Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hidupkan Kembali Sanggar Tari di Semarang Pakai Bansos RT Rp25 Juta

sanggar tari, menari
Belasan anak perempuan dengan suka cita mengikuti latihan menari di sanggar tari Trisna Budaya yang berada di lapangan di wilayah RT 02, RW IV, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. (IDN Times/bt/Anggun)
Intinya sih...
  • Sanggar tari di Semarang kembali hidup dengan bantuan bansos RT Rp25 juta
  • Alunan gambang kini terdengar lagi di lapangan wilayah RT 02, RW IV, Kelurahan Krapyak
  • Belasan anak perempuan dengan suka cita mengikuti latihan menari di sanggar tersebut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times – Alunan gambang yang tengah mengiringi penari kini terdengar lagi di sebuah sanggar tari yang berada di lapangan di wilayah RT 02, RW IV, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Belasan anak perempuan dengan suka cita mengikuti latihan menari di sana. 

1. Sempat mati suri puluhan tahun

sanggar tari, menari
Belasan anak perempuan dengan suka cita mengikuti latihan menari di sanggar tari Trisna Budaya yang berada di lapangan di wilayah RT 02, RW IV, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. (IDN Times/bt/Anggun)

Aktivitas tersebut kembali hidup setelah puluhan tahun mati suri. Hal itu karena didukung Pemerintah Kota Semarang melalui program bantuan operasional RT sebesar Rp25 juta per tahun. RT dan RW setempat berinisiatif menghidupkan kembali Sanggar Trisna Budaya yang merupakan budaya lokal di permukiman tersebut yang pernah populer pada tahun 1970-an.

Ketua RW IV Kelurahan Krapyak, Tri Subekso mengatakan, bahwa sanggar ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangan kesenian di wilayahnya.

"Sanggar Trisna Budaya sudah ada sejak era 70-an dengan pementasan wayang orang. Lalu vakum cukup lama. Namun, semangat pendahulu kami memantik generasi sekarang untuk menghidupkannya kembali," ungkapnya, Senin (25/8/2025).

2. Jaga denyut nadi kebudayaan di kampung

sanggar tari, menari
Belasan anak perempuan dengan suka cita mengikuti latihan menari di sanggar tari Trisna Budaya yang berada di lapangan di wilayah RT 02, RW IV, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. (IDN Times/bt/Anggun)

Menurut Tri, keberadaan sanggar ini penting sebagai wadah bagi warga, khususnya anak-anak dan remaja untuk menyalurkan bakat seni serta menjaga denyut nadi kebudayaan di kampung. Saat pembukaan sanggar kembali, tercatat 25 anak mengikuti latihan tari.

Pemanfaatan bantuan operasional RT untuk menghidupi Sanggar Trisna Budaya itu juga disepakati seluruh warga. Ketua RT 02 RW IV Krapyak, Lilik Supramono menyampaikan, pemanfaatan dana Rp25 juta ini merupakan hasil rembuk warga.

"Kami memutuskan menggunakan dana operasional RT untuk pelatihan tari. Ini sekaligus menjawab impian Pak RW agar sanggar budaya dihidupkan kembali setelah lama vakum," tuturnya.

3. Anak-anak punya kesibukan yang positif

sanggar tari, menari
Belasan anak perempuan dengan suka cita mengikuti latihan menari di sanggar tari Trisna Budaya yang berada di lapangan di wilayah RT 02, RW IV, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. (IDN Times/bt/Anggun)

Ia menambahkan, kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga karena memberi alternatif aktivitas bagi anak-anak di luar sekolah dan gadget.

"Warga sangat setuju, karena kegiatan ini membantu anak-anak punya kesibukan yang positif sekaligus melestarikan budaya. Kami berterima kasih kepada Ibu Wali Kota yang telah memberikan program ini," imbuhnya.

Dengan dana program tersebut, warga Krapyak berharap sanggar budaya dapat menjadi pusat kegiatan seni sekaligus menjaga warisan budaya lokal. Bahkan, mereka menargetkan karya anak-anak sanggar bisa ditampilkan dalam agenda budaya Grebek Subali di akhir tahun 2025 ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us