Dukungan Untuk Sukatani, Kritik Adalah Bagian Dari Demokrasi

Semarang, IDN Times - Dukungan terhadap band punk asal Purbalingga, Sukatani yang diduga mendapatkan intimidasi karena lagu "Bayar Bayar Bayar" terus bermunculan termasuk dari Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena. Samuel mengatakan saat ini sudah bukan saatnya lagi kreativitas dibatasi.
1. Kreativitas tak perlu dibatasi dengan cara intimidasi

Pembatasan kreativitas apalagi dengan cara-cara intimidasi menurut Samuel sudah tidak bisa dibenarkan saat ini. "Menurut saya, ini kan suatu proses yang memang sangat baik bahwa masyarakat kemudian memviralkan ya. Karena ini kan pembatasan kreativitas yang seharusnya sudah tidak lagi dilakukan," kata Samuel di sela mengikuti kegiatan "Gebyuran Bustaman" di Semarang, Minggu (23/2/2025).
Menurut dia, masyarakat, terutama generasi muda, memang perlu menyikapi atau mengkritisi segala sesuatu yang tidak benar sebagai bagian dari demokrasi dan tidak boleh kemudian dibatasi dalam berekspresi
"Bahwasanya kemudian masyarakat, bukan hanya generasi muda menyikapi hal ini dengan berbagai cara, itu menurut saya hal yang sangat positif. Ya, karena egaliter itu adalah prinsip dari demokrasi," katanya melansir dari Antara.
2. Kritik boleh saja asalkan membangun

Sebelumnya Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dimas Prasetyahani juga menyampaikan berkesenian di bidang seni musik dan menyampaikan kritik boleh saja asalkan kritikannya membangun.
"Kalau kami pribadi untuk bersenimannya, untuk di bidang seninya tentunya kami mendukung. Tapi kalau terkait kritik dan lain-lainnya, kami tidak bisa sedalam itu ya karena itu hak masing-masing orang untuk mengkritisi instansi ataupun lembaga pemerintahan yang ada," katanya usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Jadi Ke-454 Kabupaten Banyumas di Alun-Alun Purwokerto, Banyumas, Sabtu (22/2/2025).
Terkait dengan persoalan yang dihadapi grup band Sukatani atas lagu berjudul Bayar Bayar Bayar yang bernuansa kritik sosial, dia mengatakan sebenarnya kritik itu boleh saja diberikan namun sebagai anak muda harus tetap teguh dengan tata krama.
3. Jangan sampai ada pembungkaman masyarakat yang kritis

Menurut dia, hal itu disebabkan budaya bangsa Indonesia merupakan budaya ketimuran yang perlu mengutamakan sopan santun, sehingga kritik tersebut betul-betul berefek positif dan membangun.
Kendati demikian, dia mengakui dari sisi bahasa dan sebagainya, perspektif setiap orang pasti dalam menanggapi kritik tersebut berbeda-beda karena tidak menutup kemungkinan ada yang mengatakannya kasar atau tidak kasar dan sebagainya.
"Tetapi menurut kami ya selama kritik itu membangun, ya sah-sah saja, sehingga jangan sampai membungkam masyarakat yang kritis terhadap kelembagaan maupun instansi yang ada di negara ini," kata pria kelahiran 1995 itu menegaskan.
4. Wabup sebut bakal memberikan perlindungan terhadap seluruh warga Purbalingga

Disinggung mengenai kemungkinan Pemerintah Kabupaten Purbalingga memberikan perlindungan kepada personel Sukatani yang merupakan warga setempat, dia mengatakan jika sekiranya ada yang mengancam atau mengintimidasi warga Purbalingga, pihaknya akan menyikapi dengan baik dan melindungi masyarakat Purbalingga.
Terkait dengan vokalis Sukatani yang dikabarkan dipecat dari tempatnya mengajar di salah satu sekolah dasar Purbalingga, dia mengaku belum mendalami kabar tersebut.
"Saya belum mendalami itu. Mungkin nanti saya dalami dulu ya, saya belum bisa berkomentar lebih banyak," kata Wabup.
5. Profil Sukatani

Band Sukatani, grup musik bergenre punk asal Purbalingga, yang beranggotakan gitaris Muhammad Syifa Al Lufti bersama vokalis Novi Citra Indriyati. Sukatani menjadi perbincangan setelah menarik lagu mereka berjudul “Bayar Bayar Bayar” dari semua platform pemutar musik, lagu tersebut belakangan menjadi simbol perlawanan karena isi liriknya yang tajam mengkritik institusi kepolisian.
Penarikan lagu tersebut juga diikuti dengan permintaan maaf band Sukatani ke Kapolri dan institusi kepolisian melalui unggahan di media sosial Instagram resmi, @sukatani.band pada Kamis, (20/2/2025).
Band yang selalu tampil mengenakan topeng saat berada di atas panggung tersebut juga muncul tanpa mengenakan topeng saat ucapan permintaan maaf.
Sukatani merupakan grup band bergenre punk yang terdiri dari Muhammad Syifa Al Lufti atau dikenal dengan nama panggung Alectroguy sebagai gitaris dan Novi Citra Indriyati sebagai vokalis dengan nama panggung Ovi atau Twister Angel.
Sukatani terbentuk di Purbalingga pada awal Oktober 2022. Nama Sukatani sendiri diambil dari sebuah desa yang dikenal asri dan makmur, mencerminkan nilai-nilai yang ingin diwujudkan dalam karya-karya mereka.
Grup ini baru merilis satu album musik yang berjudul Gelap Gempita pada 24 Juli 2023. Album tersebut berisi delapan lagu, namun setelah lagu Bayar Bayar Bayar ditarik , kini hanya ada tujuh lagu. Diantaranya: Sukatani, Semakin Tua Semakin Punk, Tanam Kemandirian, Alas Wirasaba, Realitas Konsumerisme, Jangan Bicara Solidaritas, dan Gelap Gempita.