Menkes dan Pemprov Jateng Luncurkan Aplikasi Deteksi TBC

- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meluncurkan aplikasi Paijo-GR untuk skrining awal TBC dan gangguan kejiwaan di Alila Hotel.
- Menkes menekankan pentingnya skrining dini TBC karena penularannya cepat seperti virus Covid, dengan harapan menemukan kasus baru sebelum terlambat.
- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar menyatakan tujuan peluncuran aplikasi ini adalah membangun kesadaran masyarakat akan deteksi dini TBC dan kesehatan jiwa.
Surakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tenagh meluncurkan aplikasi skrining awal Tuberkulosis (TBC) dan gangguan kejiwaan, melalui aplikasi “Paijo-GR” di Alila Hotel, Minggu (8/12/2024). Aplikasi tersebut merupakan upaya deteksi dini penemuan kasus baru TBC.
1. Aplikasi deteksi dini TBC

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan skrining dini sangat penting dilakukan. Terlebih penularan TBC sangat cepeat sepeti virus Covid. Menkes juga menyambut baik peluncuran skrining mandiri TBC yang diinisiasi oleh Pemprov Jateng.
"Semua skrining itu penting, karena menjaga masyarakat kita tetap sehat jauh lebih murah dan kualitas hidup jauh lebih baik dibandingkan kita mengobati pada saat mereka terlambat, sudah sakit," kata Menkes.
Menkes menambahkan, penyakit tuberkulosis atau TBC gampang diobati jika kasusnya sudah ditemukan.
2. Banyak penderita TBC belum terdeteksi

Lebih lanjut, Menkes mengatakan total ada 500.000 kasus yang sudah diobati, ini baru setengah estimasi penderita TBC dari data WHO yakni satu juga penderita.
"Jadi bayangin yang 500.000 yang lain nggak ditemukan. Oleh karena itu langkah pertama ditemukan dulu," kata Menkes.
Namun ia mengaku jika tahun lalu temuan sudah naik menjadi 840.000 kasus. "Tahun ini saya harapkan bisa 900.000, karena kalau dia ditemukan, bisa kita kasih obatnya dan bisa sembuh," pungkas Menkes.
3. Aplikasi Paijo-GR

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengatakan peluncuran aplikasi ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarat akan deteksi dini TBC dan kesehatan jiwa. Aplikasi Paijo-GR ini ditautkan dengan aplikasi milik Kemenkes RI.
"Ini untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa skrining ini penting, karena TBC itu kadang orang malu kena, gejala mungkin dia nggak merasa bergejala," katanya.
Bedasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, estimasi kasus TBC di Jateng sebanyak 96.917 kasus, dari jumlah tersebut 86.111 kasus sudah ditemukan dan diobati.
Paijo-GR atau Peningkatan Akses Layanan dan Informasi Kesehatan Jateng Online dengan Gotong Royong, dapat diunduh secara gratis pada telepon pintar berbasis android. Aplikasi itu telah diluncurkan di tengah masa pandemi Covid-19.