Hasil Litbangkes WNA Korea yang Gantung Diri di Solo Negatif Corona

RSUD dr Moewardi Solo menerima hasil test negatif COVID 19.

Solo, IDN Times - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moerwardi, Solo, Jawa Tengah memastikan tewasnya warga negara asing (WNA) asal Korea Selatan berinisial JE negatif virus corona (Covid-19). Hasil itu didapat setelah pihak rumah sakit mengirimkan  spesimen ke Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta usai melakukan visum terhadap korban.

Baca Juga: Di Kamar WNA Korea yang Gantung Diri di Solo Ditemukan Obat-obat Flu

1. Hasil Litbangkes negatif corona

Hasil Litbangkes WNA Korea yang Gantung Diri di Solo Negatif CoronaKasubbag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo, Eko Haryati (IDN Times / Larasati Rey)

Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengatakan atas permintaan dari pihak kepolisian, korban dilakukan visum di Laboratorium Forensik RSUD dr Moewardi. Kemudian hasil visum da spesimen korban JE  juga dikirim Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Minggu (23/2).

Pengiriman spisemen tersebut dilakukan untuk memastikan adanya virus corona (COVID 19) di dalam tubuh korban. Sedangkan hasil pemeriksaan spesimen sendiri keluar pada Kamis (27/2) dengan hasil negatif virus corona.

“Kita ambil spisimennya dari Moewardi kemudian diperiksakan ke Litbangkes, Spesimen diambil hari Minggu, kemudian jadinya hari Kamis,” ujarnya Senin (2/3).

2. Hasil visum nyatakan korban bunuh diri

Hasil Litbangkes WNA Korea yang Gantung Diri di Solo Negatif Coronatribunnews.com

Pihak Laboratium Forensik RSUD Dr Moewardi juga telah melakukan pemeriksaan visum luar kepada korban JE, dari hasil visum tersebut dinyatakan korban meninggal akibat bunuh diri. Eko juga menegaskan jika korban tidak dibawa ke ruang isolasi seperti berita berita yang menyebar di media sosial, ia mengatakan jika korban langsung dibawa ke Laboratorium Forensik karena sudah dalam kondisi meninggal.

“Yang penting memang benar rumah sakit  Moewardi pada hari Minggu ada permintaan visum dari Polresta, terkait dengan penemuan WNA yang bunuh diri. kemudian di Moewardi dilakukan visum luar. Dan dari hasil pemeriksaan tenggorok laboratorium (Litbangkes.red) hasil coronanya negatif, jadi tidak menunjukkan jika pasien tersebut suspect corona,” tegasnya.

3. Bunuh diri karena sakit tak kunjung sembuh

Hasil Litbangkes WNA Korea yang Gantung Diri di Solo Negatif CoronaIlustrasi obat. https://pixabay.com/id/

Sementara itu, Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Andy Rifa’i menduga WNA Korsel yang nekad bunuh diri tersebut karena sudah lama mengalami sakit yang tak kunjung sembuh. Hal tersebut dibuktikan dari penemuan sejumlah obat-obatan yang dibawa korban saat olah tempat kejadian perkara.

Andy menduga kematian korban karena adanya rasa kekhawatiran tersendiri pada diri warga perempuan Korea tersebut, sehingga dihantui pikiran buruk. Salah satunya merasa telah terinfeksi virus corona.

“Saya gak tahu dia sakitnya apa. Yang jelas dia sudah sakit bertahun-tahun. Usianya juga sudah 57 tahun. Di TKP juga ditemukan obat-obat yang dibawa, menurut keterangan dokter otu obat-obat flu saja,” jelasnya.

4. Hotline untuk penderita depresi

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Baca Juga: Merasa Tertular Virus Corona, WN Korea di Solo Gantung Diri di Hotel 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya