Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Segini Nilai Bisyarah Bagi Marbot hingga Perawat Jenazah di Semarang

Ilustrasi marbot masjid. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi marbot masjid. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Pemerintah Kota Semarang memperluas jumlah penerima bisyarah melalui Anggaran Perubahan 2025.
  • Upaya ini sebagai bentuk dukungan terhadap peran penting pelaku keagamaan, pendidikan, dan layanan sosial.
  • Pelaku keagamaan, pendidikan, dan layanan sosial berkontribusi nyata dalam kehidupan masyarakat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang memperluas jumlah penerima bisyarah melalui Anggaran Perubahan 2025. Upaya ini sebagai bentuk dukungan terhadap peran penting pelaku keagamaan, pendidikan, dan layanan sosial yang selama ini berkontribusi nyata dalam kehidupan masyarakat.

1. Pilar masyarakat yang butuh perhatian

pokdarwis
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menghadiri Jambore Pokdarwis di Sleko Kota Lama, Minggu (22/6/2025). (dok. Pemkot Semarang)

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, perluasan ini mencakup guru agama, pendidik Pos PAUD, marbot masjid/musala, serta perawat jenazah.

“Guru TPQ yang mengajarkan anak-anak mengaji selepas waktu sekolah, pengajar madrasah diniyah yang membimbing akhlak, guru sekolah Minggu, pinandita, pendidik Pos PAUD, marbot, modin, hingga perawat jenazah adalah pilar masyarakat yang butuh perhatian dan dukungan nyata,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

2. Nilai Bisyarah mulai Rp300 ribu per bulan

bisyaroh, bantuan operasional, pemkot semarang
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng dan Iswar Aminuddin menyerahkan bantuan operasional berupa bisyaroh atau insentif kepada 6.572 penerima manfaat. (dok. Pemkot Semarang)

Data terbaru menunjukkan penerima bisyarah bidang keagamaan naik dari 4.261 menjadi 5.260 orang. Pendidik Pos PAUD yang tergabung dalam HIMPAUDI bertambah dari 100 menjadi 200 orang. Perawat jenazah meningkat dari 600 menjadi 1.000 orang, sementara marbot masjid/musala naik dari 531 menjadi 885 orang.

Selain memperluas jumlah penerima, Pemkot Semarang juga menetapkan besaran bisyarah bulanan. Guru TPQ, Madrasah Diniyah, dan Sekolah Minggu masing-masing mendapat Rp500.000 per bulan, pinandita Rp300.000, pendidik Pos PAUD Rp500.000, HIMPAUDI Rp300.000, modin Rp1.000.000, serta marbot Rp300.000.

Menurut Agustina, kebijakan ini bukan hanya menyangkut bantuan finansial, melainkan juga penghargaan terhadap mereka yang telah melakukan pengabdian bagi Kota Semarang. Ia menegaskan, tambahan hampir 2.000 orang penerima baru diharapkan mampu memotivasi mereka untuk terus melayani masyarakat.

3. Jaga ketahanan sosial

bisyaroh, bantuan operasional, pemkot semarang
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng dan Iswar Aminuddin menyerahkan bantuan operasional berupa bisyaroh atau insentif kepada 6.572 penerima manfaat. (dok. Pemkot Semarang)

“Semarang akan menjadi kota yang kuat bukan hanya karena infrastruktur bagus, tetapi juga karena masyarakatnya peduli dan harmonis. Dengan bisyarah, kami ingin menyampaikan bahwa Pemkot tidak berjalan sendiri, tetapi bersama para guru, tokoh agama, pendidik Pos PAUD, marbot, modin, dan perawat jenazah yang setiap hari hadir dan memberi makna bagi warga,” tuturnya.

Program bisyarah ini juga disebut menjadi bagian dari strategi menjaga ketahanan sosial, memperkuat gotong royong, serta menumbuhkan nilai-nilai keagamaan dan karakter di lingkungan masyarakat Kota Semarang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Marak Penyakit Ini, Peta Risiko Kesehatan di Semarang Dikembangkan

24 Sep 2025, 05:30 WIBNews