5 Fakta Menarik Cecak Kepala Kuning, Ternyata Punya Banyak Nama!

- Cecak kepala kuning memiliki variasi nama di setiap daerah, seperti cecak tenggorokan putih dan machurito di Venezuela, serta geco cabeza amarilla di Meksiko.
- Reptil ini memiliki empat subspesies dengan penyebaran wilayah yang berbeda, mulai dari Venezuela hingga Haiti, serta habitatnya terdapat di hutan kering dan area pertanian.
- Individu jantan cecak kepala kuning memiliki warna tubuh yang mencolok untuk menarik perhatian betina, namun jarang menggunakan kemampuan memutuskan ekor (autotomi).
Umumnya cecak tidak punya warna mencolok, bahkan warnanya tergolong membosankan karena tubuhnya hanya terdiri dari warna-warna yang pucat. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Gonatodes albogularis atau cecak kepala kuning. Individu betina cecak ini memang seperti cecak kebanyakan dengan warna cokelat dan corak-corak berwarna abu-abu. Namun individu jantannya sangat berbeda dengan ekor hitam, badan yang dipenuhi corak silver, dan kepala berwarna kuning atau jingga.
Warna mencolok yang dimiliki individu jantan juga sangat berguna, salah satunya untuk menarik perhatian lawan jenis. Ia juga punya kemampuan memanjat yang hebat, sama seperti spesies cecak lain. Habitatnya sendiri mencakup wilayah Benua Amerika dan hewan ini juga punya banyak nama, lho. Selain ciri fisik dan namanya, cecak kepala kuning juga punya beberapa fakta unik yang sangat menarik untuk dibahas.
1. Punya banyak nama di berbagai negara

Dilansir iNaturalist, cecak kepala kuning merupakan reptil yang terkenal sehingga ia punya berbagai nama dan julukan yang berbeda. Secara umum, ia dikenal dengan tiga nama, yaitu cecak kepala kuning, cecak tenggorokan putih, dan cecak tenggorokan putih bercakar. Sementara itu di wilayah Venezuela hewan ini dikenal dengan nama mea-mea atau machurito. Di daerah lain seperti Semenanju Guajira namanya berbeda lagi, yaitu curumachár atau culumasár.
Tentunya hal ini sangat berbeda dengan di Meksiko yang mana di sana ia disebut sebagai geco cabeza amarilla. Bahkan nama tersebut merupakan nama resmi yang diberikan oleh pemerintah Meksiko, tepatnya diberikan oleh Comisión Nacional para el Conocimiento y Uso de la Biodiversidad. Terakhir, di Kolombia cecak ini dikenal dengan berbagai nama, seperti güeco cabeciamarillo, limpiacasa, dan pega-pega.
2. Punya empat subspesies dengan wilayah penyebaran yang berbeda

Dilansir The Reptile Database, cecak ini punya empat subspesies, yaitu Gonatodes albogularis albogularis, Gonatodes albogularis bodinii, Gonatodes albogularis fuscus, dan Gonatodes albogularis notatus. Tiap spesies juga punya dideskripsikan dan ditemukan pada tahun yang berbeda. G. a. albogularis dideskripsikan pada tahun 1836, G. a. bodinii dideskripsikan pada tahun 1964, G. a. fuscus dideskripsikan pada tahun 1855, dan G. a. notatus dideskripsikan pada tahun 1862.
Tiap subspesies juga punya wilayah penyebaran yang berbeda. Pertama, G. a. albogularis dapat ditemukan di Venezuela. Kedua, G. a. bodinii merupakan hewan endemik Kepulauan Los Monjes serta bisa ditemukan di Monje Grande del Sur dan Monje Grande del Norte. Ketiga, G. a. fuscus punya penyebaran yang luas karena menghuni Panama, Nikaragua, El Salvador, dan Kosta Rika. Terakhir, G. a. notatus dapat ditemukan di Haiti, Dominika, dan Jamaika. Sebenarnya ada populasi yang menghuni Mexico, Guatemala, dan Honduras namun belum jelas ia masuk ke subspesies yang mana.
3. Menyukai habitat berupa hutan kering

Artikel di jurnal Ecology menjelaskan kalau cecak kepala kuning sangat suka tinggal di hutan kering dan area pertanian. Ia merupakan reptil arboreal yang sering terlihat memanjat pohon, berkeliaran di pinggir hutan, dan mencari makan di vegetasi rapat. Di beberapa daerah seperti Haiti cecak ini juga sering terlihat di area pemukiman. Bahkan tak jarang ia juga masuk ke rumah dan hidup di dalam rumah seperti yang dilakukan tokek atau cecak rumah asia. Melihat hal ini dapat disimpulkan kalau cecak kepala kuning tidak takut dengan manusia dan justru mampu beradaptasi dengan kehidupan manusia.
4. Memiliki kemampuan autotomi seperti cecak dan kadal lain

Sebagai cecak tentunya reptil ini mampu memutuskan ekornya saat merasa terancam atau berhadapan dengan predator. Namun yang membedakannya dari cecak lain adalah ia tidak terlalu sering menggunakan kemampuan yang disebut autotomi tersebut. Selama cecak ini bisa kabur dan bersembunyi maka ia tidak akan memutuskan ekornya. Pemutusan ekor hanya dilakukan jika dirasa tidak ada jalan lain dan jika dirasa tidak ada efek samping yang terlalu besar saat hal tersebut dilakukan, jelas berbagai sumber.
Setelah ekornya putus hewan ini harus menunggu beberapa minggu sebelum ekornya tumbuh kembali. Saat ia tidak memiliki ekor keseimbangan tubuh dan metabolismenya akan sedikit terganggu. Ketidakhadiran ekor juga membuat cecak ini kehilangan senjata pamungkasnya untuk kabur. Alhasil saat ekornya belum tumbuh setelah melakukan autotomi cecak kepala kuning cenderung akan lebih pasif dan lebih sering berkeliaran di sekitar tempat persembunyian seperti lubang, bebatuan, atau pohon.
5. Individu betina lebih tertarik dengan individu jantan yang punya warna cerah

Cecak ini memiliki dimorfisme seksual yang menonjol dan ditunjukan dari perbedaan ukuran dan ciri fisik. Individu betina punya tubuh yang lebih kecil dan warnanya juga tidak terlalu mencolok. Warna tubuh individu betina serupa dengan cecak pada umumnya dengan tubuh cokelat yang dihiasi bercak putih. Hal ini berbeda dari individu jantan yang badannya lebih gemuk dan ukurannya lebih besar. Ia punya badan berwarna cokelat, bercak putih, leher dengan garis putih bak kalung, dan kepala yang berwarna kuning atau jingga.
Warna mencolok yang dimiliki cecak jantan juga punya fungsi, yaitu untuk menarik perhatian betina. Uniknya lagi, biasanya individu betina cenderung akan memilih individu jantan yang punya warna lebih cerah. Walau warna yang cerah bisa membuat individu jantan diganderungi individu betina namun warna cerah juga membuatnya lebih mudah dideteksi predator. Sebaliknya, jantan yang punya warna agak pudar malah lebih sulit dideteksi predator namun tidak terlalu disukai betina.
Mungkin cecak yang biasa kamu kenal punya warna pucat seperti cokelat, abu-abu, atau hitam. Namun hal ini berbeda dari cecak kepala kuning yang individu jantannya punya kepala berwarna kuning atau jingga. Warna tersebut berguna untuk menarik perhatian betina saat musim kawin. Ia juga termasuk cecak yang unik karena punya banyak subspesies, penyebarannya hanya mencakup wilayah Amerika, dan jarang menggunakan autotomi.