Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Merawat Waktu, Menjaga Bumi: Dampak Ganda AZKO bagi Desentralisasi Kota

Suasana toko AZKO Ngaliyan di Kota Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Suasana toko AZKO Ngaliyan di Kota Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Intinya sih...
  • Keberadaan AZKO di Ngaliyan memangkas biaya dan waktu bagi warga, mengurangi beban lalu lintas, dan menciptakan sub-pusat ekonomi baru di daerah barat pinggiran kota.
  • AZKO bertransformasi menjadi Home Life Improvement Partner dengan kurasi produk yang menyentuh sisi emosional dan fungsional hunian modern serta inklusif terhadap difabel.
  • Manajemen AZKO menerapkan kebijakan perekrutan agresif terhadap tenaga kerja lokal, memberikan dampak ganda positif bagi masyarakat sekitar dan edukasi mengenai gaya hidup ramah lingkungan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Matahari baru saja beranjak naik menyinari kawasan Ngaliyan, Semarang Barat, Kamis (27/11/2025) pagi. Di tengah deru kendaraan yang memadati Jalan Prof Hamka Ngaliyan Kota Semarang, Fanny, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di pinggiran kecamatan tersebut, melangkah ringan memasuki toko yang didominasi warna merah dan putih.

Perempuan berusia 40 tahun itu tidak sedang memburu barang mewah, melainkan mencari solusi sederhana untuk masalah rumah tangganya.

“Eh iya, ini mau beli kosek (sikat) toilet, alat kebersihan. Kebetulan saya mengikuti Instagram AZKO. Kok ada opening tiga hari lagi di Ngaliyan, pas hari ini buka, saya langsung ke sini,” ujarnya sembari tertawa renyah saat ditemui IDN Times di lorong AZKO Ngaliyan yang baru saja diresmikan hari itu.

Bagi Fanny, kehadiran toko ritel modern tersebut tidak sekadar soal urusan berbelanja, melainkan juga bagian dari efisiensi waktu. Sebelumnya, ia harus menempuh perjalanan jauh ke AZKO di Jalan Siliwangi Semarang--rute yang memakan waktu dan bahan bakar--hanya untuk mendapatkan perlengkapan rumah tangga yang ia percayai kualitasnya.

“Dulu kalau mau beli barang rumah tangga yang lengkap, saya harus jauh-jauh ke AZKO Siliwangi. Sekarang cukup di sini, dekat sekali dengan rumah. Kalau soal harga, sebanding sama kualitas sih, lebih awet,” tambahnya.

Memangkas Biaya, Menumbuhkan Ekonomi

Pengunjung, Fanny (40) saat memilih barang di toko AZKO Ngaliyan di Kota Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Pengunjung, Fanny (40) saat memilih barang di toko AZKO Ngaliyan di Kota Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)

Kehadiran AZKO di Ngaliyan memangkas "biaya kemacetan" yang selama ini membebani warga setempat, seperti apa yang dialami Fanny. Tanpa pusat perbelanjaan yang memadai di pinggiran Kota Semarang, warga harus membuang waktu, membeli bahan bakar, dan menyumbang emisi karbon untuk menuju pusat kota seperti kawasan Simpang Lima atau Jalan Pemuda demi membeli kebutuhan sekunder.

Dengan mendekatkan layanan, AZKO secara tidak langsung berkontribusi mengurangi beban lalu lintas di koridor utama Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah dan menciptakan subpusat ekonomi baru di daerah barat pinggiran kota.

Ngaliyan, yang dulunya dianggap sebagai kawasan pinggiran sepi, kini sudah bermetamorfosis menjadi mesin ekonomi baru (economic engine) bagi Kota Semarang. Pembangunan infrastruktur jalan, perumahan, hingga kawasan industri mengubah demografi wilayah tersebut menjadi lebih padat dan dinamis.

Keputusan PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk untuk membuka gerai kelimanya di Kota Semarang—tepatnya di Ngaliyan—merupakan respons strategis terhadap fenomena urban fringe atau perkembangan kawasan tepian kota.

Seperti diketahui, kawasan Semarang Barat sudah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Keluarga muda, profesional, dan kelas menengah aspiratif mulai bergeser dari pusat kota yang padat, memilih ke area seperti Ngaliyan yang menawarkan hunian lebih lega.

