Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tips Mengurangi Sampah Makanan di Rumah, Ukuran Kulkas Berpengaruh

ilustrasi tumpukan sayuran (pexels.com/Ron Lach)
Intinya sih...
  • Setiap pembeli atau penerima makanan bertanggung jawab
  • Beli secukupnya dan asah kreativitas dalam mengolah sisa makanan
  • Gunakan kulkas yang lebih kecil untuk mengurangi pemborosan

Saat kamu punya cukup banyak uang, membuang-buang makanan mungkin terasa gampang saja. Dirimu berpendapat daripada makanan yang sudah gak diminati memenuhi meja atau kulkas mending segera disingkirkan. Toh, kamu bisa membeli makanan baru yang jelas lebih fresh.

Namun, tidak menyia-nyiakan makanan bukan soal dirimu punya banyak atau sedikit uang. Gak sembarangan membuang makanan juga bentuk dari sikap menghargai sumber daya alam. Gunakan sumber daya alam secara bijak supaya ekosistem tidak rusak dan dapat dinikmati manusia lebih lama lagi.

Di rumah, kebiasaan membuang makanan bisa makin terasa biasa saja. Tak ada orang yang menegurmu bahkan membuang makanan dapat dianggap sebagai bagian dari aktivitas bersih-bersih rumah. Hentikan kebiasaan kurang baik ini dengan enam tips berikut.

1. Siapa yang membeli atau minta dibelikan wajib bertanggung jawab

ilustrasi senampan makanan (pexels.com/Ekaterina Shirshova)

Kalau di keluargamu tidak ada kendala uang belanja, rasa kurang bertanggung jawab atas setiap produk yang dibeli bisa tambah tinggi. Jangan fokus hanya pada ketersediaan uang yang seakan-akan gak ada habisnya. Bangun rasa tanggung jawab itu dalam diri setiap anggota keluarga.

Siapa pun yang membeli makanan buat diri sendiri wajib menghabiskannya. Demikian juga siapa pun yang minta dibelikan sesuatu kudu siap meludeskannya. Jangan dia cuma suka minta ini itu, tetapi makanan selalu tak habis dan berakhir di tempat sampah.

Kamu membeli sekotak roti misalnya, maka dirimu pun mesti menghabiskannya. Walaupun tidak dalam sehari, setidaknya dirimu punya komitmen kuat untuk menyantapnya. Anak-anak yang lebih cepat bosan juga perlu dilatih. Gak ada alasan untuk mereka tak mau menghabiskan makanan yang dimintanya sendiri.

2. Gak akan beli makanan lagi kalau stok masih ada

ilustrasi menata isi kulkas (pexels.com/Lucie Liz)

Bila stok lama belum habis telah ditambah kembali, jelas bakal menciptakan gunungan sampah makanan. Baik jenis makanannya sama atau lain, potensi sia-sianya amat besar. Sebagai contoh, kemarin dirimu sangat menginginkan makanan manis.

Maka kamu membeli beberapa buah roti. Tapi hari ini seleramu berubah menjadi keinginan menikmati kudapan asin. Jika daya simpan roti terbatas, tunda pembelian camilan lain yang asin. Habiskan dulu roti tersebut agar tak berujung menjadi sampah makanan.

Apalagi kalau makanan yang ingin dibeli juga sama-sama manis dan hanya beda varian. Pasti roti yang pertama dibeli tambah terlupakan. Kontrol keinginan agar tak tahu-tahu meja makan dan kulkas penuh oleh berbagai sisa makanan.

3. Asah kreativitas untuk mengolah sisa-sisa makanan

ilustrasi memasak (pexels.com/Mike Jones)

Sisa makanan masih bisa dimanfaatkan selama kondisinya baik. Makanan belum kedaluwarsa atau busuk. Misalnya, sisa ayam goreng tepung kesukaan anak bisa disuwir-suwir dan digoreng kering sampai renyah. Cocok sekali untuk taburan nasi hangat.

