Pengembang Perumahan di Jateng Sesalkan Kuota Rumah Bersubsidi Turun

- Kebutuhan rumah tinggi di Jawa Tengah disesalkan karena penurunan kuota rumah subsidi pada 2024
- Ketua Forum Komunikasi Developer Jawa Tengah menyatakan kebutuhan hunian meningkat, namun kuota rumah subsidi menurun
- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah setuju untuk menambah jumlah kuota rumah bersubsidi dan meminta tambahan alokasi sebanyak 9 ribu unit
Semarang, IDN Times - Pengembang perumahan di Jawa Tengah menyesalkan penurunan kuota rumah bersubsidi pada tahun 2024 ini. Padahal minat masyarakat untuk memiliki rumah sangat tinggi.
1. Kuota turun dibanding tahun 2023

Ketua Forum Komunikasi Developer Jawa Tengah, Sugiyatno mengatakan, kebutuhan hunian bagi masyarakat mengalami peningkatan. Apalagi, adanya pertumbuhan kawasan industri.
“Namun, kebutuhan besar ini tidak berbanding lurus dengan penyediaan rumah bersubsidi dari pemerintah. Sebab, kuota rumah bersubsidi pada tahun 2024 ini malah mengalami penurunan,” ungkapnya ditemui di Jateng Omah Expo 2024 di Mal Ciputra Semarang, Rabu (24/7/2024).
Untuk diketahui, kuota rumah subsidi pada tahun 2024 secara nasional sebanyak 166 ribu unit. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan tahun 2023 yang kuotanya sebanyak 220 ribu unit.
“Harapan kami tentu bisa ditambah ya, karena dengan jumlah 166 ribu unit itu pada bulan Juli ini sudah habis,” tuturnya.
2. Pemprov Jateng minta tambahan kuota 9 ribu unit rumah bersubsidi

Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga sepakat agar BP Tapera menambah jumlah kuota rumah bersubsidi.
Sekda Provinsi Jateng, Sumarno menyampaikan, pihaknya juga meminta tambahan kuota rumah bersubsidi. Sebab, hunian tersebut sangat cocok bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Tahun 2024 ini kami mendapat jatah kuota 11 ribu unit. Namun, kami telah meminta kepada BP Tapera untuk tambahan alokasi rumah bersubsidi sebanyak 9 ribu unit. Sebab, angka backlog atau kesenjangan jumlah rumah dan kebutuhan di Jateng mencapai 350 ribu unit,” katanya.
Selanjutnya, selain penambahan kuota rumah subsidi, Sugiyatno yang juga Ketua Himpunan Perumahan Rakyat (Himpera) Jawa Tengah juga menyampaikan terkait stimulus pemerintah terkait percepatan perizinan. Menurutnya, perizinan rumah subsidi seringkali mengalami perubahan terutama di daerah-daerah.
3. Kebutuhan rumah di daerah penyangga tinggi

Padahal, di daerah penyangga itulah kebutuhan masyarakat akan rumah terbilang cukup besar. Misalnya, di Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Hingga bulan Juli ini saja, sebanyak 1.600 unit rumah telah terealisasikan di Kabupaten Kendal.
Hanya saja, angka tersebut memang mengalami penurunan dibanding periode yang sama pada tahun kemarin yang mana mencapai 2.000 unit rumah.
"Makanya dengan adanya Jateng Omah Expo ini bisa mendorong untuk meningkatkan produksi terutama rumah-rumah subsidinya dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ini wilayah yang menyediakan rumah bersubsidi," tandasnya.