Jokowi Targetkan Tanggul Tambak Lorok Semarang Rampung Agustus 2024

Semarang, IDN Times - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menargetkan pembangunan tanggul laut di Tambak Lorok, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang rampung pada Agustus 2024. Saat ini pembangunan infrastruktur untuk menangani banjir rob di Pesisir Utara itu mencapai 85 persen.
1. Tahan rob hingga 30 tahun

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerjakan proyek tanggul untuk menahan banjir dan rob di area sepanjang 3,6 kilometer. Adapun, lokasi proyek tanggul laut ini terletak di kawasan Kampung Nelayan Tambak Lorok.
Jokowi mengatakan, proyek yang menelan anggaran sebesar Rp386 miliar ini diharapkan mampu menangani dan mencegah luapan air laut ke wilayah pesisir. Pihaknya juga berharap infrastruktur tersebut mampu bertahan dalam jangka panjang dan menjadi percontohan untuk wilayah lain dalam menangani atau mengendalikan banjir rob.
“Saya kira dalam jangka 30 tahun, minimal bisa menahan rob. Akan selesai bulan Agustus 2024. Ini nanti kalau baik, penataan kampung nelayan baik, nanti bisa direplikasi, bisa dicopy (dicontoh-red) daerah lain. Paling nggak ada contoh dulu,” jelasnya saat kunjungan di lokasi proyek tanggul laut, Senin (17/6/2024).
Sementara, hingga sekarang proyek yang dibangun di area seluas 56 hektare itu sudah mencapai 85 persen. Selain pembangunan tanggul, di area tersebut terdapat juga rumah pompa untuk memaksimalkan pengendalian banjir di wilayah pesisir.
2. Bangun rumah pompa berkapasitas 3x500 liter

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjelaskan, pembangunan bendung tanggul sepanjang 3,6 kilometer itu merupakan tahap pertama untuk menangani banjir rob di pesisir.
‘’Tahap pertama ini sudah nutup semua. Kita sudah bikin tanggul dari pelabuhan terus sampe sini sepanjang 3,6 kilometer. Harapannya, tidak ada lagi rob masuk ke Tambak Lorok. Lalu, nanti air kemana kalau ada hujan? Ada kolam tampungan. Ada dua kolam, yakni 8 hektare dan 12 hektare,’’ jelasnya.
Selain itu, Kementerian PUPR juga membangun rumah pompa dengan kapasitas 3x500 liter per detik.
‘’Memang progres sudah berjalan mencapai 85 persen. Namun, ada kendala pembebasan lahan yang saat ini terus diupayakan oleh Pemkot Semarang. Kalau kolaborasi berjalan, harapannya selesai Agustus,” terangnya.
3. Percontohan untuk daerah lain

Sebagai proyek strategi nasional (PSN), tanggul laut diharapkan bisa menjadi percontohan daerah lain. Untuk Kota Semarang, juga sudah punya beberapa polder untuk penanganan kawasan pesisir. Kendati demikian, memang masih membutuhkan tenaga pompa untuk mengontrol luapan air mengingat wilayah dekat pantai.
“Kunci hanya satu, pompa. Ya, karena daerah pantai. Semua yang mengalir ke pantai, pompa. Banjir di pantura karena pompa kurang mampu. Akan kita perbesar tahun ini,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti yang hadir dalam peninjauan menyampaikan, dengan adanya proyek ini bisa menjadi solusi penanganan rob di wilayah pesisir. Selain pembangunan tanggul laut, adapula dinding pemecah gelombang air laut.
“Kan ada juga tanggul pemecah gelombang, sehingga nanti jika ada angin barat, air itu tidak akan masuk ke dalam teluknya yang ada di Tambaklorok. Kami sekali lagi matur nuwun kepada bapak Presiden dan juga bapak Menteri PUPR yang sudah berkenan rawuh dan meninjau proyek. Ini juga jadi salah satu upaya pencegahan rob dan banjir di Kota Semarang,” imbuhnya.