Sedikit taoge yang tanggung bila hendak ditumis dapat dicampur dengan sisa sayuran lain seperti kubis dan wortel buat bikin bakwan. Terong bisa ditambah kacang panjang dan dimasak menjadi sayur asam. Atau, sawi yang tinggal beberapa lembar dijus bersama buah-buahan.

Salak yang agak sepat juga dapat dibuat manisan dengan merebusnya di air gula, kayu manis, serta sedikit garam. Dengan cara mengolah yang kreatif, sisa makanan tetap bisa menggugah selera. Uang belanja tak terbuang begitu saja.

4. Beli secukupnya

ilustrasi menuang camilan (pexels.com/Sarah Chai)

Belanja makanan siap santap maupun bahan masakan memang gampang bikin khilaf. Saat dirimu lapar sekali misalnya, cenderung membeli makanan matang dalam jumlah besar. Satu porsi sebetulnya sudah cukup, tetapi kamu membeli dua porsi sekalian.

Pikirmu, daripada nanti kurang dan masih lapar. Tapi ujung-ujungnya dirimu cuma habis seporsi atau satu setengah porsi pun sampai kekenyangan. Begitu pula sayuran dan buah-buahan segar bisa bikin kamu ingin memborong sebanyak mungkin. Sesuka apa pun dirimu dan anggota keluarga akan sayur serta buah, kapasitas perut tetap terbatas.

Pembelian yang melampaui kebutuhan bakal menghasilkan sampah makanan. Masih ada waktu untukmu membelinya kembali. Pun membeli makanan langsung banyak bakal membuatmu cepat bosan sehingga ingin membeli makanan yang berbeda.

5. Gunakan kulkas yang lebih kecil

ilustrasi menata isi kulkas (pexels.com/Kevin Malik)

Makin besar ukuran kulkas di rumah, makin banyak pula daya tampungnya. Kalau kamu gak buka usaha kuliner, memakai kulkas besar malah menjadi bumerang. Selain harga belinya mahal, biaya listriknya besar, juga meningkatkan kemungkinan hanya menjadi gudang sisa-sisa makanan.

Dirimu serta anggota keluarga lainnya gampang sekali memasukkan makanan apa saja ke lemari es. Setiap kalinya diawali dengan niat nanti makanan itu bakal disantap lagi. Kenyataannya, kalian cuma membuka pintu kulkas ketika sudah membawa sisa makanan lain.

Ganti kulkas besar dengan kulkas yang lebih kecil. Selain tampak ringkas sehingga menghemat ruang, kalian pasti berpikir lebih panjang sebelum membeli apa pun. Minimnya ruang penyimpanan mendorong kalian untuk membeli makanan seperlunya saja.

6. Jika gak bakal habis sendiri, langsung dibagikan

ilustrasi sepiring makanan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Terkadang kamu pasti ingin memakan sesuatu tetapi seporsinya saja terlalu besar untuk satu orang. Misalnya, dirimu ingin makan martabak manis yang terkenal lezat di kotamu. Satu porsinya bisa buat beberapa orang. Kamu paling banyak hanya kuat makan 3 sampai 4 potong.

Tambah tebal dan penuh isian martabaknya, tambah sedikit yang dapat dinikmati sendirian. Padahal kalau martabak manis disimpan di suhu ruang atau kulkas bakal mengubah teksturnya. Martabak dihangatkan kembali juga sudah gak seenak saat baru dibeli.

Kamu boleh tetap membelinya. Namun, langsung saja sebagiannya diberikan ke orang lain daripada gak habis. Tidak usah menunggu nanti sisa berapa baru dikasihkan. Pindahkan beberapa potong martabak ke kotak makanan supaya tetap rapi ketika diberikan.

Usaha mengurangi sampah makanan gak hanya perlu dikampanyekan di berbagai rumah makan. Pengunjung membawa kebiasaannya di rumah. Kalau di rumah kamu sudah terbiasa tidak menyia-nyiakan makanan, pasti saat jajan pun selalu menghabiskan menu yang dipesan atau membungkus sisanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us