- SDN Muktiharjo Kidul 04
- SDN Muktiharjo Lor
- SDN Tlogosari Kidul 06
- SDN Gebangsari 01
Banjir di Semarang: 4 Sekolah Libur, Lalu Lintas Lumpuh 6 Km, RS Tergenang

- 4 sekolah dasar di Semarang libur akibat banjir, beralih ke sistem daring.
- Warga diminta waspada terhadap potensi bencana alam lainnya selain banjir.
- Banjir merendam Jalan Pantura Semarang–Demak hingga 6 km, menghambat akses ke rumah sakit.
Semarang, IDN Times - Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak dua hari terakhir, Selasa (21/10/2025) dan Rabu (22/10/2025) menyebabkan banjir di sejumlah daerah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, terdapat delapan titik wilayah yang terendam banjir dengan genangan air setinggi 10--40 sentimeter. Banjir juga merendam sejumlah jalan raya dan kawasan permukiman, mengganggu aktivitas warga, arus lalu lintas, hingga proses belajar mengajar di beberapa sekolah dasar.
1. Ada 4 sekolah libur

Akibat banjir, empat sekolah dasar di wilayah Genuk dan Pedurungan dilaporkan menghentikan kegiatan belajar tatap muka dan beralih ke sistem daring. Sekolah tersebut di antaranya:
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang Bambang Pramusinto menjelaskan, sebagian sekolah sudah menerapkan pembelajaran daring sejak pagi, sementara lainnya memilih memulangkan siswa lebih awal.
“Beberapa sekolah sudah daring, sedangkan yang lain kami pulangkan lebih awal karena kondisi tidak memungkinkan. Setelah itu, pembelajaran dilanjutkan secara daring,” ujar Bambang, Rabu (22/10/2025).
2. Warga diminta waspadai bencana lain

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto mengimbau warga agar tetap waspada terhadap berbagai potensi bencana alam, termasuk banjir, tanah longsor, dan puting beliung, yang dapat terjadi bersamaan akibat anomali cuaca ekstrem.
“Bukan hanya antisipasi banjir, tapi juga tanah longsor dan puting beliung,” kata Endro.
Menurutnya, sejumlah wilayah di Semarang masih tergenang akibat curah hujan tinggi sejak malam sebelumnya. BPBD telah melakukan kajian cepat dan penanganan darurat di titik-titik terdampak. Meskipun beberapa wilayah masih tergenang, genangan air dilaporkan mulai surut.
“Beberapa wilayah masih ada genangan, namun trennya menurun. Kami terus pantau dan siapkan langkah mitigasi,” tambah Endro.
Selain genangan, BPBD juga mencatat dua kejadian longsor dan satu puting beliung di malam yang sama.
“Talud longsor di Karanganyar Gunung RT 09 RW 05 serta jembatan Kalialang Lama RW 1 amblas akibat hujan deras,” ungkapnya.
3. Akses ke rumah sakit terhambat

Banjir juga merendam Jalan Pantura Semarang–Demak, tepatnya di kawasan Kaligawe hingga Sayung. Hingga Rabu (22/10/2025) pukul 18.00 WIB, genangan air di ruas jalan tersebut belum surut yang mengakibatkan kemacetan memanjang hingga enam kilometer.
Kondisi tersebut berdampak pada akses keluar-masuk Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang. Manajer Humas dan Pemasaran RSI Sultan Agung, Sri Wahyuni mengatakan, rumah sakit telah menyiapkan sejumlah sarana transportasi alternatif agar pelayanan tetap berjalan.
“Kami menyiapkan perahu karet dan truk untuk membantu pasien, tenaga medis, dan keluarga agar tetap bisa keluar masuk rumah sakit. Selain itu, kami juga menyediakan mobil antar-jemput di titik kumpul timur dan barat,” ujarnya.
Meski aktivitas terganggu, ia memastikan seluruh pelayanan medis di RSI Sultan Agung berjalan normal.
4. Polisi imbau hindari jalur Pantura

Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto mengimbau masyarakat untuk menghindari jalur Pantura Semarang–Demak karena ketinggian air di kawasan Kaligawe mencapai 30–40 sentimeter.
“Kendaraan kecil kami imbau melewati jalur alternatif seperti Mranggen–Onggorawe Demak,” ujar Rismanto.
Ia menambahkan, kemacetan yang terjadi mencapai 5--6 kilometer, mulai dari Terminal Terboyo Semarang hingga Pasar Sayung, Demak.
“Polsek Genuk juga ikut tergenang. Petugas bersama BBWS sudah berupaya menyedot air menggunakan pompa agar jalan bisa dilalui kembali,” jelasnya.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, banjir setinggi 10–40 sentimeter melanda sepanjang Jalan Kaligawe Raya di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari. Sejumlah pengendara motor memilih berhenti di tepi jalan karena khawatir kendaraan mereka mogok. Sementara kendaraan besar seperti truk dan mobil angkutan kota (angkot) masih nekat melintas.
Salah satu pengemudi, Arditya, mengaku jika banjir sudah mulai terjadi sejak Selasa (21/10/2025) malam. Ia mengaku, banjir rutin terjadi setiap hujan deras turun, dan kondisi itu mengganggu aktivitas warga.
“Hujan jam empat, mulai banjir sekitar jam delapan malam. Sore ini malah tambah tinggi,” akunya.
Ia berharap pemerintah segera memberikan solusi agar banjir di kawasan Pantura tidak terus berulang.