Harga Cabai di Jateng Mahal Gegara Banyak Lahan Puso

Semarang, IDN Times - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah menyatakan lonjakan harga cabai yang tak terkendali belakangan ini lantaran disebabkan permintaan masyarakat yang meningkat.
Namun seiring banyaknya permintaan dari masyarakat itu tidak bisa diimbangi dari ketersediaan stok akibat banyaknya lahan yang gagal panen alias puso.
1. Disperindag: Memang kebutuhannya luar biasa

Plt Kepala Disperindag Jawa Tengah, Sakina Roselasari mengatakan pihaknya pun tak memungkiri bahwa naiknya harga cabai salah satunya disebabkan banyak tanaman cabai yang membusuk.
"Maka mulai Ramadan kali ini memang kebutuhannya luar biasa. Cuaca tidak mendukung. Beberapa daerah mengalami cabainya busuk. Dan juga kendala transportasi," kata Sakina kepada IDN Times, Senin (3/3/2025).
2. Penanaman cabai di pekarangan rumah belum bisa dipanen

Sakina menuturkan tambahan ketersediaan stok cabai yang dihasilkan dari program penanaman cabai di pekarangan rumah juga belum membuahkan hasil. Sebab di sejumlah daerah tanaman cabai yang ditanam di pekarangan belum bisa dipanen.
Temuan tersebut ia dapatkan dari hasil laporan sejumlah pemerintah kabupaten/kota yang sedang menggalakkan penanaman cabai di pekarangan rumah.
"Beberapa bulan lalu, beberapa daerah menyampaikan ada penanaman cabai di pekarangan itu belum panen. Itu baru cabai kecil kecil, masih belum siap panen. Tapi memang kami akui (harganya) ada kemungkinan merangkak ya. Karena permintaan luar biasa. Tapi kami berusaha dengan menjaga stok," urainya.
3. Ada lima daerah dengan harga cabai tertinggi

Sebagai upaya menstabilkan harga cabai, pihaknya akan berusaha koordinasi dengan tiap pemda guna melakukan distribusi silang yang mana cabai dengan harga rendah bisa dikirimkan ke daerah yang punya kondisi harga tertinggi.
Berdasarkan data yang diterima Disperindag Jateng terdapat lima kabupaten yang memiliki harga cabai tertinggi. Di antaranya Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Pati.
"Di data kami ada lima kabupaten kota yang harganya (cabai) tertinggi. Kemudian lima kabupaten kota terendah. Tapi lima kabupaten tertinggi menyampaikan kendala strategi yang dilakukan. Kabupaten kota berkoordinasi harganya lebih rendah itu bisa dikirim ke daerah harga tinggi. Untuk harga cabai tertinggi di Wonosobo," ungkapnya.
Untuk persiapan Ramadan, pihaknya rutin menggelar rapat pantauan 13 bahan pokok penting (bapokting) bersama seluruh 35 kabupaten/kota.
Selain cabai, dalam kurun waktu bersamaan lonjakan harga juga terjadi pada telur, minyak goreng dan beras. "Hasil rapat Jumat kemarin dari kabupaten kota menyampaikan bahwa stok terjaga namun memang harga naik seiring kebutuhan meningkat menjelang Ramadan," tandasnya.


















