Serapan Gabah di Jateng Selama 10 Bulan Dikaim Bisa Tambah 353.627 Ton

- Distanbun prediksi surplus gabah 353.627 ton
- Surplus beras Jateng mencapai 1,5 juta ton
- Luas panen gabah di Jateng mencapai 1,5 juta hektare
Semarang, IDN Times - Serapan gabah kering giling yang dihasilkan wilayah Jawa Tengah selama periode Januari-September 2025 diprediksi bisa mencapai 8.614.010 ton.
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah menyatakan perkiraan serapan gabah tersebut kemungkinan bisa bertambah menjadi 353.627 ton ketimbang raihan produksi gabah tahun 2024 lalu.
1. Distanbun pede produksi beras surplus 1,5 juta ton

Kepala Distanbun Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares mengungkapkan untuk produksi beras bulan Januari-Oktober 2025 diperkirakan sebanyak 4.953.494 ton. Sementara kebutuhan beras dalam kurun waktu bersamaan mencapai 3.375.832 ton. Sehingga ada surplus beras sebanyak 1.577.734 ton.
"Kita lihat data, sampai Oktober 2025 beras kita surplus 1,5 juta ton. Berarti kalau dibagi 10 bulan rata-rata setiap bulan kita ada surplus 150 ribu ton. Untuk Jawa Tengah beras seharusnya selesai," tutur Frans saat rakor pertanian dan perkebunan, peternakan, dan ketahanan pangan yang digelar di Kompleks Tarubudaya, Ungaran, Kamis (18/9/2025).
2. Luas panen gabah se-Jateng mencapai 1,5 juta hektare

Sedangkan selama ini pihaknya mencatat luasan panen gabah di 35 kabupaten/kota kurang lebihnya 1.534.490 hektare.
Walau diperkirakan ada penambahan produktivitas padi, pihaknya menegaskan masih ada beberapa hal yang harus diantisipasi. Ini mengingat banyak hasil panen Jawa Tengah yang justru lari ke luar daerah.
3. Ahmad Luthfi berharap tata kelola panen dijaga

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, produktivitas padi di Jawa Tengah sudah bagus, bahkan produktivitas itu juga diiringi dengan ketersediaan beras yang surplus.
Untuk itu ia meminta agar tata kelola hasil panen dan kebutuhan pokok dilakukan dengan baik. Ia tidak ingin produktivitas yang bagus tersebut ada kebocoran karena banyak hasil panen yang diambil daerah lain. Tata kelola untuk memastikan hasil panen dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.