Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rawan Gelombang Ketiga COVID-19, Ibadah Natal di Jateng Digelar Luring dan Daring

Tempat duduk jemaat Misa Natal di Gereja Katedral Semarang diberi kode khusus. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Di tengah ancaman gelombang ketiga COVID-19, Keuskupan Agung Semarang memastikan prosesi ibadah misa Natal pada Desember 2021 bakal diselenggarakan secara luring dan daring. 

1. Ibadah misa Natal diadakan online dan offline

Ilustrasi skrining (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Koordinator Satgas COVID-19 Keuskupan Agung Semarang, Romo YR Edy Purwanto Pr mengatakan pelaksanaan ibadah misa dengan tatap muka atau luring perlu dilakukan dengan mengutamakan standar protokol kesehatan sesuai 3M.

"Kita tidak merubah tata aturan baik saat PPKM maupun non PPKM. Sehingga ibadah ekaristi saat malam Natal pada Desember nanti tetap diadakan luring dan daring," kata Romo Edy kepada IDN Times, Senin (1/11/2021). 

2. Jemaat gereja wajib tunjukan hasil antigen atau PCR

default-image.png
Default Image IDN

Romo Edy menyampaikan saat ini telah menyebarluaskan aturan beribadah saat Natal kepada semua pengurus gereja paroki yang bernaung dibawah Keuskupan Agung Semarang. Setiap gereja, lanjutnya, telah diwajibkan mengatur jarak jemaat yang datang beribadah. 

Selain itu, para jemaat juga wajib menunjukan hasill tes PCR atau swab antigen dengan diagnosa negatif COVID-19. 

"Kita memang tidak merubah aturan jaga jarak di dalam gereja. Dan ketika sudah membuka peluang beribadah di gereja, maka yang perlu dipatuhi adalah kewajiban para jemaat untuk menunjukan hasil antigen atau PCR dan yang bersangkutan harus sudah divaksin dosis pertama," paparnya. 

3. Keuskupan Agung Semarang nilai masyarakat sudah abaikan prokes

Ilustrasi kampanye menggunakan masker. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Lebih jauh, pihaknya juga menyoroti perilaku masyarakat yang telah mengabaikan aturan protokol kesehatan COVID-19. 

Saat mengecek perubahan perilaku masyarakat, ia mendapati banyak aturan protokol kesehatan kini telah kendor. Termasuk dalam memakai masker, menggunakan hand sanitizer dan kerap berkerumun di tempat keramaian. 

"Maka sekarang yang jauh lebih penting bagaimana membangun kesadaran masyarakat untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan. Karena saya melihat perilaku masyarakat sekarang semaunya sendiri. Memakai masker bukan untuk dagu tapi melindungi hidung dan mulut. Dan penggunaan hand sanitizer tetap relevan, saya merasa bahwa masyarakat perlu diedukasi supaya tidak terlalu euforia," terangnya.

4. Gereja Katolik diimbau patuhi protokol kesehatan

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Lebih lanjut, pihaknya menambahkan Keuskupan Agung Semarang berharap supaya Pemprov Jateng turut berupaya mengantisipasi lonjakan gelombang ketiga COVID-19 dengan bersama-sama mengedukasi masyarakat akan pentingnya meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. 

Ia mewanti-wanti kepatuhan memakai masker, menghindari kerumunan dan rutin mencuci tangan sangat penting untuk menjaga kekebalan imunitas tubuh.

"Maka semua gereja Katolik diimbau untuk saling mengingatkan agar tidak merubah aturan protokol kesehatan yang wajib dipatuhi umatnya," tandasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us