Petani Muda Bisa Jadi Agen Ketahanan Pangan di Semarang

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang mendorong agar anak-anak muda mau menjadi petani dan menjadi agen ketahanan pangan. Dengan demikian, mereka bisa berperan dalam pengendalian inflasi, pengentasan kemiskinan hingga stunting.
1. Lahan kosong bisa dimanfaatkan bertani

Menurut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu banyak lahan kosong di Kota Semarang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama anak muda.
"Ketahanan pangan dan pengendalian inflasi ujungnya juga untuk pengentasan kemiskinan dan stunting sehingga menjadi satu fokus pondasi bagi sebuah kota atau daerah," ungkapnya saat acara panen bersama di Sandi Buana Farm, Mangunsari, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (30/5/2024).
Pada kesempatan itu perempuan yang akrab disapa Ita bersama siswa-siswi sekolah dasar (SD), dan ratusan masyarakat sekitar memanen padi, lele, dan aneka sayuran.
2. Ajak masyarakat kolaborasi

Ita mengatakan, Sandi Buana Farm yang digarap kaum muda bernama Sandi tersebut adalah pemantik generasi milenial berminat dalam dunia pertanian.
"Ini adalah salah satu contoh. Sandi farm ini dikelola oleh anak muda, petani milenial, apalagi sekarang ini petani sudah mulai berkurang, sudah sepuh-sepuh. Kami mendorong petani milenial makin banyak lagi, harus ada regenerasi," katanya.
Pemkot Semarang mengajak masyarakat untuk berkolaborasi menjaga ketahanan pangan dengan akan memberikan fasilitas terbaik.
Nantinya melalui kebun itu masyarakat akan diberikan aneka pelatihan bercocok tanam, khususnya terhadap kalangan pelajar.
3. Pendampingan pemasaran produk

"Ke depannya akan buat edupark khusus untuk anak-anak SD belajar tentang pertanian. Upaya ini agar ke depan tidak kehilangan penerus petani," kata Sandi, pemilik Sandi Buana Farm.
Termasuk pendampingan untuk memasarkan produk baik di dalam Kota Semarang hingga ke mancanegara. Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) adalah salah satunya.
"Ibu PKK bisa menanam cabai di polibek, nanti cabainya bisa ambil di sini dan sambil belajar nanti hasilnya bisa dijual ke Pak Rahman, saya siap memfasilitasi, tidak ada harga tengkulak," ujarnya.