Apindo Jateng Perkirakan Investor Operasikan Sritex Mulai Juni

Semarang, IDN Times - Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah menyatakan salah satu investor akan mulai mengoperasikan pabrik Sritex Rejeki Isman (Sritex) mulai bulan depan.
Ketua Apindo Jawa Tengah, Frans Kongi mengungkapkan ada kemungkinan Sritex akan beroperasi kembali sesuai keinginan investor dan hasil kesepakatan dengan pemerintah pusat.
"Informasi dari teman-teman pelaku usaha memang begitu rupanya. Jadi mungkin Juni bulan depan itu Sritex sudah jalan lagi. Jumlah pekerjanya 5.000. Tetapi dengan catatan ini menjadi kewenangan investor yang menanamkan modal kesitu," kata Frans kepada IDN Times, Kamis (29/5/2025).
Meski mengetahui ada pelaku usaha yang berinvestasi ke Sritex akan tetapi dirinya tak tahu menahu identitas perusahaan yang dimaksud. Pun demikian apakah perusahaan yang dimaksud adalah Indonesia Makmur Tekstil, pihaknya juga enggan merinci lebih jauh.
"Saya tidak bisa bicara soal itu. Yang pasti info dari Menaker dan yang saya baca-baca di media, sekarang ini sudah ada finalisasi dengan investornya," cetusnya.
Lebih jelas lagi, Frans berkata mengenai nasib para mantan buruh Sritex, ada dua solusi yang bisa ditempuh. Pertama apabila investor tersebut hanya meminjam alat-alat dan mesin produksi tekstil milik Sritex, maka para buruh bisa dipekerjakan kembali dengan sistem pemberian upah yang lama.
Namun jika pengambilalihan Sritex dilakukan sepenuhnya, maka jadi kewajiban investor yang mesti memberikan upah dengan ketentuan yang baru.
"Kita membaca situasinya masih simpang siur. Apakah buruhnya benar-benar dipekerjakan lagi atau tidak, itu tergantung kesepakatan antara kurator yang jumlahnya lima orang itu dengan investor Sritex yang baru," paparnya.
Frans juga bilang atas persoalan yang melanda Sritex, pihaknya mewanti-wanti kepada pelaku usaha bidang pertekstilan guna berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya.
Pihaknya menyarankan supaya setiap pelaku usaha memahami perkembangan zaman dengan baik. Dengan begitu pola adaptasi bisa dilakukan dengan cepat, taktis tanpa terburu-buru.
Selain itu berinvestasi di bidang industri juga perlu ketelitian yang matang. Jangan sampai, katanya piutang membebani bisnis hingga akhirnya mempersulit operasional perusahaan. "Jadi di sektor ini perlu kehati-hatian yang sangat matang. Jangan gegabah. Terutama ketika beradaptasi dengan perubahan zaman yang serba cepat ini," tukasnya.