Berhasil Panen, BRIN Siapkan Teknologi Penyimpanan Padi Biosalin

- Pemerintah Kota Semarang bersama BRIN berhasil melakukan panen padi Biosalin 1 dan 2 di Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang.
- BRIN akan mengembangkan teknologi budidaya dan penyimpanan padi Biosalin untuk meningkatkan kadar nutrisi padi dan mengurangi stunting di masyarakat.
- Kota Semarang berpotensi sebagai pionir dalam budidaya pangan berkelanjutan dengan komitmen mendukung petani, mengoptimalkan lahan persawahan, dan memanfaatkan varietas padi unggul.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil melakukan panen padi Biosalin 1 dan 2 di Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang, Sabtu (26/10/2024). Keberhasilan penanaman padi di kawasan pesisir ini mendorong BRIN untuk menyiapkan teknologi untuk mengembangkan budidaya dan penyimpanan padi Biosalin ke depannya.
1. BRIN dukung penanaman padi Biosalin

Wakil Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Amarullah Octavian mengatakan, pihaknya akan terus mendampingi program penanaman padi Biosalin di kawasan lahan pesisir.
"Kami mendukung penelitian tentang penanaman padi di atas laut, dengan tujuan untuk meningkatkan kadar nutrisi padi dan mengurangi stunting di masyarakat," ujarnya.
Amarullah juga menyebutkan bahwa BRIN akan menyiapkan teknologi penyimpanan untuk hasil padi, sehingga petani dapat mengantisipasi fluktuasi harga saat panen raya.
“Kami berharap semua upaya ini dapat memberikan keuntungan bagi petani dan memperkuat sektor pertanian di Semarang,” jelasnya.
2. Semarang punya potensi lahan persawahan 400 hektare

Dengan inisiatif ini, BRIN berupaya untuk menjadikan Kota Semarang sebagai pionir dalam budidaya pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, demi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Rencana itu disambut positif oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Perempuan yang akrab disapa Ita ini menyampaikan, bahwa Kota Semarang memiliki potensi lahan persawahan yang cukup luas, khususnya di Kecamatan Tugu, dengan total sekitar 400 hektare.
Dalam upaya mendukung ketahanan pangan, lanjut dia, Pemkot Semarang berkomitmen untuk mengoptimalkan lahan ini melalui penanaman varietas padi unggul, yaitu padi Biosalin.
"Dengan penerapan budidaya padi Biosalin yang tahan terhadap salinitas tinggi, kami berharap dapat memanfaatkan lahan yang saat ini tidak terpakai," ungkapnya.
3. Undip akan tanam padi Biosalin di Jepara

Untuk diketahui, di Kota Semarang terdapat 1.600 hektare sawah yang dapat dikembangkan. Kemudian, demplot padi Biosalin yang dipanen akan dijadikan benih. Kemudian, Universitas Diponegoro (Undip) juga akan melakukan uji coba untuk ditanam di Jepara, dengan harapan menghasilkan sekitar 15 hektare benih yang berkualitas.
"Alhamdulillah, Undip juga mendukung inovasi kami melalui sistem desalinasi, yang mengolah air laut menjadi air bersih untuk kebutuhan pertanian dan minum bagi masyarakat," terang Ita.
Selain itu, Pemkot Semarang berkomitmen untuk mendukung petani dengan penyediaan mesin perontok gabah yang menggunakan bahan bakar petrasol, hasil riset dari BRIN yang memanfaatkan limbah plastik.
"Kami ingin memastikan petani di pesisir bisa mendapatkan kesejahteraan dari hasil pertanian yang mereka lakukan," imbuhnya.
Sementara, keunggulan padi Biosalin sendiri terletak pada produksinya yang tinggi, mampu menghasilkan 6,75 ton per hektare, yang berarti lebih tinggi dari rata-rata produksi nasional. Selanjutnya, program ini akan diarahkan untuk meningkatkan hasil pertanian di pesisir.