Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan Kenapa Cinta Pertama Jarang Happy Ending

Ilustrasi mengkomunikasikan masalah (Pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Cinta pertama adalah pengalaman belajar cara mencintai orang lain yang baru, seringkali tanpa batasan dan komunikasi yang sehat.
  • Hubungan cinta pertama penuh drama karena kurangnya kematangan emosional, sering kali berakhir di tengah jalan karena kesulitan menyelesaikan masalah bersama.
  • Cinta pertama seringkali gagal bertahan karena terlalu mengandalkan perasaan tanpa mempertimbangkan visi hidup yang sejalan dan kemampuan untuk menghadapi masalah bersama.

Cinta pertama itu sering banget disebut paling berkesan. Gimana enggak? Di situlah pertama kalinya kamu ngerasain deg-degan tiap ketemu, senyum-senyum sendiri cuma gara-gara chat, dan mikir “kayaknya dia deh orangnya.” Rasanya kayak dunia cuma punya kalian berdua, dan kamu yakin banget gak akan pernah bisa sayang sama orang lain kayak kamu sayang sama dia. Tapi, seiring berjalannya waktu, banyak yang harus menerima kenyataan pahit: cinta pertama itu jarang banget berujung di pelaminan.

Meski ada beberapa orang yang berhasil langgeng sampai nikah sama cinta pertamanya, nyatanya kebanyakan harus berakhir di tengah jalan. Bukan karena kurang cinta, tapi karena banyak faktor lain yang ikut main peran. Nah, biar kamu gak terus-terusan bertanya-tanya, “Kenapa sih cinta pertama gue gak berhasil?”, yuk simak empat alasan logis kenapa cinta pertama jarang berakhir bahagia.

1. Sama-sama masih belajar mencintai

Ilustrasi sedang bertengkar (Pexels.com/Vera Arsic)

Di cinta pertama, kamu baru banget belajar soal gimana cara mencintai orang lain. Segala sesuatu masih terasa baru, dan kamu mungkin belum ngerti sepenuhnya soal batasan, komunikasi yang sehat, atau bahkan kompromi. Seringnya, kamu terlalu mengandalkan perasaan tanpa dibarengi logika, dan akhirnya jadi posesif atau overthinking sendiri.

Karena sama-sama belum dewasa secara emosional, hubungan pun jadi penuh drama. Satu kesalahan kecil bisa jadi alasan buat bertengkar berhari-hari. Bahkan kadang kamu sendiri belum ngerti apa yang kamu butuhin dalam hubungan, tapi tetap maksa buat bertahan. Jadi gak heran kalau cinta pertama sering kandas. 

2. Terlalu mengagungkan perasaan

Ilustrasi pasangan bahagia (Pexels.com/Yun Krukau)

Cinta pertama itu kayak roller coaster emosional. Kamu gampang banget terbawa perasaan, dan kadang-kadang, kamu ngeliat dia sebagai ‘segala-galanya’. Kamu terlalu mengagungkan perasaan sampai-sampai lupa buat lihat kenyataan. Misalnya, kalian punya value hidup yang beda jauh, tapi kamu tetap maksa karena “yang penting cinta.”

Padahal dalam hubungan jangka panjang, yang dibutuhin bukan cuma rasa suka. Tapi juga visi hidup yang sejalan, komunikasi yang matang, dan kemampuan buat menghadapi masalah bareng. Kalau kamu cuma mengandalkan perasaan aja, bisa-bisa kamu kecewa saat realitanya gak sesuai ekspektasi. Dan cinta pertama sering jadi pelajaran bahwa rasa cinta yang besar pun gak selalu cukup buat bikin hubungan bertahan.

3. Terjebak di fase idealisasi

Ilustrasi saling bercanda (Pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Di cinta pertama, kamu cenderung ngeliat pasanganmu sebagai sosok yang sempurna. Segala hal tentang dia terasa ‘wah’ banget, dan kamu susah banget nerima kekurangannya. Ini karena kamu masih ada di fase idealisasi yaitu fase di mana kamu lebih fokus sama bayangan ideal tentang dia daripada realita sebenarnya.

Masalah muncul saat realita mulai kelihatan. Kamu mulai sadar bahwa dia juga manusia biasa yang bisa bikin salah. Dan saat itu terjadi, banyak dari kamu yang malah merasa kecewa berat karena bayangan “dia sempurna” mulai runtuh. Hubungan pun jadi goyah karena kamu ngerasa ditipu oleh ekspektasi kamu sendiri. Inilah kenapa cinta pertama sering kali gak bertahan: karena kamu gak siap berdamai dengan realita.

4. Hidup terus berubah, dan kalian ikut berubah

Ilustrasi berpisah (Pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu alasan terbesar kenapa cinta pertama gak bertahan adalah karena waktu. Hidup terus bergerak, dan kamu maupun dia juga tumbuh dan berubah. Mungkin saat awal pacaran kalian cocok banget, tapi seiring berjalannya waktu, arah hidup jadi beda. Dia pengin kuliah di luar kota, kamu mau tetap dekat keluarga. Dia pengin bangun karier, kamu pengin stabil di rumah. Atau bahkan secara pemikiran udah mulai gak sejalan.

Kadang, perubahan ini gak bisa dihindari. Dan walaupun ada cinta di antara kamu, kenyataan bahwa tumbuh jadi dua orang yang beda bikin hubungan gak bisa lanjut. Bukan karena gak cinta lagi, tapi karena udah gak sevisi. Dan di sinilah, cinta pertama mengajarkan kamu bahwa cinta aja gak cukup. Ada hal lain yang sama pentingnya buat bikin hubungan berhasil.

Cinta pertama memang penuh kenangan, dan gak salah kalau kamu masih inget dia sampai sekarang. Tapi jangan sedih kalau akhirnya gak berujung indah. Justru dari cinta pertama, kamu belajar banyak hal tentang diri sendiri, tentang mencintai, dan tentang melepaskan. Jadi meskipun jarang happy ending, cinta pertama tetap punya tempat istimewa di hati. Karena dari sanalah, perjalanan kamu dalam memahami cinta dimulai. Dan siapa tahu, pelajaran dari cinta pertama akan bantu kamu nemuin cinta yang benar-benar bertahan selamanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us