“Semarang Barat, khususnya Ngaliyan, menunjukkan pertumbuhan properti dan ekonomi yang sangat bagus,” kata Sales Operations Director AZKO, Rinekso Widyanto.

Ia menambahkan, ekosistem bisnis di Ngaliyan yang sudah terbentuk menjadi salah satu pertimbangan utama perusahaannya meluaskan pangsa pasar.

“Ini adalah komitmen kami untuk mendekatkan diri ke pelanggan, merespons kebutuhan masyarakat yang makin kritis dan aspiratif. Di mana ada properti, di situ ada potensi pasar. Segmen kami adalah middle-up untuk pasar Ngaliyan ini,“ ujarnya.

Sebagai informasi, gerai AZKO di Ngaliyan merupakan toko kelima di Semarang dan yang ke-260 di seluruh Indonesia.

Anto, sapaan akrab Rinekso Widyanto menyebutkan, pertimbangan bisnis AZKO selalu berjalan beriringan dengan analisis dampak lingkungan dan sosial. Kehadiran mereka dapat mengurangi beban lalu lintas ke pusat kota, karena warga Ngaliyan tidak perlu lagi berkendara jauh ke Simpang Lima atau kawasan Jalan Pemuda Semarang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Kondisi itu merupakan bentuk desentralisasi layanan yang secara teoritis mengurangi emisi karbon kota secara agregat.

Evolusi Teknologi dan Inklusivitas

Pengunjung, Meta (kanan) saat melihat perlengkapan rumah tangga di AZKO Ngaliyan Kota Semarang. (IDN TImes/Dhana Kencana)
Pengunjung, Meta (kanan) saat melihat perlengkapan rumah tangga di AZKO Ngaliyan Kota Semarang. (IDN TImes/Dhana Kencana)

Saat IDN Times menyusuri lorong toko seluas 1.518 meter persegi itu, pengunjung seolah diajak menyelami evolusi teknologi rumah tangga. AZKO berevolusi dari sekadar penyedia perkakas menjadi Home Life Improvement Partner. Transformasi itu terlihat dari kurasi produk yang menyentuh sisi emosional dan fungsional hunian modern.

Di satu sudut, Smart Kitchen series KLAZ menawarkan impian dapur futuristik yang efisien. Di sudut lain, STORA menghadirkan solusi penyimpanan (storage) yang menjawab masalah klasik hunian minimalis. 

Tidak ketinggalan, jenama legendaris seperti KRISBOW dan KRIS masih menjadi andalan bagi bapak-bapak pegiat do-it-yourself (DIY). Sementara itu, SYNC by KRISBOW menunjukkan adaptasi AZKO terhadap era Internet of Things (IoT).

“Kami ingin memberikan inspirasi dan inovasi produk buat masyarakat,” imbuh Anto.

Namun, di balik kemegahan rak barang, terdapat nilai inklusivitas yang jarang disorot banyak mata. Meta, seorang pengunjung difabel, memberikan perspektif menarik mengenai bagaimana ritel modern tersebut melayani semua lapisan masyarakat. Lorong yang lebar dan penataan rak yang rapi di AZKO Ngaliyan memudahkan akses bagi difabel, pengguna kursi roda, maupun lansia.

“Sebelumnya kalau belanja, saya sering ke AZKO cabang Queen City di Jalan Pemuda Semarang. Sekarang sudah tidak perlu lagi ke kota. Pelayanannya ramah, stafnya sangat membantu,” aku Meta usai berinteraksi dengan staf dengan nyaman.

Interaksi tersebut menyiratkan pentingnya akses yang merata. Desain toko AZKO Ngaliyan serta fitur omni-channel seperti Scan & Shop memungkinkan pengalaman berbelanja yang inklusif tanpa mengorbankan sisi kemanusiaan bagi pelanggan dengan beragam latar belakang.

Dampak Ganda Lokal

Keberhasilan investasi tidak hanya diukur dari profit perusahaan semata, melainkan juga dari dampak gandanya (multiplier effect) terhadap masyarakat. Manajemen AZKO menerapkan kebijakan perekrutan agresif terhadap tenaga kerja lokal.

