Banjir Bandang di Bumiayu, Satu Warga Dilaporkan Hanyut

- Satu warga hanyut terbawa arus banjir dan tersengat listrik, menyebabkan kehilangan keseimbangan dan hanyut.
- Relawan melakukan penyisiran intensif di sepanjang aliran sungai dan kawasan banjir untuk mencari korban.
- Pemerintah setempat mengimbau warga untuk mengungsi ke dataran tinggi dan tetap waspada terhadap bahaya sengatan listrik.
Bumiayu, IDN Times - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Bumiayu sejak Sabtu (8/11/2025) siang telah memicu banjir di sejumlah titik, mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan genangan air cukup dalam. Satu warga dilaporkan hanyut terbawa arus setelah tersengat listrik.
Dirangkum dari berbagai sumber, genangan air mencapai kedalaman hingga satu meter di beberapa titik, seperti di Desa Kalierang Pendawa. Kondisi ini tidak hanya mengganggu mobilitas, tetapi juga meningkatkan risiko bahaya tersembunyi seperti kabel listrik yang masih aktif di tengah genangan.
Banjir seperti ini bukanlah hal baru di Bumiayu, wilayah ini memiliki sejarah banjir tahunan, sering dipicu oleh kombinasi hujan dan kurangnya infrastruktur drainase. "Pada tahun tahun sebelumnya, banjir serupa telah merusak rumah dan lahan pertanian, namun insiden kali ini diperparah oleh elemen listrik yang fatal,"kata Susanto kepada IDN Times, Minggu (9/11/2025)
1. Satu warga dilaporkan kesetrum hingga hanyut

Korban bernama Haikal Alfi, 27 tahun, warga RT 07/01 Desa Kalierang Pendawa, menjadi korban tragis dalam peristiwa ini. Menurut informasi dari warga setempat, Haikal sedang menuju rumah kakeknya yang terdampak banjir ketika ia melewati area tergenang.
Ditengah genangan air, ia diduga tersengat aliran listrik dari kabel yang masih aktif kemungkinan besar dari instalasi rumah atau jaringan listrik umum yang tidak diputus saat banjir.
Sengatan tersebut membuat Haikal kehilangan keseimbangan, dan arus banjir yang deras langsung membawanya hanyut. Warga yang menyaksikan kejadian segera melaporkan melalui media sosial, termasuk video dan foto yang viral di berbagai media sosial warga.
2. Relawan lakukan penyisiran pencairan korban

Sejak kejadian dilaporkan, warga bersama relawan telah melakukan penyisiran intensif di sepanjang aliran sungai dan kawasan banjir. Tim pencarian melibatkan perangkat desa, relawan lokal, dan bahkan warga sukarela yang membentuk posko darurat.
Mereka menggunakan perahu karet dan alat sederhana untuk menyisir area rawan, seperti sungai sungai kecil yang mengalir di sekitar Desa Kalierang Pendawa. Pihak desa mengonfirmasi bahwa pencarian masih berlangsung hingga berita ini diturunkan, meski situasi banjir di beberapa titik mulai surut.
Cuaca yang masih mendung menambah tantangan, karena potensi hujan susulan dapat memperburuk kondisi. "Kami tidak akan berhenti sampai menemukan korban," kata seorang relawan yang enggan disebutkan namanya.
3. Pemerintah setempat imbau warga mengungsi ke dataran tinggi

Banjir ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga trauma psikologis bagi warga. Aktivitas sehari-hari seperti bersekolah, bekerja, dan beribadah terganggu, dengan beberapa keluarga terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi.
Pihak terkait, termasuk perangkat desa, mengimbau warga untuk tetap waspada. "Mohon warga tidak memaksakan diri melintas di jalan yang tergenang, pastikan juga aliran listrik rumah diputus sementara untuk menghindari bahaya sengatan,"ujar seorang perangkat desa.
Mereka juga meminta siapa pun yang melihat tanda tanda keberadaan korban untuk segera melapor ke posko terdekat. Sementara itu, pencarian Haikal Alfi terus berlanjut, dengan harapan agar ia ditemukan dalam keadaan selamat.


















