7 Penyebab Orang Makin Malas Seiring Bertambahnya Usia

- Bertambahnya usia menyebabkan penurunan stamina dan kemampuan pemulihan tubuh, membuat seseorang lebih cepat merasa lelah.
- Prioritas hidup yang bergeser dan rutinitas yang nyaman membuat motivasi untuk mencari tantangan baru menurun.
- Kondisi stres, zona aman, kebiasaan kurang produktif, penyakit fisik dan mental, serta kurangnya dukungan sosial menjadi faktor utama penyebab rasa malas.
Seiring bertambahnya usia, tidak sedikit orang yang merasakan penurunan motivasi dan energi dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Fenomena ini sangat umum terjadi dan kerap dirasakan oleh banyak orang. Bertambahnya usia membawa perubahan dalam tubuh dan pikiran, yang pada akhirnya memengaruhi cara pandang, sikap, dan kebiasaan seseorang.
Terkadang, rasa malas muncul sebagai mekanisme pertahanan diri dari aktivitas yang dianggap menguras energi atau terlalu menuntut. Namun, dengan memahami penyebab di balik rasa malas ini, kita bisa menemukan strategi untuk tetap produktif meski usia terus bertambah. Berikut adalah tujuh faktor utama yang membuat seseorang semakin malas seiring bertambahnya usia.
1. Penurunan energi fisik

Seiring usia, tubuh mengalami perubahan yang cukup signifikan, termasuk penurunan massa otot, metabolisme yang melambat, dan kemampuan fisik yang berkurang. Saat usia muda, tubuh cenderung memiliki stamina tinggi dan kemampuan pemulihan cepat setelah aktivitas. Tetapi dengan bertambahnya usia, proses pemulihan tubuh menjadi lebih lambat, membuat seseorang lebih cepat merasa lelah.
Selain itu, hormon-hormon yang berperan dalam menjaga energi, seperti testosteron dan hormon pertumbuhan, cenderung menurun. Hal ini berdampak langsung pada tingkat energi dan motivasi seseorang untuk aktif bergerak, baik secara fisik maupun mental. Akibatnya, rasa lelah lebih sering datang dan menyebabkan seseorang merasa malas beraktivitas.
2. Perubahan prioritas hidup

Di usia muda, seseorang biasanya memiliki berbagai ambisi, tujuan, dan mimpi yang ingin dicapai. Namun, seiring bertambahnya usia, banyak yang mulai memfokuskan perhatian pada aspek-aspek kehidupan yang lebih personal, seperti kesehatan, keuangan, dan keluarga. Prioritas hidup yang bergeser ini seringkali membuat seseorang merasa nyaman dengan rutinitas yang ada.
Ketika rutinitas sudah terasa cukup nyaman, dorongan untuk mencari tantangan baru pun menurun. Banyak orang merasa lebih aman berada di zona nyaman daripada harus mencoba sesuatu yang baru. Perubahan prioritas ini membuat motivasi untuk menjalankan aktivitas tertentu berkurang, sehingga cenderung malas mencoba hal-hal baru yang mungkin lebih menantang.
3. Stres yang terakumulasi

Pengalaman hidup penuh dengan berbagai tantangan, dan stres sering menjadi hal yang terus ada seiring waktu. Stres kronis yang menumpuk selama bertahun-tahun dapat menguras energi dan membuat seseorang merasa lelah, baik fisik maupun mental. Tidak jarang, stres ini berasal dari banyak aspek, seperti pekerjaan, keluarga, atau kesehatan.
Kondisi stres yang berkepanjangan dapat memicu kelelahan mental yang membuat seseorang kehilangan gairah. Ketika rasa stres sudah sangat mendalam, seseorang sering kali memilih untuk tidak melakukan apa pun demi menghindari tekanan lebih lanjut. Akibatnya, rasa malas semakin meningkat karena ketidakseimbangan antara beban mental dan energi yang tersedia.
4. Rasa nyaman pada zona aman

Ketika seseorang menemukan rutinitas yang nyaman, mereka cenderung berdiam dalam zona aman tanpa keinginan untuk keluar dan mencoba hal-hal baru. Zona aman memberikan rasa tenang dan aman, yang membuat seseorang merasa tidak perlu mengambil risiko atau tantangan baru. Namun, berada di zona aman terlalu lama bisa menghalangi perkembangan pribadi.
Ketika zona aman terasa sudah cukup nyaman, seseorang akan kehilangan dorongan untuk berusaha lebih atau mengambil tantangan baru. Rasa takut gagal atau enggan mencoba hal baru menjadi lebih kuat seiring waktu, yang pada akhirnya mendorong seseorang menjadi malas. Ketika motivasi untuk berubah menurun, seseorang akan semakin terjebak dalam zona tersebut.
5. Pengaruh kebiasaan sehari-hari

Kebiasaan yang terbentuk selama bertahun-tahun dapat memengaruhi pola perilaku seseorang secara keseluruhan. Misalnya, kebiasaan menghindari olahraga atau menghabiskan waktu luang dengan kegiatan yang kurang produktif bisa menjadi pemicu rasa malas. Ketika kebiasaan ini terbentuk dan semakin kuat, seseorang cenderung merasa nyaman dalam rutinitas yang tidak memerlukan usaha lebih.
Terlebih di era digital, kebiasaan seperti menghabiskan waktu di media sosial atau menonton video bisa memicu ketergantungan. Kebiasaan ini mengalihkan perhatian dan menurunkan motivasi untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif. Akibatnya, seseorang merasa semakin sulit untuk keluar dari rutinitas pasif yang sudah terbentuk dan cenderung malas untuk melakukan kegiatan bermanfaat.
6. Penyakit dan kesehatan mental

Usia lanjut sering kali membawa risiko penyakit fisik dan mental yang memengaruhi semangat seseorang. Kondisi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan mental bisa menguras energi serta mengurangi kemampuan fisik. Penyakit ini memengaruhi keseharian seseorang dan sering kali memicu rasa malas karena tubuh terasa lebih lemah.
Selain penyakit fisik, penurunan kesehatan mental juga berdampak pada motivasi dan semangat seseorang untuk beraktivitas. Depresi, misalnya, sering kali menyebabkan seseorang kehilangan minat pada banyak hal. Jika kondisi kesehatan tidak segera ditangani, rasa malas akan terus meningkat seiring waktu, membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit dilakukan.
7. Kurangnya dukungan lingkungan

Dukungan sosial adalah salah satu faktor penting yang dapat menjaga motivasi dan semangat seseorang. Kehilangan orang-orang terdekat atau merasa kesepian seringkali berdampak negatif pada kesehatan mental. Ketika seseorang merasa sendirian, rasa kesepian bisa menjadi alasan utama yang menghalangi keinginan untuk aktif beraktivitas.
Dalam jangka panjang, kurangnya dukungan sosial juga bisa membuat seseorang semakin malas karena tidak adanya dorongan dari luar. Seseorang yang merasa didukung oleh keluarga atau teman cenderung lebih bersemangat menjalani hari-harinya. Sebaliknya, jika dukungan dari lingkungan berkurang, rasa malas akan lebih mudah menguasai.
Itulah tujuh penyebab utama mengapa seseorang semakin malas seiring bertambahnya usia serta cara-cara untuk mengatasinya. Meskipun kemalasan adalah hal yang wajar, tidak ada salahnya untuk terus menjaga semangat dalam menjalani hidup, berapa pun usiamu. Dengan pemahaman dan usaha yang tepat, setiap individu bisa tetap aktif dan produktif meski usia terus bertambah.