“Adik-adik yang kerja di sini 95 persen adalah putra-putri daerah. Kalau sekitar Ngaliyan hampir 100 persen. Ini wujud komitmen kami untuk ikut andil menekan angka pengangguran,” klaim Anto.

Angga, karyawan asli Ngaliyan, memvalidasi hal tersebut. Baginya, bekerja dekat dengan rumah adalah kemewahan yang meningkatkan kualitas hidup.

“Senang bisa bekerja di sini. Kebanyakan yang bekerja di sini memang dari Ngaliyan,” ujarnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Mohamad Waluyo Sejati, menilai kehadiran ritel modern itu melengkapi ekosistem ekonomi wilayahnya.

“Ini menjadi penanda makin lengkapnya ekosistem layanan. Kehadiran AZKO membawa dampak positif bagi pemerataan ekonomi dan memberikan manfaat untuk sekitar,” tuturnya.

Pengunjung melihat dan berkonsultasi perlengkapan rumah tangga di AZKO Ngaliyan Kota Semarang. (IDN TImes/Dhana Kencana)
Pengunjung melihat dan berkonsultasi perlengkapan rumah tangga di AZKO Ngaliyan Kota Semarang. (IDN TImes/Dhana Kencana)

Di tengah ingar-bingar pembukaan toko, AZKO ikut menyerahkan bantuan kepada SD Ngaliyan 05 melalui program AZKO Berbagi Cahaya. Kepala Sekolah SD Ngaliyan 05, Arifah Kusnawati, menyambut haru bantuan berupa alat kebersihan dan lampu LED hemat energi tersebut.

Bantuan tersebut memiliki dua dimensi solusi. Pertama untuk efisiensi biaya listrik sekolah berkat pemberian lampu LED hemat energi dengan luments (tingkat kecerahan) tinggi, serta peningkatan konsentrasi belajar bagi 130 siswa berkah pencahayaan yang lebih baik dari lampu tersebut.

“Kebetulan sekolah kami kecil, jadi bantuan ini sangat pas. Kami membutuhkan alat kebersihan dan lampu untuk ruangan yang agak gelap,” ujar Arifah. 

Kendati membawa manfaat ekonomi dan sosial, pembangunan di kawasan penyangga seperti Ngaliyan bukan tanpa risiko. Laporan analisis tata kota Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam laman resminya memperingatkan bahwa ekspansi ritel di urban fringe, jika tidak dikelola hati-hati, berisiko mengurangi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan menambah beban drainase, mengingat posisi Ngaliyan di dataran tinggi. Jika drainase buruk, risiko limpasan air (run-off) ke Semarang bawah akan meningkat.

Menjawab tantangan tersebut, Anto menekankan jika AZKO tidak hanya fokus pada penjualan, tetapi juga edukasi mengenai gaya hidup ramah lingkungan. Menurutnya, produk-produk yang mereka jual, seperti lampu hemat energi dan peralatan rumah tangga yang efisien merupakan bagian dari mitigasi dampak lingkungan di level rumah tangga. 

Ke depan, Anto membocorkan rencana ekspansi AZKO ke kota-kota lapis kedua di Jawa Tengah seperti Pati, Jepara, hingga Pemalang.

“Kami melihat potensi infrastruktur yang meningkat di Jawa Tengah. Di mana ada properti tumbuh, di situ ada kebutuhan home improvement,” katanya menutup pembicaraan dengan IDN Times.

Tiga puluh tahun perjalanan AZKO menjadi cermin evolusi masyarakat Indonesia dan Kota Semarang, yang bergerak dari sekadar memenuhi kebutuhan dasar menuju pemenuhan gaya hidup berkualitas, efisien, dan peduli sesama. Di Ngaliyan, narasi tersebut menemukan bentuk fisiknya yang terbaru dari keberadaan AZKO.

Infografik: Perjalanan 30 Tahun AZKO: Dari Lisensi Menuju Kemandirian. (IDN Times/Dhana Kencana)
Infografik: Perjalanan 30 Tahun AZKO: Dari Lisensi Menuju Kemandirian. (IDN Times/Dhana Kencana)
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Lima Orang Santriwati di Blora Meninggal Hanyut di Sungai Lusi

12 Des 2025, 22:26 WIBNews