Peta Gotong Royong, Kolaborasi AI dan Warga untuk Tanggap Bencana Lebih Cepat dan Efektif

- Peta Gotong Royong adalah inovasi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat solidaritas warga dalam menghadapi bencana alam.
- Platform ini memungkinkan warga untuk menawarkan dan menerima bantuan dengan cepat dan terkoordinasi melalui fitur pelaporan kebutuhan secara real-time.
- Peta Gotong Royong telah terbukti efektif dalam uji coba banjir di Padang Sidempuan, membuktikan bahwa masyarakat dapat menjadi penggerak utama dalam upaya penyelamatan.
Semarang, IDN Times — Di tengah meningkatnya ancaman bencana akibat perubahan iklim, Yayasan Peta Bencana meluncurkan Peta Gotong Royong, sebuah inovasi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk memperkuat solidaritas warga dalam menghadapi situasi darurat.
1. Memberdayakan aksi lokal yang inklusif

Platform tersebut hadir sebagai tanggapan terhadap meningkatnya anomali cuaca di Indonesia, seperti hujan deras di musim kemarau yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di berbagai daerah. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lebih dari 600 bencana telah terjadi pada kuartal pertama 2025 saja.
Ia menegaskan, Peta Gotong Royong dibangun di atas tradisi gotong royong masyarakat Indonesia dan bertujuan memberdayakan aksi lokal menggunakan perangkat digital yang inklusif.
"Masyarakat harus diperlengkapi sumber daya yang tepat untuk bertindak ketika bencana terjadi," kata Direktur Yayasan Peta Bencana, Nashin Mahtani.
3. Menjadi jembatan komunikasi

Dengan fitur utama seperti pelaporan kebutuhan secara real-time, sistem pencocokan terdesentralisasi, serta integrasi dengan WhatsApp, Telegram, dan Facebook Messenger, Peta Gotong Royong memungkinkan warga untuk menawarkan dan menerima bantuan dengan cepat dan terkoordinasi.
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB, Bambang Surya Putra menyambut positif peluncuran platform itu.
"Ini merupakan ladang pahala baru melalui Peta Gotong Royong. Tak ada pemimpin tunggal di sini karena semua setara, bekerja bersama demi kebaikan lingkungan kita," ungkapnya.
Senada, Indra Kurniawan, mantan Kepala Departemen Manajemen Bencana PMI Bogor, menilai aplikasi tersebut sebagai jembatan komunikasi yang efektif antara warga, relawan, komunitas, dan pemerintah.
"Dengan pendekatan berbasis komunitas, kita bisa identifikasi kebutuhan mendesak dan mempercepat koordinasi di lapangan," jelasnya.
3. Ada nilai spiritual dalam platform

Efektivitas Peta Gotong Royong juga dibuktikan saat uji coba banjir di Padang Sidempuan pada bulan Maret 2025. Supriadi, relawan PMI Deli Serdang, berhasil mengoordinasikan pengiriman bantuan hanya dalam beberapa hari menggunakan fitur pelaporan kebutuhan. "Saya bisa minta bantuan untuk korban banjir dari jauh. Bantuan pembalut pun segera dikirimkan setelah data masuk," akunya.
Sementara itu, Zahrotul Ulya dari PKBI Jawa Timur menyatakan, akses mudah dan transparansi platform itu meningkatkan kepercayaan publik.
"Warga bisa langsung sampaikan kebutuhan spesifik seperti kebutuhan bayi, rumah tangga, hingga alat kesehatan," ucapnya.
Adapun, I Nyoman Suartanu dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat menyoroti sisi spiritual platform tersebut.
"Gotong royong lintas agama dan komunitas adalah panggilan moral. Hal itu bukan sekadar teknologi, tapi cerminan cinta kasih dan tanggung jawab bersama," ucapnya.
Dikenal sebagai platform pemetaan bencana real-time terbesar di Asia Tenggara sejak 2017, PetaBencana.id sudah membantu jutaan orang selama krisis banjir. Kini, lewat Peta Gotong Royong, masyarakat tidak lagi hanya menjadi korban atau penonton, melainkan penggerak utama dalam upaya penyelamatan.