Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yel-yel Spanduk Solo Bukan Gibran, Pengamat: Pendukung Ganjar Khawatir

Spanduk Solo Bukan Gibran terpasang di Kali Pepe Solo. (Dok/Istimewa)
Spanduk Solo Bukan Gibran terpasang di Kali Pepe Solo. (Dok/Istimewa)

Surakarta, IDN Times - Viralnya video yel-yel 'Solo Bukan Gibran' hingga spanduk yang bertebaran di Kota Solo dinilai sebagai kekhawatiran basis masa PDIP.

Menurut Pakar Psikologi Politik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim, munculnya yel-yel dan spanduk 'Solo Bukan Gibran' di tengah pendukung Ganjar-Mahfud MD sebagai reaksi dan antisipasi.

1. Ada kekhawatiran di PDIP

Ganjar Pranowo menghadiri acara konsolidasi di Kantor DPD PDIP DIY, Senin (18/12/2023) malam. (IDNTimes/Herlambang Jati)
Ganjar Pranowo menghadiri acara konsolidasi di Kantor DPD PDIP DIY, Senin (18/12/2023) malam. (IDNTimes/Herlambang Jati)

Moh Abdul Hakim menilai jika hasil survei akhir-akhir ini, elektabilitas Ganjar di Jawa Tengah kian tipis.

Hal tersebut terlihat dari survei CSIS periode 13-18 Desember 2023. Di mana tingkat elektabilitas capres-cawapres di Jateng-DIY untuk Anies-Muhaimin 13%, Prabowo-Gibran 36,5% dan Ganjar-Mahfud MD 43,5%.

Sementara selisih suara Prabowo-Gibran dengan Ganjar hanya terpaut 7% saja.

"Saya melihat ada kekhawatiran juga. Jateng dan Solo Raya kadangnya banteng. Kalau sampai suaranya didominasi Prabowo ini jadi hal buruk. Tak hanya untuk Ganjar-Mahfud, tetapi untuk PDIP khususnya. Itu warning," ungkap dia, Kamis (28/12/2023).

2. Efek Ganjar singgung soal Jokowi.

Presiden Jokowi saat kunjungi pasar Waru PPU (IDN Times/Ervan)
Presiden Jokowi saat kunjungi pasar Waru PPU (IDN Times/Ervan)

Hakim menjelaskan, penurunan suara Ganjar-Mahfud di wilayah Jateng disebabkan karena beberapa hal. Di antaranya karena dampak penyerangan kepada keluarga dan Jokowi.

Pasalnya hubungan Jokowi dengan masanya bukan hubungan idiologis, tetapi emosional sehingga tak menurunkan kredibilitas tapi justu menimbulkan simpati. Selain itu karena posisi Ganjar yang susah, sehingga tak lagi punya efek elektoral yang kuat.

"Serba susah. Mau mengusung perubahan sudah ada Anies, mau melanjutkan (program Jokowi) sudah ada Prabowo," jelasnya.

Bahkan dia menilai, goyahnya kandang banteng di Jateng karena kuatnya sosok Jokowi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga kondisi Ganjar akan tidak diuntungkan jika Jokowi benar-benar mendukung sepenuhnya pasangan Prabowo-Gibran.

"Saya mendengar informasi (Jokowi) masih menginjak rem. Kalau lebih clear dukungannya, Ganjar akan kehilangan suara banyak di Jateng. Saya pikir hulu pertarungan di sana. Akan menunjukkan PDIP tanpa Jokowi seberapa," jelas dia.

3. Muncul gerakan simpatisan 'Gibran adalah Solo'.

cnbcindonesia
cnbcindonesia

Terpisah, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran di Solo, Agus Riyanto mengatakan jika, pihaknya tidak terprovokasi dengan yel-yel dan spanduk yang bertebaran. Pihaknya menilai munculnya yel-yel 'Solo Bukan Gibran' sebagai bentuk kepanikan kubu lawan.

"Bagian dari kepanikan. Tetapi juga warning bagi kawan-kawan yang mendukung Gibran harus berani muncul," ungkapnya.

Menurut Agus, munculnya yel-yel membuat lecutan bagi relawan Gibran di Solo Raya. Bahkan sehari setelah itu, 1.000 relawan dan simpatisan konsolidasi dengan tema 'Solo adalah Gibran. Gibran untuk Indonesia'. "Kita kampanye yang baik saja. Door to to door, kalem, tidak memprovokasi. Kerja-kerja elektoral tetap jalan," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Larasati Rey
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Jumlah Harimau di Semarang Zoo Disorot, Dari 10 Kini Tinggal Empat

18 Des 2025, 18:46 WIBNews