Hore! Warga Luar Kota dan Negeri Bisa Vaksinasi Booster di Semarang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Warga luar kota maupun luar negeri sebentar lagi bisa divaksinasi dosis ketiga atau booster di Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang tengah menyiapkan mekanisme pendaftaran bagi mereka yang bukan warga Ibu Kota Jawa Tengah.
1. Masyarakat dari luar bisa vaksinasi booster di Semarang
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, pihaknya menyiapkan fitur pendaftaran bagi warga luar kota atau luar negeri yang ingin vaksinasi booster di Kota Semarang melalui laman victori.semarangkota.go.id.
‘’Nantinya, masyarakat yang melakukan V1 (vaksin dosis pertama) dan V2 (vaksin dosis kedua) di luar kota atau luar negeri bisa melakukan booster di Kota Semarang,’’ ungkapnya, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga: Guru di Semarang Terima Vaksin Booster Bareng Vaksin COVID-19 Anak
2. Belum ada warga yang alami KIPI
Editor’s picks
Kendati demikian, proses vaksinasi bagi mereka membutuhkan waktu yang lebih lama. Misalnya, warga Semarang butuh waktu tiga menit untuk antre, mereka yang dari luar Semarang bisa lima menit.
‘’Saat ini sedang kami kerjakan fitur terbaru itu di laman victori. Untuk mengakomodir orang yang ingin vaksin booster di Semarang, tapi V1 dan V2 nya di luar kota seperti Papua bahkan luar negeri,’’ kata Hakam.
Sementara itu, selama pelaksanaan vaksinasi booster di Kota Semarang belum ada warga yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berarti. Hanya saja, ada beberapa orang mengalami demam usai divaksinasi booster. Hal itu dinilai masih wajar.
"Saat diberi V1 Sinovac aman, V2 Sinovac aman, V3 Astrazeneca dosis separo ternyata demam. Memang yang namanya efek samping vaksin tidak semua tubuh manusia sama. Sebagian besar tidak mengalami, sebagian kecil semlenget. Itu wajar karena jenis vaksin yang dimasukan berbeda, heterolog, Sinovac-Sinovac-AstraZeneca," jelasnya.
3. Skrining sebelum suntik vaksin wajib dilakukan
Lebih lanjut Hakam menyebut, perlu dilakukan skrining terlebih dahulu sebelum suntik vaksin untuk meminimalisir terjadinya KIPI. Jika sasaran belum bisa dilakukan vaksinasi, petugas akan menunda pemberian vaksin, misalnya karena memiliki komorbid, tensi darah tinggi, kadar gula tinggi.
"Itu harus konsultasi dengan dokter spesialis. Tubuh seseorang itu beda. Kadang, sama-sama tensi tinggi, satu orang demam, satu tidak. Itu tergantung dari seminggu sebelum dia melakukan vaksinasi, disiplin prokes jadi kunci utama," tandasnya.
Baca Juga: Stok Aman! Vaksin Booster di Semarang Ditarget Sehari 5.000 Dosis