Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Ciri OKB yang Jangan Sampai Ada di Kamu, Waspada! 

ilustrasi OKB (pexels.com/Chalo Garcia)
Intinya sih...
  • Fenomena OKB muncul di berbagai lingkungan sosial, menimpa orang sekitar dan bahkan public figure.
  • Ciri-ciri OKB meliputi pamer kekayaan, merasa lebih baik dari orang lain, gaya hidup boros, dan kurang peduli terhadap orang lain.
  • OKB sulit menerima kritik dan mengubah karakter serta sikapnya setelah menjadi kaya.

Fenomena OKB, atau Orang Kaya Baru, sering kali muncul di berbagai lingkungan sosial masyarakat yang tak hanya menimpa orang di sekitar kamu bahkan bisa jadi public figure sekali pun. Biasanya, OKB ini adalah seseorang yang tiba-tiba memiliki kekayaan berlimpah setelah sebelumnya menjalani hidup yang sederhana atau biasa saja. Tiba-tiba kaya tentu bisa mengubah gaya hidup seseorang,  tapi yang harus diwaspadai adalah perubahan sikap yang cenderung dianggap mengganggu dan juga meresahkan.

Meskipun kekayaan merupakan suatu hal yang sah-sah saja diraih, cara seseorang menyesuaikan diri dengan status baru ini sering kali menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Bukan hanya soal gaya hidup yang berubah drastis, namun pola pikir OKB dan sikap terhadap orang lain juga sering kali ikut berubah. Maka dari itu, yuk, bahas lebih dalam mengenai lima ciri OKB yang jangan sampai ada di kamu!

1. Suka pamer kekayaan

ilustrasi pamer kekayaan (pexels.com/RDNE Stock project)

Ciri pertama yang paling mencolok dari OKB adalah kebiasaan suka memamerkan kekayaan, mulai dari memajang barang-barang mewah di media sosial hingga menunjukkan gaya hidup glamor dalam keseharian. Seolah-olah, semua orang harus tahu bahwa mereka sekarang sudah berada di level yang berbeda dari hidup mereka sebelumnya. Dalam konteks sosial, pamer kekayaan tidak membuat seseorang terlihat lebih terhormat, justru sebaliknya, orang akan melihatnya sebagai tindakan yang tidak elegan dan kurang bijaksana.

Di balik sikap suka pamer ini, ada kebutuhan untuk mendapat validasi orang lain, bahwa mereka telah "naik kelas." Namun, perlu disadari bahwa kekayaan yang sesungguhnya tidak hanya diukur dari materi, melainkan dari sikap rendah hati tanpa perlu membandingkan diri. Alih-alih pamer, lebih baik fokus pada hal-hal yang memberi dampak positif, seperti membantu orang lain atau berinvestasi dalam hal-hal yang lebih bermakna.

2. Merasa lebih dari orang lain

ilustrasi merasa lebih dari orang lain (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ciri lain dari OKB yakni sikap merasa dirinya lebih baik dari orang lain hanya karena memiliki lebih banyak uang. Mereka mulai memandang rendah orang-orang yang mungkin masih menjalani hidup sederhana, dan sering kali menganggap bahwa kekayaan materi adalah penentu nilai seseorang. Sikap ini sangat berbahaya karena bisa merusak hubungan sosial sebab tidak ada yang suka bergaul dengan orang yang meremehkan orang lain hanya karena perbedaan status ekonomi.

Rasa superior secama ini sebenarnya hanya menutupi rasa kurang percaya diri atau ketakutan bahwa mereka masih belum sepenuhnya diterima di lingkup sosial baru mereka. Ketika seseorang mulai merasa dirinya lebih baik hanya karena uang, mereka kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama orang lain. Uang memang bisa memberi kenyamanan, tapi tidak seharusnya menjadi alasan untuk memandang rendah orang lain, bukan?

3. Boros dan konsumtif

ilustrasi boros dan konsumtif (pexels.com/Alexandra Maria)

Banyak OKB yang terjebak dalam gaya hidup boros dan konsumtif, membeli barang-barang mewah yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya untuk mempertahankan citra sebagai orang kaya. Mereka mulai menganggap bahwa membeli barang mahal menjadi satu-satunya jalan untuk menunjukkan kesuksesan. Padahal, gaya hidup boros ini justru bisa merugikan diri sendiri dalam jangka panjang, karena tidak semua kekayaan bisa bertahan jika tidak diatur dengan baik.

Sikap konsumtif juga bisa mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol diri, lho. Ketika semua hal diukur dari materi, mereka cenderung kehilangan makna dari hal-hal sederhana yang sebenarnya jauh lebih berharga. Kaum OKB pasti lupa kalau uang hanyalah alat, bukan tujuan akhir dari hidup ini. Lebih baik berfokus pada hal-hal yang memberi kebahagiaan daripada sekadar memuaskan keinginan konsumtif yang tidak akan pernah ada  habisnya.

4. Kurang empati pada orang lain

ilustrasi OKB (pexels.com/Borko Manigoda)

OKB sering kali terjebak dalam lingkaran egois di mana mereka lebih mementingkan diri sendiri dan kurang peduli terhadap orang lain. Mereka mulai kehilangan empati dan tidak lagi memahami kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar mereka. Bahkan, mereka mungkin menjadi kurang peduli pada masalah sosial yang sebelumnya mereka anggap penting.

Ketika seseorang mendadak kaya, mereka cenderung fokus pada diri sendiri dan lupa bahwa kebahagiaan juga datang dari berbagi dengan orang lain. Ketika bisa memahami dan merasakan kesulitan orang lain, kamu akan lebih mudah menjaga hubungan yang baik dan mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial di mana pun berada. So, inilah pentingnya untuk tetap rendah hati dan peduli pada orang lain, meskipun status ekonomi sudah berubah atau naik kelas.

5. Menolak kritik dan masukan

ilustrasi menolak kritik dan masukan (pexels.com/Jopwell)

Ciri terakhir yang sering ditemukan pada diri seorang OKB adalah betapa sulitnya bagi mereka untuk menerima kritik. Mereka merasa bahwa karena memiliki uang, semua tindakan mereka sudah benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi oleh masyarakat. Sikap defensif seperti ini bisa membuat seseorang sulit berkembang karena mereka menutup diri dari masukan yang sebenarnya bisa memperbaiki diri.

Mereka lupa bahwa tindakan menolak kritik justru hanya akan membuat seseorang terjebak dalam pola pikir yang sempit. Uang mungkin bisa memberikan kenyamanan, tapi tanpa kemampuan untuk mendengarkan orang lain dan belajar dari kesalahan, seseorang tidak akan bisa benar-benar tumbuh dan berkembang. Jadi, meskipun sudah berada di posisi yang lebih baik secara finansial, tetap penting untuk mendengarkan orang lain dan menerima masukan dengan lapang dada, ya!

Memiliki kekayaan tentu bukan hal yang buruk, tetapi cara kamu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut adalah hal yang perlu diperhatikan. Jangan sampai kekayaan mengubah karakter dan sikapmu menjadi negatif atau bahkan menjadi perbincangan di masyarakat. Semoga bila kamu berubah status sosial, tak lantas membuat menjadi sosok OKB menyebalkan di mata masyarakat itu, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us