Walah! Disperindag Jateng Curiga Beras Oplosan Dijual di Luar Pasar

- Disperindag pantau beras di pasar-pasar besarBerdasarkan pemantauan harga di sejumlah pasar skala besar, harga beras per 14 Juli 2025 kisaran Rp13.326 per kilogram. Stoknya cukup ada di Pasar Johar, Pasar Legi Temanggung, Pasar Legi Solo.
- Ada dugaan ulah oknumPihaknya mempertebal pengawasan terhadap aktivitas penjualan beras di pasaran. Semua Pasar tradisional masing-masing kabupaten/kota sedang dipantau ketat untuk mengantisipasi kecurangan penjualan beras.
- Akan ditelusuri lewat kabupaten/kotaBeras oplosan diperkirakan dijual di luar pasar tradisional. Disperindag akan menggerakan tim stand
Semarang, IDN Times - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah meningkatkan pengawasan terhadap peredaran beras oplosan seperti daftar merek yang disampaikan Kementerian Pertanian (Kementan). Pasalnya dari hasil pemantauan di pasar-pasar tradisional yang ada saat ini belum ditemukan beras oplosan tersebut.
"Hasil pantauan belum ada beras oplosan. Dan biasanya di setiap kabupaten kota, saat harga tinggi petugas kami juga turun ke lapangan menjaga kenyamanan konsumen. Termasuk apakah barangnya ada yang expired (kedaluwarsa) atau tidak," ungkap Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jateng, Sucahyo, Selasa (15/7/2025).
1. Disperindag pantau beras di pasar-pasar besar

Berdasarkan pemantauan harga di sejumlah pasar skala besar, pihaknya memperoleh fakta bahwa harga beras per 14 Juli 2025 kisaran Rp13.326 per kilogram. Harganya terpantau bervariasi sejak tanggal 7-10 Juli.
"Kalau dilihat stok saat ini cukup ada. Kita pantau di Pasar Johar, Pasar Legi Temanggung, Pasar Legi Solo," kata Sucahyo.
2. Ada dugaan ulah oknum

Lebih lanjut lagi pihaknya kini sedang mempertebal pengawasan terhadap aktivitas penjualan beras di pasaran. Semua Pasar tradisional masing-masing kabupaten/kota sedang di pantau ketat untuk mengantisipasi kecurangan penjualan beras.
Tiap dinas perdagangan juga dikerahkan untuk menelusuri kebenaran beras oplosan terutama merek-merek yang diumumkan Mentan Amran Sulaiman.
"Kita imbau masyarakat tidak perlu panic buying dengan euforia lagi terjadi saat ini. Tentu kami melakukan pemantauan apakah ada beras campuran atau tidak. Kalau itu terjadi, ya itu hanya oknum," bebernya.
3. Akan ditelusuri lewat kabupaten/kota

Apabila melihat situasi di masing-masing kabupaten/kota, katanya diperkirakan beras oplosan dijual di luar pasar tradisional. Pihaknya berjanji akan menggerakan tim standarisasi perlindungan konsumen guna menangani persoalan tersebut.
"Kemungkinan beras (oplosan) itu ada di luar pasar. Nanti penindakan dari ranah hukum. Mungkin bisa ditelusuri melalui dinas kabupaten/kota. Tentunya apabila ada harga sangat timpang kita lakukan kerja sama antar pelaku usaha dan dinas kabupaten kota. Kita tentunya akan turunkan tim dari bidang standarisasi perlindungan konsumen agar bisa memantau di lapangan," urainya.