Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang mendesak Pemerintah Pusat untuk mempercepat penyelesaian proyek Kolam Retensi Trimulyo dan Tanggul Laut (Seawall) di Kecamatan Genuk. Sebab, infrastruktur tersebut menjadi bagian penting dari sistem pengendalian banjir di kawasan timur Ibu Kota Jawa Tengah.
Banjir jadi Alasan Wali Kota Semarang Desak Pusat Percepat Proyek Retensi

Intinya sih...
Pemkot Semarang mendesak Pemerintah Pusat untuk mempercepat proyek Kolam Retensi Trimulyo dan Tanggul Laut di Kecamatan Genuk.
Infrastruktur tersebut menjadi bagian penting dari sistem pengendalian banjir di kawasan timur Ibu Kota Jawa Tengah.
Pemerintah Kota Semarang menekankan urgensi penyelesaian proyek tersebut untuk mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut.
1. Harapkan urusan banjir teratasi dengan kolam retensi
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menyampaikan, optimisme bahwa kedua infrastruktur tersebut akan membawa perubahan besar dalam upaya pengendalian air rob maupun banjir kiriman dari wilayah atas.
“Kalau kolam retensi dan tanggul laut ini selesai, kita harapkan urusan banjir di sekitar sini bisa teratasi secara menyeluruh,” ungkapnya di sela-sela tinjauan ke Pompa Kali Sringin, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Senin (27/10/2025).
Agustina menerangkan, fungsi utama tanggul laut adalah menahan air laut pasang (rob) agar tidak masuk ke daratan, sementara kolam retensi akan menampung air hujan dan kiriman dari wilayah atas sebelum dialirkan ke laut.
2. Pembangunan bekerjasama dengan BBWS Pemali Juana
“Dulu masalahnya rob, air lautnya masuk terus. Sekarang sudah ada seawall. Nah, tantangan baru adalah air dari atas. Karena wilayah kita ini ditanggul, jadi air hujan harus punya tempat penampungan. Di sinilah peran kolam retensi menjadi krusial,” tuturnya.
Proyek kolam retensi di kawasan Trimulyo tersebut dirancang dengan luas mencapai 250 hektare. Pembangunan dilakukan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan kementerian terkait.
“Ini proyek dari pusat, jadi memang butuh waktu dan tahapan. Tapi kami di daerah terus memastikan konektivitas antar saluran dan pompa agar air bisa segera masuk ke kolam begitu kolamnya siap,” jelas Agustina.
3. Upayakan aktivitas ekonomi warga tetap jalan
Menurutnya, selama proses pembangunan berlangsung, berbagai dampak terhadap aktivitas warga akan diminimalkan.
“Pembangunan seperti ini pasti ada konsekuensi, tapi kami upayakan seminimal mungkin agar aktivitas ekonomi warga tetap jalan,” ujarnya.
Agustina juga mengingatkan masyarakat untuk bersabar dan mendukung proses pembangunan ini.
“Yang penting sekarang kita terus jaga komunikasi, gotong royong, dan sabar menunggu hasilnya. Karena ketika seluruh perencanaan ini berjalan sebagaimana mestinya, banjir yang selama ini kita hadapi akan jauh berkurang,” tandasnya.