Speling Melesat, Badan Sehat, Nyawa Selamat

Boyolali, IDN Times - Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) Melesat telah menjangkau 706 desa di wilayah Jawa Tengah.
Bahkan, semenjak digalakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bulan Maret 2025 silam, Speling Melesat mampu melayani lebih dari 10 juta warga Jawa Tengah. Sehingga pelaksanaan yang ada saat ini merupakan terbesar di Indonesia.
Manfaat dari kegiatan Speling Melesat ini juga dirasakan sejumlah warga Desa Seboto di Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali.
Kondisi tersebut tampak tatkala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng bersama sejumlah dokter rumah sakit memberi pelayanan Speling Melesat di Kantor Desa Seboto, Rabu (5/11/2025).
Pagi itu, Sofiah terlihat bergegas keluar dari rumahnya menuju aula kantor Desa Seboto. Sembari menggendong putra tercintanya, Sofiah menaruh harapan besar terhadap pelayanan yang diberikan para dokter spesialis.
Sebab Sofiah agak ketar-ketir tatkala tahu anaknya sering batuk. Upayanya membawa buah hatinya berobat di RSUD Pandan Arang juga belum membuahkan hasil maksimal.
"Soalnya anak saya sering batuk-batuk. Terus dua minggu juga dirawat di rumah sakit Pandan Arang. Cuman belum sembuh-sembuh. Makanya saya bawa kemari, siapa tahu dapat tindakan lebih bagus," katanya saat berbincang dengan IDN Times di sela menunggu antrean di halaman Kantor Desa Seboto.
Alhasil, Sofiah Rabu pagi mendapat antrean lebih awal. Setelah mendapat giliran, langkah kakinya kemudian menembus masuk ke bilik pengobatan paru-paru.
Sejumlah warga lainnya rupanya benar-benar menantikan layanan Speling Melesat di aula kantor desa tersebut.
Selain membuka layanan pemeriksaan paru, para dokter spesialis yang didatangkan dari rumah sakit terdekat juga melayani cek kesehatan gratis (CKG), pemeriksaan bagi ibu hamil, lansia, penanganan stunting sampai pemeriksaan kesehatan jiwa.
"Bagi saya, cek kesehatan kayak gini sangat membantu. Apalagi saya yang sedang hamil muda, pastinya perlu rutin cek kandungan," tutur Ida, seorang ibu hamil.
"Tadi sudah timbang badan, ikut pemeriksaan kesehatan juga. Allhamdulillah kandungan saya sehat," tambahnya.
Speling Melesat menginspirasi pemerintah pusat
Bagi Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Benjamin Paulus Oktavianus, program Speling di Jawa Tengah telah melampaui ekspektasi semua pihak. Apalagi, Speling lebih komprehensif dibandingkan cek kesehatan gratis (CKG) karena menghadirkan layanan dari dokter spesialis dan rumah sakit secara langsung di tengah masyarakat.
Dalam kunjungannya di Desa Seboto, ia melihat langsung kehadiran para dokter spesialis penyakit dalam, anak, kandungan, paru, dan kejiwaan yang telaten memeriksa pasien di masing-masing bilik.
Para dokter spesialis terlihat memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. Mulai dari pemeriksaan ibu hamil dan deteksi kanker serviks oleh dokter spesialis kandungan (obgyn), skrining tuberkulosis (TBC) oleh dokter spesialis penyakit dalam dan paru, pemeriksaan kesehatan jiwa, hingga penanganan stunting oleh dokter spesialis anak.
“Di sini ada dokter ahli kandungan yang memeriksa antenatal care (ANC) hingga enam kali kepada ibu hamil sampai melahirkan,” ujar Benjamin.
Secara terang-terangan ia terinspirasi dengan program Speling yang diinisiasi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi karena bisa diadopsi untuk pelaksanaan di provinsi seluruh Indonesia.
“Saya kira ini baru pertama di Indonesia. Suatu kegiatan luar biasa yang sudah dilakukan di 706 desa. Saya ingin belajar agar bisa dilakukan seperti ini di berbagai wilayah. Nanti akan saya sampaikan ke Presiden dan Menteri Kesehatan agar bisa ditiru provinsi lain. Ini lebih dari apa yang kami bayangkan soal cek kesehatan gratis," akunya.
Benjamin pun memuji inovasi Dinas Kesehatan yang menjadikan Speling sebagai sarana bertukar ilmu antara dokter spesialis dan dokter umum puskesmas. Yang dimaksud bertukar ilmu ialah sejumlah dokter umum dibekali pengetahuan langsung dari para dokter spesialis mengenai cara deteksi penyakit dalam, kandungan, serta penyakit berisiko tinggi lainnya.
Program ini kuat karena melibatkan rumah sakit milik pemerintah daerah dan swasta serta menggandeng berbagai instansi lintas sektor.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi berkata pola pembangunan kesehatan harus dimulai dari desa. Pasalnya, di sanalah masyarakat jarang tersentuh layanan dari dokter spesialis. Maka kesehatan mustinya menjadi prioritas utama dalam pembangunan. Speling Melesat juga selaras dengan visi misinya yakni Ngopeni dan Nglakoni.
