2. Harga ayam naik dari Rp33 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram

Penjual daging ayam di Pasar Karangayu Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Menurut Farida, lonjakan harga daging ayam ini kali ini terbilang tidak wajar dibandingkan kenaikan harga sebelumnya. ‘’Biasanya paling naik seribu dua ribu, tapi ini kenaikan harganya sudah melebihi saat Lebaran tahun lalu,’’ tuturnya.

Dalam sepekan harga daging ayam terus merangkak naik dari Rp33 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram. Kondisi itu menyebabkan daya beli konsumen turun akhir-akhir ini. 

‘’Lha yang beli jelas ngeluh. Nggak usah makan ayam dulu, masih mahal. Mereka yang mengeluh itu umumnya pembeli dari segmen rumah tangga, tapi kalau pedagang soto, bakso, mie ayam ya tetap beli sesuai kebutuhan mereka. Hanya saja bayarnya jadi lebih mahal,’’ jelas Farida. 

3. Pedagang rugi karena daya beli konsumen turun

Suasana pedagang ayam potong di pasar 26 ilir Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Melonjaknya harga komoditas daging ayam juga berdampak pada penjual daging ayam itu sendiri. Sebab, dengan menurunnya daya beli konsumen mengakibatkan kerugian karena dagangan yang dijual tidak laku. 

Penjual daging ayam di Pasar Karangayu, Sarno Hadi mengatakan, sebelum harga naik ia bisa menjual 20 ekor hingga 30 ekor ayam per hari. Kini setelah kenaikan harga daging ayam mencapai Rp40 ribu per kilogram, menjual 10 ekor ayam per hari tidak habis.

‘’Iya, tidak ada yang beli. Konsumen berkurang. Ini sembelih 10 ekor aja masih banyak. Ya, memang gitu kalau mau Ramadan, tapi kali ini beda. Kok bisa sampai kayak gini naiknya drastis,’’ katanya. 

Baca Juga: Harga Cabai Picu Inflasi Bulan Februari di Jateng, Capai 0,17 Persen