Distribusi LPG 3 Kg di Sub Pangkalan di Semarang Kembali Normal

- Distribusi gas melon dari pangkalan ke sub pangkalan di Semarang kembali normal setelah pemerintah mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan.
- Harga jual LPG 3kg di daerah Semarang adalah Rp21 ribu per tabung, dengan pemilik toko sembako dan penjual eceran menerima pengiriman gas melon sebanyak 3 kali dalam seminggu.
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa seluruh pengecer LPG 3kg di Indonesia akan dinaikkan statusnya menjadi sub pangkalan untuk memastikan distribusi LPG bersubsidi tepat sasaran dan harga tetap terjangkau.
Semarang, IDN Times - Distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (Kg) dari pangkalan ke pengecer atau yang saat ini disebut sub pangkalan kembali normal di Kota Semarang. Hal itu usai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyempurnakan tata kelola penjualan gas melon dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan pada, Selasa (4/2/2025).
1. Pengecer LPG 3 kg minta pasokan lancar

Pemilik toko sembako yang juga menjadi sub pangkalan LPG 3kg di daerah Kota Lama, Semarang Utara, Jawa Tengah, Ahmad mengaku, bahwa distribusi gas melon sudah kembali lancar sejak hari Selasa lalu. Pangkalan sudah kembali mengirim ke para sub pangkalan seperti biasa, termasuk ke tokonya.
"Beberapa hari ini, alhamdulillah, sudah lancar," ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (6/2/2025).
Ia mengaku menjual gas melon ke warga dengan harga Rp21 ribu per tabung. Dalam sepekan, Ahmad mendapat kiriman gas melon dari pangkalan sebanyak tiga kali, yakni pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Tiap pengiriman berjumlah 60 tabung gas melon. Itu artinya dalam sepekan, Ahmad mendapat 180 tabung gas melon dari pangkalan.
Bagi Ahmad, apapun rencana pemerintah untuk mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan itu tidak masalah, asalkan ia masih dapat berjualan dan harga LPG 3kg tetap terjangkau, sehingga warga bisa membeli.
2. Setuju disebut sub pangkalan asal barang tidak langka

“Setuju-setuju saja (jadi sub pangkalan) asal barangnya nggak langka lagi dan kita bisa tetap jualan gas seperti biasanya. Kalau kebijakannya baik kita masyarakat pasti mendukung,” tuturnya.
Hal senada juga diucapkan oleh Rumini, seorang penjual LPG 3kg eceran di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara. Menurut perempuan yang sudah lebih dari satu dekade berjualan gas melon itu, saat ini distribusi gas sudah lancar di pangkalan.
"Walau kemarin ada kendala 1-2 hari saja. Sekarang kondisi sudah baik dan normal kembali," katanya, Kamis (6/2/2025).
Rumini mengaku, menjual tabung gas melon seharga Rp21 ribu. Dalam satu pekan, ia menerima satu kali pengiriman gas melon dari pangakalan sebanyak 40 tabung.
3. Pengecer minta harga patokan LPG 3kg

"Kalau bisa pemerintah bisa menerapkan harga patokan yang lebih murah dari itu, dari yang saya jual. Mungkin disamakan seluruh pengecer, biar di rakyat nggak tinggi harganya, karena pemerintah sudah kasih subsidi," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah sedang merancang aturan agar status para pengecer bisa diubah menjadi pangkalan agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang sesuai saat membeli langsung di pangkalan.
Saat meneken aturan itu, Bahlil menyampaikan, bahwa pelarangan dilakukan untuk mencegah permainan harga di level pengecer. Kebijakan tersebut kemudian disempurnakan kembali dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan.
Bahlil mengumumkan bahwa seluruh pengecer LPG 3kg di Indonesia sekitar 375 ribu akan dinaikkan statusnya menjadi sub pangkalan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan distribusi LPG bersubsidi tepat sasaran dan harga tetap terjangkau.