Ia bilang apabila seluruh desa sehat, maka kecamatannya sehat. "Kalau kecamatannya sehat, kabupatennya sehat, dan kalau kabupatennya sehat, provinsinya juga sehat. Basisnya tetap dari desa,” paparnya.
“Sandang, pangan, dan papan memang penting. Namun, kalau tidak sehat, semuanya tidak ada artinya. Karena itu, kesehatan harus diutamakan,” ujarnya.
Speling Melesat menjadi sarana memupus tuberkulosis
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah menyebut Speling Melesat memang juga dijadikan sarana mengeliminasi TBC tahun 2030.
Tahapan deteksi dini dan pengawasan (surveillance) menjadi kunci, yang kini dijalankan melalui integrasi antara Speling dan TB Express.
Dalam pelaksanaan di lapangan, masyarakat terlebih dulu mengikuti skrining kesehatan melalui CKG. Bila ditemukan indikasi TBC, pasien langsung dirujuk ke dokter spesialis untuk pemeriksaan lanjutan seperti rontgen dan uji bakteriologi.
Irma menyebut di setiap kegiatan Speling hadir minimal 4-5 dokter spesialis dari berbagai bidang. Umumnya di tiap desa yang disambangi dokter spesialis, selalu tersedia layanan spesialis penyakit dalam, paru, anak, kandungan, dan kejiwaan. "Memang layanan prioritasnya TBC, kehamilan berisiko tinggi, gizi anak, dan kesehatan jiwa,” akunya.
Sementara dari data pemerintah pusat mencatat terdapat 104 ribu kasus resiko TBC di Jawa Tengah. Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar pun menyarankan kepada semua kader kesehatan bersama perangkat desa dan kelurahan untuk berperan aktif mengatasi penularan TBC.
"Temuan sekarang ada 72 ribu dari 104 ribu yang seharusnya. Jadi kita masih punya PR sekitar 34 ribu (kasus) untuk segera ditemukan. Jadi harapannya semua masyarakat aware, agar tahu dan (penderita TBC) dibawa ke faskes, karena biaya pengobatannya gratis," kata Ninit, sapaan akrabnya saat berbincang dengan IDN Times di sela gerakan kampanye Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC di area car free day (CFD) Jalan Pahlawan, Semarang, Minggu pagi (9/11/2025).
Temukan, Obati Sampai Sembuh
Adapun dengan menggencarkan kampanye TOSS TBC paling tidak bisa meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya penularan TBC. Dengan gerakan TOSS TBC, masyarakat juga lebih memahami gejala sampai proses penyembuhan penderita TBC.
Apabila ditemukan penderita TBC, katanya kader kesehatan wajib melapor ke faskes guna segera diberi pengobatan sampai tuntas. Jika warga menemukan satu penderita TBC, sekitar 10-14 orang di sekitarnya yang kontak erat juga turut diperiksa sebagai langkah awal investigasi kontak.
"Karena ini jenisnya penyakit menular, maka jadi sangat mudah menular. Ini kita membuat resiko aktivitas menurun dan akhirnya kemiskinan akan naik. Maka kesadaran masyarakat ditumbuhkan agar bisa disebarluaskan ke kantong-kantong yang beresiko TBC," ujar Yunita.
Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Kemenko PMK, Warsito mengatakan bahwa TBC tak cuma jadi tantangan secara global. Melainkan juga menyasar pada setiap negara.
"Ini jadi tantangan global tidak hanya Indonesia. Karena Indonesia menempati urutan kedua setelah India. Maka pemerintah pusat dan seluruh provinsi maupun setiap kabupaten kota harus memerangi TBC ini," katanya.
Ia menyebutkan terdapat delapan pemerintah provinsi yang kini digerakan secara masif untuk mengatasi penularan TBC.
Masing-masing provinsi termasuk Jawa Tengah perlu mengidentifikasi, mencermati data-data temuan serta menggerakkan kader-kader kesehatan di tiap kampung, desa dan kelurahan untuk memitigasi resiko penularan TBC.
Lebih lanjut, ia menekankan TBC memang menjadi penyakit menular. Namun masih bisa diobati apabila penderitanya ditangani dengan baik.
Makanya, menurutnya gerakan TOSS TBC perlu disosialisasikan untuk menyembuhkan penderita TBC. "Temukan obati sampai sembuh mereka yang ada gejala TBC ini. Kami dari Kemenko PMK juga melakukan kegiatan sejenis di delapan provinsi termasuk Jateng. Kita semua tahu TBC penyakit menular yang sama-sama harus dicegah," tutur Warsito.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jateng, Iwanuddin Iskandar menyambut ikhtiar pemerintah pusat yang berusaha menanggulangi penyebaran TBC.
Pihaknya juga akan menginisiasi gerakan bersama sampai pedesaan. Pelibatan kader kesehatan, penyuluh Dinkes dan perangkat desa juga diperlukan guna menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi dampak psikologi dari penderita TBC.
"Yang sifatnya butuh bantuan penguatan akan diatasi bersama-sama. Yang kena TBC dirangkul dengan baik. Jangan dikucilkan, tetapi obati sampai tuntas. Kami juga minta supaya ada mitigasi lokasi yang berpotensi TBC agar tidak menyebar kemana-mana," ujar Iwanuddin.
















