Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bukan Cuma Paru-Paru! 4 Dampak Rokok yang Jarang Diketahui

ilustrasi merokok (pexels.com/Lukas)
Intinya sih...
  • Rokok dapat merusak kulit dengan mempercepat penuaan, kehilangan kelembapan, elastisitas, dan kerusakan kolagen serta elastin.
  • Merokok berdampak buruk pada sistem reproduksi, seperti kualitas sperma dan jumlah sel telur yang sehat, serta meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
  • Merokok juga dapat membuat tulang lebih rapuh dan rentan terhadap patah tulang, serta memengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental seseorang.

Rokok selama ini identik dengan penyakit paru-paru dan risiko kanker. Namun, dampaknya ternyata jauh lebih luas dari yang banyak orang sadari.  Zat kimia dalam rokok seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida, dapat memengaruhi hampir seluruh organ tubuh.

Sayangnya, banyak perokok yang tidak menyadari efek buruk ini hingga terlambat. Beberapa dampak rokok yang jarang dibahas bahkan dapat merusak kesehatan secara perlahan tanpa gejala yang jelas di awal. Berikut adalah empat efek rokok yang perlu diketahui agar kamu lebih waspada.

1. Merusak kesehatan kulit dan mempercepat penuaan

ilustrasi kulit yang cerah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang tidak menyadari bahwa rokok bisa membuat kulit lebih cepat mengalami penuaan. Kandungan zat beracun dalam rokok, seperti karbon monoksida dan nikotin, dapat mengurangi aliran darah serta oksigen ke kulit. Akibatnya, kulit kehilangan kelembapan dan elastisitas, yang mempercepat munculnya kerutan dan garis halus, terutama di sekitar mata dan mulut.

Selain itu, merokok juga merusak kolagen dan elastin, dua protein utama yang menjaga kulit tetap kencang dan sehat. Inilah alasan mengapa perokok sering terlihat lebih tua dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Bahkan, beberapa penelitian menemukan bahwa perokok berisiko lebih tinggi mengalami kondisi kulit seperti psoriasis dan jerawat parah.

2. Mengganggu kesehatan reproduksi dan kesuburan

ilustrasi tes kehamilan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Merokok juga bisa berdampak buruk pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, zat kimia dalam rokok dapat merusak kualitas sperma, mengurangi jumlah sperma sehat, serta meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Ini terjadi karena merokok mengganggu aliran darah ke organ reproduksi dan menghambat produksi hormon yang berperan dalam kesuburan.

Sementara itu, pada wanita, merokok dapat mengganggu keseimbangan hormon, mengurangi jumlah sel telur sehat, serta meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Wanita yang merokok juga lebih rentan mengalami menopause dini dan sulit hamil. Bahkan, paparan asap rokok selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.

3. Melemahkan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis

ilustrasi X-Ray (pexels.com/Gustavo Fring)

Merokok dapat membuat menyebabkan tulang lebih rapuh dan rentan terhadap patah tulang. Zat beracun dalam rokok mengganggu penyerapan kalsium dan menghambat produksi sel pembentuk tulang. Akibatnya, kepadatan tulang berkurang lebih cepat dibandingkan pada non-perokok, meningkatkan risiko osteoporosis, terutama pada wanita lanjut usia.

Selain itu, merokok dapat memperlambat proses penyembuhan tulang setelah patah atau cedera. Perokok yang mengalami patah tulang sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tulang dengan berhenti merokok dan mengonsumsi makanan kaya kalsium serta vitamin D sangat penting untuk mencegah osteoporosis di kemudian hari.

4. Memengaruhi kesehatan mental dan fungsi otak

ilustrasi seseorang yang depresi (pexels.com/Pixabay)

Rokok tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga bisa memengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental seseorang. Studi menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan penurunan fungsi kognitif dibandingkan dengan non-perokok. Dalam jangka panjang, nikotin dalam rokok dapat memperburuk ketidakseimbangan neurotransmiter di otak yang berperan dalam regulasi suasana hati dan daya pikir.

Selain itu, kebiasaan merokok dapat mempercepat penurunan daya ingat dan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan demensia. Zat kimia dalam rokok merusak pembuluh darah di otak, yang dapat menghambat aliran oksigen dan nutrisi penting bagi sel-sel otak. Akibatnya, fungsi kognitif bisa menurun lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok, terutama seiring bertambahnya usia.

Berhenti merokok memang tidak mudah, tetapi memahami risiko-risiko diatas dapat menjadi motivasi tambahan untuk mulai meninggalkan kebiasaan ini. Dengan berhenti merokok, tubuh akan mulai memperbaiki dirinya sendiri dan organ akan membaik secara signifikan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai hidup yang lebih sehat tanpa rokok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us