Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
KRL Solo-Yogyakarta melintasi kawasan wisata religi Masjid Raya Syeikh Zayed di Kota Solo, Jawa Tengah. Kementerian Perhubungan berkomitmen membangun sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi untuk pariwisata. Salah satunya pembangunan KRL Solo-Yogyakarta yang terkoneksi dan terintegrasi dengan Masjid Sheikh Zayed di Solo sebagai destinasi wisata prioritas yang masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), sehingga memudahkan wisatawan untuk mengenali dan mengunjunginya. (IDN Tim

Surakarta, IDN Times – Wacana pembentukan Daerah Istimewa Surakarta (DIS) mengemuka di tingkat nasional. Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menegaskan belum ada pembahasan resmi terkait usulan tersebut.

1. Belum diskusi lebih jauh

Ilustrasi outfit ala Astrid Widayani (instagram.com/astridwidayani)

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani mengatakan, pihaknya masih sebatas mengetahui isu itu dan belum ada diskusi lebih jauh di internal pemerintahan kota.

“Kami belum membicarakan sejauh itu. Kalau usulan itu ada, tentu akan kami pelajari,” katanya Jumat (26/4/2025).

Menurut Astrid, saat ini Pemkot Solo lebih fokus memperkuat sinergi regional melalui aglomerasi Solo Raya. Konsep tersebut melibatkan Kota Surakarta sebagai pusat (hub) yang dikelilingi oleh kabupaten penyangga di sekitarnya seperti Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, hingga Kabupaten Wonogiri.

“Dalam konteks sekarang, kami sedang membangun kekuatan kawasan melalui aglomerasi. Ini bukan sekadar posisi geografis, tapi soal strategi penguatan Solo dan daerah sekitar yang saling menopang,” jelas Astrid.

2. Fokus penguatan ekonomi

Editorial Team

Tonton lebih seru di