberikan bagi penghuni ma'had, Arief mengklaim tak sepenuhnya benar. Akan tetapi ia mengatakan akan mengevaluasi mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin.
Editor’s picks
"Mengenai temuan buruknya mutu layanan katering sebagaimana tergambar dalam video yang disebarkan, meskipun informasi yang tersebar itu tidak sepenuhnya benar, namun bagi UIN Walisongo merupakan pengingat yang perlu direspon secara positif. Sehingga telah dilakukan evaluasi terhadap mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin sebagai upaya penjaminan mutu untuk periode selanjutnya," akunya.
2. Bersikukuh teruskan layanan makanan buat penghuni ma'had
Arief juga berkata sebenarnya layanan katering makanan bukan program wajib yang dibebankan bagi penghuni ma'had. Santri, katanya boleh memilih untuk meneruskan berlangganan katering pada bulan kedua atau berhenti berlangganan dan belanja sendiri untuk keperluan makan.
Adapun untuk bulan pertama diputuskan disediakan katering sebagai upaya membantu memfasilitasi santri baru yang datang dari luar daerah, luar propinsi dan
luar pulau, yang dimungkinkan belum cukup mengenali medan dan lingkungan kampus. "Sehingga jika tidak dibantu penyediaan makanan, mereka akan kesulitan," kilahnya.
3. Janji perbaiki fasilitas dengan ponpes
Untuk bulan berikutnya dipersilakan untuk memutuskan antara dua pilihan tersebut. Sedangkan untuk pelibatan ponpes di sekitar kampus UIN Walisongo sebagai mitra adalah tahun pertama, dan baru saja berjalan. Bahkan, belum sampai waktunya untuk dilakukan monev yang sudah dijadwalkan di akhir Agustus.
Namun demikian, ia berjanji momen kali ini digunakan secara positif untuk segera dilakukan evaluasi secara komprehensif, serta koordinasi dengan pihak mitra dalam rangka memperbaiki fasilitas.
Baca Juga: Wajib Registrasi Pinjol di Kegiatan Kampus, Mahasiswa UIN RM Said Demo