MBG Purworejo Habiskan Dana Rp30 Juta Per Hari, Ini Variasi Menunya

- Menu MBG Purworejo beragam, termasuk nuget, ayam goreng, dan telur.
- Siswa sering meminta menu ayam geprek, namun tidak selalu disetujui.
- MBG Purworejo menghabiskan Rp30 juta per hari, dengan kendala teknis di tiap kecamatan.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Purworejo menyatakan pelaksanaan kegiatan makan bergizi gratis (MBG) telah menyasar 55.000 siswa sekolah sebagai penerima manfaat.
Namun dari total target awal pembentukan dapur SPPG sebanyak 72 titik, Pemkab Purworejo mencatat baru ada 9 dapur SPPG yang sudah dibangun di sejumlah kecamatan maupun kelurahan.
1. Menu MBG Purworejo ada nuget, ayam goreng kadang telur

Asisten Bidang Pemerintahan Biro Setda Pemkab Purworejo, Jainudin mengatakan banyak siswa sekolah penerima manfaat MBG yang mendapatkan variasi menu saban hari.
Menurut Jainudin, lauk pauk yang disajikan untuk kegiatan MBG tetap diupayakan mengandung kadar protein yang mencukupi yang dikombinasikan dengan sayuran berserat dan nasi putih sebagai tambahan karbohidrat.
"Kami yang juga masuk sebagai satgas percepatan MBG di Purworejo memang selalu menekankan pentingnya menghadirkan lauk kaya serat, banyak protein hewani, nabati yang penting ada telurnya. Jadi, kalau dibreakdown, menunya selalu ada lauk ayam goreng, kadang telur, kadang ada nuget," tutur Jainudin kepada IDN Times, Selasa (7/10/2025).
2. Siswa sering request geprek

Kendati demikian pihaknya tak memungkiri terdapat siswa yang mengajukan request untuk sajian menu MBG di sekolahnya.
Ia mengatakan request dari siswa tidak selalu disetujui. Namun ada juga yang telah diizinkan oleh pengelola dapur SPPG.
"Yang paling sering direquest siswa itu lauknya ya ayam geprek. Mungkin mereka merasa biar gak bosan," akunya.
3. MBG Purworejo habiskan Rp30 juta per hari

Lebih lanjut pihaknya menyampaikan pelaksanaan MBG di Purworejo yang telah berjalan selama ini telah menghabiskan alokasi dana sekitar Rp30 juta per hari. Sedangkan kalau diestimasikan dalam sebulan, anggaran yang digunakan untuk MBG Purworejo sebanyak Rp900 juta.
"Perkiraan kami memakai dana untuk kegiatan MBG itu ya Rp30 juta sehari. Kalau sebulan bisa habis Rp900 jutaan," tuturnya.
Selama berjalannya kegiatan MBG, katanya Pemkab Purworejo kerap menemui kendala teknis di tiap kecamatan. Biasanya Pemkab Purworejo menemukan laporan adanya mitra calon SPPG yang tak kunjung lolos verifikasi dari BGN.
"Kendala-kendalanya umumnya seperti mitra calon SPPG tidak segera lolos verifikasi BGN," ujarnya.
4. Kepala BGN: Pak Luthfi telepon saya untuk rapat koordinasi

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memuji Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mengawal program MBG.
Menurutnya, Jawa Tengah menjadi provinsi terbaik dan paling progresif dalam penyelenggaraan program nasional pemenuhan gizi tersebut.
“Pak Gubernur Ahmad Luthfi ini luar biasa. Beliau yang langsung menelepon saya, minta agar kita segera rapat koordinasi bersama seluruh kepala daerah, supaya program MBG ini aman, higienis, dan berkelanjutan,” ujar Dadan usai Rakor MBG dan SPPG di GOR Jatidiri Semarang, Senin kemarin.
5. Industri pangan lokal ikut tumbuh

Dadan menjelaskan, inisiatif Ahmad Luthfi untuk mempertemukan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, menjadi contoh sinergi yang efektif.
Ia menyebut, capaian Jawa Tengah dalam pelaksanaan MBG juga paling tinggi secara nasional. Dari total 10.000 lebih SPPG di 38 provinsi, Jawa Tengah telah mengoperasikan 1.596 SPPG, atau sekitar 50 persen dari targetnya.
Menurut Dadan, pelaksanaan program MBG di Jawa Tengah tidak hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga dalam aspek manajemen dan pengawasan pangan.
Selain memberikan manfaat gizi, Dadan menilai program MBG juga berdampak besar terhadap perekonomian daerah.
“Efeknya luar biasa, industri pangan lokal ikut tumbuh dari pemasok sayur, beras, sampai produsen susu dan food tray,” jelasnya.
Menurut dia, suksesnya pelaksanaan MBG di Jawa Tengah menjadi contoh bagaimana program gizi nasional bisa dijalankan dengan komitmen kuat di daerah.
“Kita lakukan langkah koordinasi mulai dari Jawa Tengah. Ini inisiatornya luar biasa dari Gubernur Jawa Tengah, dan akan kita lanjutkan ke provinsi lain,” tutur Dadan.