Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Salah satu rumah warga Desa Ratamba yang mengalami kerusakan parah akibata tanah bergerak yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Selasa (21/1/2025).(IDN Times/Foto ; BPBD Banjarnagera))

Banjarnegara, IDN Times - Tanah bergerak yang terjadi di Dusun Kaliireng Kecamatan Pejawaran terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, Selasa (21/1/2025) diawali hujan deras yang terjadi di wilayah Desa Ratamba mengakibatkan sebanyak 15 rumah warga alami kerusakan retak retak. Tidak hanya itu, sebanyak 158 warga alami dampak bencana tersebut. Dari data yang diperoleh BPBD Kabupaten banjarnegara, 13 desa lainnya di 6 kecamatan dengan jumlah 46 kepala keluarga juga terdampak.

Terparah terjadi di Desa Ratamba Kecamatan Pejawaran, lokasi lain yang cukup mengenaskan juga terjadi di Desa Kasinoman Kecamatan Kakibening dan beberapa titik di Kecamatan Wanayasa dan Pagentan. Di Pejawaran, bencana tanah bergerak terjadi di Dusun Kaliireng RT 01dan 02/RW 03 Desa Ratamba. Dilaporkan 13 rumah rusak berat dan 2 rumah terancam dan sebanyak 17 kepala keluarga (KK) atau 55 jiwa harus mengungsi untuk menghindari kejadian fatal pada Selasa (21/1/2025).

Tidak itu saja infrastruktur jalan juga rusak parah, akibat ambles dan retak - retak, saat kejadian, beberapa warga terpaksa harus mengungsi karena rumah yang ditempati terancam ambruk, tanah di sekitar tempat tinggal warga kemudian bergetar dan terjadi longsor. Warga kemudian berusaha melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Ruas jalan kabupaten terjadi patah dan ambles 1,5 meter sehingga tidak dapat dilalui kendaraan bermotor dan harus ditutup sejak Selasa sore.

1. Pemkab Banjarnegara siapkan penanganan pengungsi

Infografis data penanganan bencana tanah bergerak yang dilalukan oleh pemkab Banjarnegara, Kamis (24/1/2025).(IDN Times/BPBD Banjarnegara)

Pihak BPBD Kabupaten Banjarnegara melalui Kepala Bidang Kedaruratan, Andri Sulistiyo kepada IDN Times, Kamis (23/1/2025) menjelaskan pihaknya bersama Bupati dan Forkopimda akan segera melakukan rapat kordinasi menentukan langkah penanganan karena tidak hanya satu daerah. Namun sebelumnya penanganan telah dilakukan dengan menyiapkan posko, logistik, stok pangan, kesehatan telah disiapkan dilokasi

"Untuk saat ini penanganan telah dilakukan untuk para warga yang mengungsi baik itu alat kesehatan, logistik, stok pangan dan pendirian posko, selain itu pak bupati juga akan mengagendakan rakor besok (24/1/2025) untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya,pasca kejadian jalan terpaksa ditutup aksesnya karena dikhawatirkan masih ada pergerakan tanah susulan,"katanya.

Sementara dari data menyebutkan 13 rumah rusak berat adalah milik, Kisman, Tofik, Slamet, Hermawan, Indrianto, Rahardjo, Tarwito, Agus Purwanto, Adik Rohadi, Nisom, Aji Istiawan, Rochman, Ahmat Nur Khamim, Al-Kanan dan Wasriyah. Sedang dua rumah terancam (Berada di area lokasi kejadian) yakni milik, Syukur dan Samudi. Bangunan lain yang rusak adalah mushala, Pondok Pesantren Terancam dan jalan Kabupaten Pejawaran - Batur amblas sepanjang sekitar 100 meter dan tidak dapat dilalui kendaraan roda 2 dan Roda 4.

2. Saat kejadian, warga sebut suasana mencekam

Salah satu jalan yang terputus aksesny akibat pergerakan tanah di Banjarnegara, Kamis (23/1/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Sementara salah satu wraga bernama Wanidi, dirinya bersama tim relawan di daerah atas Banjarnegara memasang peringatan penutupan jalan utama untuk menghindari bahaya bagi pengguna jalan, menurutnya warga kerusakan pada awalnya hanya retak- retak kecil kemudian didaerah lain kerusakan jalan raya yang tampak begitu parah.

"Pada saat kejadian memang trasa mencekam, semakin lama retakan rumah semakin besar, hingga bangunan tampak miring, suara keras sesekali juga terdengar menjadi suasana semakin mencekam,"katanya.

Desa Ratamba hingga saat ini masih terus bergerak dan kerusakan pada rumah dan tempat ibadah pun semakin bertambah, sehingga sejumlah warga mengambil perabotan rumah untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. "Saya akan ambil perabotan yang bisa untuk digunakan bila aman,"kata warga lain bernama Hamid.

3. Pengamat lingkungan ingatkan bila hujan secara terus menerus

Eddy Wahono, pengamat lingkungan dan sosial Banyumas yang sebut perlunya kewaspadaan bila terjadi hujan secara terus menerus.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Menanggapi bencana tanah bergerak, pengamat lingkungan Banyumas, Eddy Wahono menerangkan tanah bergerak adalah fenomena di mana tanah kehilangan kestabilannya dan mulai bergeser atau longsor. Ini biasanya terjadi karena kombinasi faktor seperti curah hujan tinggi, struktur tanah yang lemah, lereng curam, atau aktivitas manusia seperti penggalian.

Ditambahkan, untuk menghindari risiko akibat tanah bergerak tandanya biasanya akan muncul retakan di tanah, dinding, atau jalan pohon, tiang, atau bangunan tampak miring air permukaan mulai mengalir tidak seperti biasanya, atau muncul rembesan air dari lereng, dan longsoran kecil sudah mulai terjadi di sekitar area.

"Jika tinggal di daerah yang rawan tanah bergerak seperti di Ratamba dan sekitarnya, penting untuk selalu waspada terhadap perubahan lingkungan dengan cara waspada jika hujan deras berlangsung lama, dan jangan mendekati area lereng yang sudah terlihat tanda-tanda longsor, dan bila sampai terjadi siapkan jalur evakuasi yang aman jika terjadi pergerakan tanah, jadi jangan menunggu terlalu lama untuk mengungsi ketika ada tanda-tanda bahaya, dan yang terpenting adalah ada beberapa daerah yang harus dibuatkan penahan guguran,"pungkasnya.

Editorial Team