Keturunan Pendiri Semarang Ki Ageng Pandanaran Gelar Kirab Pusaka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Masyarakat dan keturunan Ki Ageng Pandanaran menggelar kirab pusaka nusantara dan pusaka peninggalan pendiri Kota Semarang tersebut. Kegiatan itu dalam rangka memperingati haul Ki Ageng Pandanaran ke-520.
1. Kirab diikuti 520 orang dengan berjalan kaki
Acara Haul sendiri berlangsung selama tiga hari mulai Jumat (19/8/2022) hingga Minggu (21/8/2022). Adapun, Ki Ageng Pandanaran merupakan Adipati pertama Kota Semarang. Lantas ia pun dianggap sebagai pelopor berdirinya Kota Semarang.
Kirab diikuti oleh 520 orang dan dimulai dengan arak-arakan berjalan kaki dari Taman Indonesia Kaya Jalan Menteri Supeno menuju makam Ki Ageng Pandanaran yang berada di Jalan Mugas Dalam II, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.
Dalam arak-arakan dibawa serta beberapa pusaka dan kain kelambu baru untuk mengganti kelambu lama makam Ki Ageng Pandanaran. Selain itu, ada pula gunungan yang berisi buah-buahan, sayuran dan jajan pasar yang diusung warga.
Baca Juga: 5 Fakta Tradisi Bubur Suro, Sajian untuk Rayakan Tahun Baru Islam
2. Lakukan prosesi penggantian kelambu makam
Editor’s picks
Sesampainya di makam pusaka serahkan oleh Camat Semarang Selatan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Selanjutnya, diserahkan kepada Ketua Yayasan Sunan Pandanaran, Aris Pandan Setiawan untuk kemudian dibawa masuk ke bagian dalam makam Ki Ageng Pandanaran dan dilanjutkan dengan berdoa bersama.
Setelah doa bersama, proses penggantian kelambu makam Ki Ageng Pandanaran pun dilakukan. Selain makam Ki Ageng Pandanaran, penggantian kain kelambu makam juga dilakukan pada makam Pangeran Madiyo Pandan alias Maulana Ibnu Abdul Salam.
Kemudian, juga di makam Nyai Ageng Sejanila alias Endang Sejanila alias Siti Fatimah yang tak lain istri Ki Ageng Pandanaran.
3. Berharap jadi daya tarik wisata
Ketua Yayasan Sunan Pandanaran, Aris Pandan Setiawan menyampaikan, dalam acara kirab ini diikuti oleh para budayawan, lintas agama, komunitas pecinta dan penggiat pariwisata, ormas dan pelajar di Kota Semarang.
“Kirab ini tidak hanya merayakan tradisi, namun melalui tradisi ini diharapkan dapat menjadikan Kota Semarang lebih bersama dan bersatu dalam keberagaman. Selain itu, sekaligus nguri-uri kebudayaan khususnya Kota Semarang,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Semarang melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Wing Wiyarso mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai bagian dari nguri-uri budaya dan diharapkan ke depan bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
Baca Juga: 7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa