25 Ribu Pohon Trembesi Ditanam di Tol Trans Jawa: Tekan Emisi Karbon

Intinya sih...
- Bakti Lingkungan Djarum Foundation menanam 25.194 pohon trembesi di 267 km jalan tol di Jawa Timur dan Jawa Tengah
- Pohon trembesi dipilih karena mampu menyerap hingga 28,5 ton CO2 per tahun untuk menekan emisi karbon
- Program penghijauan jalan tol mendapat dukungan dari BPJT dan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Network
Dalam upaya mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) telah menanam 25.194 pohon trembesi di sepanjang 267 kilometer jalan tol di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penanaman itu dilakukan di lima ruas tol utama sebagai bagian dari upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) serta mendukung pembangunan yang ramah lingkungan.
BDLF melakukan serah terima program penanaman pohon trembesi untuk lima ruas itu di Surabaya, Rabu (23/10/2024). Adapun, kelima ruas itu adalah ruas tol Solo-Ngawi, ruas tol Jombang-Mojokerto, ruas tol Pemalang-Batang, ruas tol Pasuruan-Probolinggo, dan ruas tol Pejagan-Pemalang.
1. Pohon trembesi penyerap emisi aktif
Trembesi dipilih sebagai pohon utama yang ditanam karena kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida (CO2). Setiap pohon trembesi mampu menyerap hingga 28,5 ton CO2 per tahun, sehingga menjadi solusi ideal dalam membantu menekan emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor.
Langkah itu menjadi salah satu kontribusi swasta untuk mencapai target penurunan emisi yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Second Nationally Determined Contributions (NDC) 2031–2035.
Program Director BLDF, Jemmy Chayadi menyatakan, inisiatif tersebut merupakan bagian dari komitmen Djarum Foundation dalam mendukung infrastruktur hijau.
"Kami telah terlibat dalam penghijauan sejak tahun 2010 dan melihat bahwa sinergi antara pihak swasta dan pemerintah sangat penting dalam mencapai target pengurangan emisi. Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan jalan tol yang lebih hijau dan nyaman bagi para pengguna jalan,” katanya.
2. Menginspirasi pihak lain melakukan penghijauan
Jemmy menyebutkan, penanaman trembesi tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar dan para pengguna jalan tol.
Dengan terciptanya ruang hijau di sepanjang jalan, kualitas udara diharapkan akan membaik, dan pengendara dapat merasakan suasana yang lebih sejuk dan nyaman.
Adapun, program penghijauan itu menjadi langkah penting dalam memperbaiki kualitas lingkungan di area jalan tol yang biasanya gersang. Selain itu, BLDF memastikan bahwa pohon-pohon yang ditanam akan dirawat selama tiga tahun untuk menjamin pertumbuhannya. Langkah tersebut diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam program penghijauan.
“Kami berencana untuk memperluas inisiatif ini hingga ke Sumatra dan Kalimantan, dengan target penanaman 2 juta pohon di seluruh Indonesia. Kami berharap ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam memperbaiki kondisi lingkungan dan memperlambat laju perubahan iklim,” aku Jemmy.
3. Kolaborasi untuk infrastruktur berkelanjutan
Penanaman pohon trembesi di sepanjang ruas tol ikut mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Pemangku Kepentingan, Sony Sulaksono Wibowo menekankan, pembangunan jalan tol tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan.
"Penghijauan di sepanjang jalan tol adalah investasi jangka panjang. Ini tidak hanya memberi manfaat keteduhan, tetapi juga meningkatkan kualitas udara di sekitar tol dan menurunkan emisi karbon," kata Sony.
Sony menjelaskan, BPJT mendorong lebih banyak inisiatif serupa, di mana program penghijauan menjadi bagian integral dari pembangunan jalan tol di Indonesia. Hal itu sejalan dengan upaya BPJT untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak mengorbankan kelestarian lingkungan.
3. Mitigasi perubahan iklim
Akademisi Universitas Indonesia sekaligus Ketua Umum Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan (APIKI) Network, Mahawan Karuniasa ikut menyoroti pentingnya penanaman trembesi dalam konteks mitigasi perubahan iklim.
"Pohon trembesi sangat efektif dalam menyerap CO2 dan menjadi langkah nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Namun, perencanaan yang matang sangat diperlukan agar penanaman tidak mengganggu infrastruktur jalan," jelasnya.
Ia menambahkan, dengan kondisi perubahan iklim global saat ini, kemampuan pohon untuk menyerap CO2 makin menurun, sehingga inisiatif penanaman pohon menjadi penting. Mahawan mengingatkan, tindakan cepat dan tepat dibutuhkan untuk menjaga kenaikan suhu bumi agar tidak melebihi ambang batas 1,5 derajat Celsius.