Tuntut Keadilan Kemitraan, Driver Ojol di Banyumas Gelar Demo

- Layanan transportasi online di Banyumas lumpuh akibat aksi offbid massal oleh ratusan driver ojek online.
- Ratusan ojol berkumpul, menyuarakan tuntutan keadilan dalam kemitraan dengan platform yang mereka gunakan.
- Tujuh tuntutan driver ojol antara lain kenaikan tarif layanan penumpang, kehadiran regulasi makanan dan barang, serta perlindungan hukum lewat undang-undang yang jelas untuk transportasi daring.
- Layanan transportasi online di Banyumas lumpuh akibat aksi offbid massal oleh ratusan driver ojek online.
- Ratusan ojol berkumpul, menyuarakan tuntutan keadilan dalam kemitraan dengan platform yang mereka gunakan.
- Tujuh tuntutan driver ojol antara lain kenaikan tarif layanan penumpang, kehadiran regulasi makanan dan barang, serta perlindungan hukum lewat undang-undang yang jelas untuk transportasi daring.
Banyumas, IDN Times — Layanan transportasi online di Banyumas lumpuh hari ini, Selasa (20/05/2025), menyusul aksi offbid massal yang dilakukan oleh ratusan driver ojek online dari berbagai platform seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, hingga InDriver. Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan serentak nasional dan digelar di pusat kota, tepatnya di Alun-alun Purwokerto.
Ratusan ojol berkumpul sejak pagi hari di Jalan S Parman, kemudian melakukan konvoi menuju Alun-alun. Mereka membawa spanduk, mengenakan jaket komunitas masing-masing, dan melakukan orasi secara bergantian, menyuarakan keresahan yang telah lama mereka pendam.
“Kami tidak menolak teknologi, kami tidak anti-perusahaan. Tapi kami menuntut keadilan dalam kemitraan,” tegas Setiaji Heroestianto, penanggung jawab aksi sekaligus tokoh senior komunitas ojol di wilayah Banyumas, yang akrab disapa Ki Aji.
1. Kami mitra, bukan buruh yang dibungkam

Ketua Komunitas Ojol Cinta Kamtibmas (KOCAK), Fuad Alfurkan, menambahkan bahwa aksi ini adalah momentum penting untuk menguatkan solidaritas. KOCAK menyatakan dukungan penuh terhadap aksi tersebut dan bahkan mengajak semua driver yang belum tergabung dalam komunitas manapun untuk ikut ambil bagian.
“Kita ingin mitra, bukan buruh yang dibungkam. Jika kami terus diabaikan, maka perlawanan damai akan terus kami lanjutkan,” ujar Fuad dalam orasinya yang disambut riuh oleh peserta aksi.
Meski aksi dijadwalkan akan selesai pada pukul 15.00 WIB, namun tidak sampai waktu tersebut massa telah membubarkan diri dari alun alun Purwokerto. Para penggerak aksi menegaskan bahwa perjuangan belum selesai. Mereka menuntut adanya ruang dialog yang serius dan terbuka dari pihak aplikator dan juga pemerintah.
2. Sampaikan tujuh tuntutan

Dengan mengenakan jaket hijau khas mereka dan mengendarai sepeda motor, para driver bergerak bersama mengawal mobil komando yang membawa spanduk besar bertuliskan "Tuntutan Ojol Banyumas Bergerak". Tujuh tuntutan yang mereka suarakan adalah:
1. Kenaikan tarif layanan penumpang
2. Kehadiran regulasi makanan dan barang
3. Ketentuan tarif bersih ASK
4. Kehadiran UU Transportasi
5. Hapus sistem slot
6. Hapus sistem beta
7. Menolak sistem hemat berlangganan/berbayar
Koordinator aksi menyatakan bahwa kebijakan platform yang dinilai merugikan mitra driver, seperti sistem slot dan beta, harus segera dihapus. Selain itu, mereka menuntut tarif yang lebih manusiawi serta perlindungan hukum lewat undang-undang yang jelas untuk transportasi daring.
3. Ojol juga manusia

Aksi ini memengaruhi layanan transportasi dan pesan-antar makanan di wilayah Banyumas Raya, termasuk Purwokerto, Sokaraja, dan sekitarnya. Baik layanan roda dua maupun roda empat dilaporkan tidak tersedia di beberapa aplikasi sejak pagi hari.
Beberapa warga yang biasanya mengandalkan ojol untuk aktivitas harian mengaku harus mencari alternatif lain. Namun, banyak juga yang menunjukkan simpati terhadap perjuangan para driver.
“Mereka juga manusia, kita kadang lupa mereka bukan robot. Kalau mereka tidak diurus aplikator, ya wajar mereka turun ke jalan,” ujar Nita, seorang pengguna setia ojol.