5 Alasan Kebiasaan Scroll Media Sosial yang Sulit Dihindari, Setuju?
- Media sosial sebagai sarana terhubung dengan orang lain, baik teman, keluarga, maupun orang dengan kesamaan
- FOMO atau takut ketinggalan menyebabkan ketergantungan pada medsos untuk mengikuti perkembangan viral dan berita terbaru
- Mendapatkan like atau komentar positif memberikan hiburan dan kebanggaan yang mendorong untuk terus menggunakan media sosial
Mengikuti perkembangan media sosial yang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi semua generasi. Meskipun hanya sekadar untuk berkomunikasi dengan teman media sosial memberikan berbagai kemudahan yang membuat kamu makin sulit untuk menghindar. Banyak orang tanpa sadar sering terjebak dengan kebiasaan membuka berbagai aplikasi medsos berulang kali setiap hari.
Tujuan aktivitas ini awalnya hanya untuk melihat pesan, namun tanpa sadar justru terperangkap dengan berbagai konten yang terus muncul. Kamu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scroll layar ponsel, meskipun sadar ada aktivitas penting yang seharusnya dilakukan. Kira-kira apa ya alasannya? Yuk, bahas penjelasan nya di artikel berikut!
1. Kebutuhan terhubung dengan orang lain
Salah satu alasan yang membuat orang sering scroll medsos adalah sarana agar bisa terhubung dengan orang lain. Media sosial bisa menjadi jembatan untuk berinteraksi dengan teman, keluarga bahkan orang yang punya kesamaan dengan kamu meski secara virtual.
Medsos adalah cara agar merasa dekat dengan orang yang gak bisa di temui setiap hari. Keinginan untuk mendapatkan kabar terbaru tentang kehidupan orang lain dengan melihat aktivitas yang mereka bagikan di medsos adalah salah alasan terus menerus membuka aplikasi tersebut.
2. Sering terjebak FOMO
FOMO atau takut ketinggalan adalah sebuah fenomena psikologis yang sering terjadi karena ketergantungan dengan media sosial. Sering merasa khawatir jika gak mengikuti perkembangan berita yang sedang viral yang memang bisa beribu dengan cepat.
Setiap kali membuka medsos pasti muncul perasaan tertinggal jika gak tahu yang terjadi di dunia maya. Rasa takut ketinggalan informasi yang sedang viral membuat kamu terus berusaha untuk tetap terhubung dengan feed yang gak kenal waktu.
3. Mencari kesenangan yang instan
Saat kamu mengunggah sesuatu di akun medsos dan bisa mendapatkan like atau komentar positif pasti menjadi hiburan dan kebanggaan tersendiri. Nah, ini memberikan rasa puas yang mendorong kamu akhirnya terus melanjutkan aktivitas tersebut.
Hal ini bisa menimbulkan kesenangan instan yang sering membuat kamu lupa waktu. Kamu terus mencari agar bisa mendapatkan perasaan yang sama, sehingga menciptakan sebuah siklus di mana kamu punya keinginan untuk terus scroll medsos.
4. Kehilangan aktivitas yang asyik
Perasaan bosan atau gak punya kegiatan yang menarik adalah salah satu alasan yang membuat kamu menjadikan medsos menjadi pelarian yang mudah. Daripada mencari aktivitas yang produktif dengan mencoba hal baru kamu lebih memilih untuk membuka aplikasi medsos yang memberikan banyak hiburan.
Aktivitas ini membuat kamu gak perlu berpikir keras untuk menikmati sesuatu yang menyenangkan. Cukup scroll kamu bisa dengan mudah menemukan berbagai hal yang menarik untuk hiburan. Selain itu, padat nya aktivitas kamu yang penuh tekanan membuat kamu nyaman scroll berbagai konten di medsos.
5. Algoritma yang bikin ketagihan
Sebagian besar platform dari medsos sudah menggunakan algoritma canggih yang memang dirancang untuk menyajikan konten yang relevan dan menarik. Algoritma ini bisa mengetahui keinginan kamu berdasarkan interaksi yang kamu lakukan sebelumnya sehingga bisa memberikan konten yang serupa.
Akhirnya, kamu terjebak dalam banyak konten yang terus muncul sehingga sulit untuk menghindari nya. Ini yang menjadi alasan kamu kesulitan untuk berhenti dari aktivitas dunia maya atau mengatur waktu di media sosial.
Meskipun ada banyak alasan mendorong kamu untuk terus scroll medsos, yang penting tetap menyadari dampak negatif jika gak dikendalikan. Dengan mengatur waktu atau mematikan notifikasi untuk melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat bisa menjadi cara untuk mengurangi dampak negatif dari kebiasaan ini.
