Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Alasan Perempuan Protektif Terhadap Pasangannya, Pria Wajib Tahu!

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Perempuan protektif terhadap pasangan karena cinta mendalam yang mendorong naluri perlindungan yang kuat.
  • Pengalaman buruk di masa lalu membuat perempuan lebih waspada dan hati-hati dalam hubungan saat ini.
  • Ketakutan akan kehilangan, rasa hormat, kepedulian, pola asuh, perilaku pasangan, dan perasaan tidak aman memengaruhi tingkat protektifitas perempuan dalam hubungan.

Dalam hubungan romantis, tak jarang perempuan terlihat lebih protektif terhadap pasangannya. Hal ini bisa menjadi tanda cinta yang mendalam, namun sering kali juga bisa menimbulkan ketegangan atau ketidaknyamanan dalam hubungan.

Tetapi, sebelum merasa terganggu, penting bagi para pria untuk memahami alasan di balik perilaku protektif ini. Berikut adalah tujuh alasan mengapa perempuan seringkali terlalu protektif terhadap pasangannya yang wajib diketahui oleh para pria.

1. Cinta yang mendalam

ilustrasi pelukan (pexels.com/Douglas Lima)

Salah satu alasan utama perempuan menjadi protektif terhadap pasangannya adalah karena cinta yang mendalam. Ketika perempuan mencintai seseorang, mereka cenderung ingin melindungi orang yang mereka cintai dari segala hal yang mungkin menyakiti mereka. Hal ini merupakan bentuk ekspresi cinta yang alami dan tidak bisa dihindari. Terlebih lagi, cinta yang mendalam ini seringkali memicu naluri perlindungan yang kuat dari perempuan terhadap pasangan mereka.

2. Pengalaman buruk di masa lalu

ilustrasi selingkuh (istockphoto.com/Liudmila Chernetska)

Beberapa perempuan mungkin memiliki pengalaman buruk di masa lalu yang membuat mereka menjadi lebih protektif terhadap pasangan mereka. Mereka mungkin pernah mengalami kekecewaan dalam hubungan sebelumnya, sehingga membuat mereka lebih waspada dan hati-hati dalam hubungan saat ini. Perlindungan yang berlebihan mungkin menjadi cara bagi mereka untuk mencegah terulangnya pengalaman buruk tersebut. Pengalaman masa lalu ini secara alami membentuk pola perilaku dan respons emosional seseorang dalam hubungan masa kini.

3. Ketakutan kehilangan

ilustrasi sedih (pexels.com/SHVETS production)

Ketakutan akan kehilangan merupakan faktor lain yang membuat perempuan menjadi protektif terhadap pasangan mereka. Mereka mungkin takut kehilangan orang yang mereka cintai karena berbagai alasan, seperti perselingkuhan, perpisahan, atau bahkan kematian. Ketakutan ini bisa mendorong mereka untuk selalu berada di sisi pasangan mereka dan melakukan segala cara agar hubungan tetap terjaga. Kehilangan merupakan hal yang menakutkan bagi siapapun, dan perempuan seringkali berusaha keras untuk mencegahnya terjadi dalam hubungan mereka.

4. Rasa hormat dan kepedulian

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Rasa hormat dan kepedulian juga dapat menjadi penyebab perempuan menjadi protektif terhadap pasangan mereka. Mereka mungkin merasa bertanggung jawab untuk melindungi dan merawat pasangan mereka, baik secara fisik maupun emosional. Ini bukanlah tindakan yang dilakukan dengan niat mengontrol, tetapi lebih sebagai bentuk kepedulian yang tulus. Perempuan seringkali merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan pasangan mereka.

5. Pola asuh dan nilai-nilai keluarga

ilustrasi berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Pola asuh dan nilai-nilai keluarga juga dapat memengaruhi tingkat protektifitas seseorang dalam hubungan. Jika perempuan dibesarkan dalam lingkungan yang menuntutnya untuk melindungi anggota keluarga, kemungkinan pola pikir tersebut terbawa ke dalam hubungan mereka. Hal ini bisa menjadi cerminan dari nilai-nilai yang mereka anut sejak kecil. Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam hubungan dewasa.

6. Kecemasan akan perilaku pasangan

ilustrasi sedih (pexels.com/RDNE Stock project)

Terkadang, perilaku pasangan yang mungkin terlalu impulsif atau berisiko dapat membuat perempuan menjadi lebih protektif. Mereka mungkin merasa perlu untuk mengambil peran dalam hubungan demi mencegah pasangan melakukan hal-hal yang dapat membahayakan hubungan tersebut. Meskipun terlihat berlebihan, niatnya sebenarnya adalah untuk melindungi pasangan dari potensi konsekuensi negatif. Kecemasan akan perilaku pasangan yang kurang terkontrol seringkali menjadi pemicu perhatian dan perlindungan lebih dari perempuan.

7. Perasaan tidak aman dalam hubungan

ilustrasi sedih (pexels.com/Keira Burton)

Perasaan tidak aman dalam hubungan juga dapat menyebabkan perempuan menjadi protektif terhadap pasangan mereka. Jika mereka merasa bahwa hubungan tersebut tidak stabil, mereka mungkin akan mengambil langkah ekstra untuk menjaga agar hubungan tetap utuh. Hal ini bisa termasuk mengontrol atau membatasi interaksi pasangan dengan orang lain atau lingkungan luar. Perasaan tidak aman seringkali mendorong perempuan untuk bertindak lebih protektif guna menjaga keamanan dan kestabilan hubungan mereka.

Dalam menghadapi perilaku protektif dari pasangan perempuan mereka, penting bagi para pria untuk tidak merasa terancam atau terbatas. Sebaliknya, mereka sebaiknya mencoba memahami alasan di balik perilaku tersebut dan berkomunikasi secara terbuka untuk mencari solusinya. Dengan demikian, hubungan bisa tetap harmonis dan saling mendukung tanpa adanya ketegangan yang tidak perlu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us