Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik.com

Sebagai salah satu negara langganan banjir saat memasuki musim penghujan, Indonesia patut waspada dengan penyakit leptospirosis. Meski jarang diketahui, penyakit penyerta banjir ini biasanya menyerang daerah tropis dan subtropis.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2019 menunjukkan sebanyak 920 kasus leptospirosis terjadi di Indonesia dengan 122 kematian. Kasus ini pun tercatat terjadi di sembilan provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Utara. Bahkan, morbiditas tahunan leptospirosis di Indonesia mencapai angka 39,2 per 100 ribu orang.

Adapun penyebaran penyakit leptospirosis ditularkan melalui bakteri dari hewan, seperti tikus, babi, anjing, kuda, dan sapi. Sebagai langkah pencegahan, yuk simak informasi seputar penyakit leptospirosis di bawah ini.

1. Penyebab penyakit leptospirosis

freepik.com

Bakteri Leptospira interrogans yang dikandung oleh hewan merupakan penyebab utama penyakit leptospirosis. Tanpa menimbulkan gejala, bakteri ini dapat tinggal di ginjal hewan hingga bertahun-tahun. 

Bakteri ini sewaktu-waktu keluar bersama urin sehingga mencemari air dan tanah. Selanjutnya, bakteri Leptospira dapat bertahan di air dan tanah yang terkontaminasi ini dalam hitungan bulan maupun tahun.

Sementara itu, penularan penyakit leptospirosis pada manusia bersumber dari    

  • Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan yang terinfeksi.
  • Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang tercemar urine hewan yang terinfeksi.
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi.

Melalui kontak ini, bakteri Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, seperti luka lecet dan luka robek, selaput lendir, indra dan saluran pencernaan.

2. Gejala penyakit leptospirosis

Editorial Team

Tonton lebih seru di