Sistem Pencatatan Keuangan ESB Sasar UMKM di Solo, Kunci Bisnis Maju

Surakarta, IDN Times - PT Esensi Solusi Buana (ESB) bekerja sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Solo untuk menata kelola pembukuan UMKM sehingga bisa sehat dan efisien. Pasalnya, masalah yang mereka hadapi adalah tidak adanya sistem pencatatan keuangan sehingga memengaruhi jalannya bisnis.
1. Sebagian besar UMKM di Solo belum punya sistem pencatatan keuangan

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Dinas Koperasi UKM Perindustrian Solo, Rini Indriyani mencatat, sebagian besar pelaku UMKM di Kota Solo masih menggunakan sistem pembukuan manual. Kondisi itulah yang membuat mereka tidak sadar mencampur adukan antara pembukaan hasil berjualan dan pembukuan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Masih banyak sekali UMKM kita yang masih awut-awutan (berantakan) dalam pembukuan," katanya Rabu (12/10/2022).
Berdasarkan data Dinkop UKM dan Perindustrian, hingga Oktober 2022, secara total ada 3.600 UMKM di Solo. Dari jumlah itu, sebanyak 2.000 UMKM bergerak di bidang kuliner dengan diversifikasi kuliner yang beragam. Mulai dari makanan kering, makanan basah, berbentuk resto atau industri rumahan yang dipasarkan lagi ke luar.
2. Sistem pencatatan membantu UMKM berkembang

Rini menjelaskan, Pemkot Solo terus berupaya mendukung UMKM untuk terus berkembang. Salah satu untuk membantu dalam sistem pencatatan mereka melalui ESB.
ESB adalah aplikasi kasir online yang didesain dan diperuntukkan untuk UMKM yang bergerak di bisnis kuliner.
"Kalau yang namanya infrastruktur digital, Pemkot tidak mungkin fasilitasi secara mandiri. Tentunya adanya ESB ini sebagai alternatif sistem pencatatan, untuk membantu UMKM berkembang," terangnya.
Rini mengatakan, dengan infrastruktur digital ESB, sistem keuangan hingga kasir bisa tertangani dengan baik.
"Ketika kita berkolaborasi dengan banyak stakeholder, kemajuan UMKM akan lebih cepat. Namun tidak hanya terbatas dengan ESB saja, dengan pengembang bidang digital lain yang bergerak tidak hanya bidang kuliner. Itu kan banyak platform juga yang akan membantu (bekerja sama dengan) kami," imbuhnya.
3. Edukasi UMKM supaya melek digitalisasi

Sementara itu, Bussines Development PT ESB, Bobby Hadiwijaya mengatakan, ESB menghadirkan teknologi software yang berfokus untuk membantu bisnis food and beverage (F&B) agar pembukuan mereka tertata dengan baik.
"Berangkat di 2015 di mana banyak dilema para pengusaha kuliner. Karena memang tidak mudah dalam mengelola bisnis kuliner. Ada masalah gimana caranya menghitung harga yang pas, hal-hal seperti itu tentunya tidak mudah. Saya lantas berpikir untuk mencari solusi bagi para pelaku UMKM kuliner agar bisa menekan cost operasional. Sehingga mendapat keuntungan melalui efisien dengan software. Jadi dari hulu ke hilir semua termonitor," ujarnya.
Selain membantu dalam tata kelola, pihaknya juga mengedukasi agar para pelaku UMKM melek digitalisasi. Mereka akan didampingi untuk menampung keluhan-keluhan ketika menggunakan ESB.
4. Sistem pencatatan menjadi kunci UMKM berkembang

Salah satu penggerak UMKM, Joko Purwono menjelaskan, sistem pencatatan merupakan hal paling penting bagi UMKM. Menurutnya, banyak UMKM yang gulung tikar karena memiliki sistem pencatatan keuangan yang buruk. Untuk itu, adanya sistem pencatatan ESB membantu dan mempermudah UMKM untuk berkembang.
"UMKM itu susah di sini (sistem pencatatan) karena gak semua mengerti soal keuangan. Jadi ya asal untung saja tanpa dicatat seperti itu. Itu yang membuat UMKM susah berkembang," pungkasnya.