Cara Budidaya Tanaman Porang, Nilai Ekspor Tinggi Bisa Raup Rp800 juta

Kaya akan manfaat dan memiliki nilai ekspor tinggi

Semarang, IDN Times - Tanaman porang menjadi perbincangan beberapa waktu terakhir. Pasalnya tanaman yang satu ini disebut-sebut mampu menghasilkan keuntungan berlipat ganda.

Tanaman porang menjadi perbincangan setelah Paidi Pria 37 tahun yang tinggal di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun ini menjadi seorang miliarder setelah membudidayakan porang. Mantan pemulung tersebut menjadi miliarder gegara membudidayakan tanaman porang.

Baca Juga: 1 Ha Bisa Menghasilkan Rp800 Juta, Petani di Pati Tanam Bibit Porang

1. Manfaat tanaman porang

Cara Budidaya Tanaman Porang, Nilai Ekspor Tinggi Bisa Raup Rp800 jutaIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Tanaman porang atau nama lainnya Iles-iles mempunyai nama latin Amorphophallus muelleri merupakan tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan, anggota marga Amorphophallus.

Manfaat iles-iles terutama untuk bidang industri dan kesehatan, karena kandungan glukomannan pada tepung umbinya. Porang mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen yang tinggi.

Ketua Asosiasi Petani Porang Pati (Asperati) Luqman Saiful Hidayat mengatakan untuk diketahui, porang (amorphophallus muelleri) merupakan tanaman umbi-umbian yang disebut-sebut memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini masih sekerabat dengan suweg, karenanya memiliki penampilan serupa.

Bukan itu saja, tanaman porang juga merupakan komoditas ekspor bernilai ekonomi tinggi. Di luar negeri, porang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan aneka makanan. Di antaranya mie shirataki, beras analog (beras nonpadi), agar-agar konyaku, dan tahu.

“Bahkan, porang juga berguna di industri dirgantara, yakni sebagai bahan baku lem perekat untuk pesawat. Kemudian, serat dari batangnya untuk membuat baju. Ada lagi, glukomanan yang terkandung dalam porang merupakan bahan baku pembuatan kapsul,” papar dia seperti keterangan yang diterima IDN Times.

Tepung iles-iles juga bermanfaat menekan peningkatan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik.

Iles-iles sebagai serat pangan dalam jumlah besar dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah, dan kencing manis.

2. Nilai ekspor yang tinggi, 1 ha bisa hasilkan Rp 800 juta

Cara Budidaya Tanaman Porang, Nilai Ekspor Tinggi Bisa Raup Rp800 jutaIDN Times/Vanny El Rahman

Tanaman porang disebut mempunyai potensi ekonomi yang tinggi dengan modal sekira Rp 60 juta, setiap satu hektare lahan bisa ditanami sekira 40 ribu bibit.

Ketika siap panen, kira-kira 1,5 tahun setelah penanaman, masing-masingnya akan mencapai berat setidaknya dua kilo. Artinya, setiap hektare akan menghasilkan 80 ton. Dengan harga jual per kilo Rp10 ribu, maka setiap hektare lahan porang bisa menghasilkan Rp800 juta.

“Itu belum termasuk panen katak atau buahnya (bintil cokelat kehitaman yang muncul pada pangkal daun tanaman porang-red.),” ucap Luqman Saiful Hidayat.

Saat menjelang masa panen umbi porang, kata dia katak bisa dipanen dua kali. Petani porang di Jawa Timur, lanjutnya, menjual katak porang dengan harga mencapai Rp 230 ribu per kilo.

3. Cara budidaya tanaman porang

https://www.youtube.com/embed/V4WAvabSUbI

Porang dapat tumbuh di jenis tanah apa saja. Meski begitu tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki naungan misal di bawah pohon jati, mahoni dan sengon.

Teknik Perkembangbiakan porang bisa dengan menggunakan biji. Porang akan berbunga pada periode 4 tahun.

Bunga tersebut akan berubah menjadi buah dan kemudian menghasilkan biji yang baik dikembangbiakan pada musim hujan.

Mengutip dari tanipedia.co.id selain itu budidaya tanaman porang juga bisa dilakukan dengan cara bintik yang ada di antara batang dan cabang porang. Bintil yang dipanen ternyata bisa disimpan dan ditanam kembali sebagai bibit porang.

Cara lain yaitu dengan menggunakan umbi. Umbi porang yang dipanen, dapat ditanam kembali.

Porang cukup ditanam pada lahan di sekitar pohon jati yang rindang. Porang ternyata cukup ditanam sekali, lalu tinggal melakukan pemeliharaan dan memanen. Umbi akan tumbuh lagi setelah panen dengan meninggalkannya dilubang semula.

Tak pelit ilmu, Paidi pun membagi pengetahuannya tentang cara bertanam hingga memberikan informasi harga porang dengan membuat blog dan channel YouTube yang bisa diakses siapa pun.

Harapannya, ilmu yang dibagikan di media sosial itu dapat menarik petani di mana pun untuk mengembangkan porang. 

https://www.youtube.com/embed/XY-3CRpdtAY

4. Petani Kabupaten Pati telah membudidayakan tanaman porang di lahan seluas 300 hektar

Cara Budidaya Tanaman Porang, Nilai Ekspor Tinggi Bisa Raup Rp800 jutaIDN Times/Dok. Humas Pemkab Pati

Pemerintah Kabupaten Pati bersama petani mulai menanam bibit Porang di kawasan Desa Karangsumber Kecamatan Winong pada Kamis (23/1). Tanaman tersebut nantinya diyakini memiliki nilai ekspor tinggi. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan ekonomi warga setempat. 

Kegiatan penanaman porang ini diprakarsai oleh Asosiasi Petani Porang Pati (Asperati). Beberapa pejabat juga mengikuti kegiatan ini, di antaranya Administrator Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pati Sukidi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati Muchtar Effendi.

“Di seluruh Kabupaten Pati, secara luasan sudah ada 300 hektare lahan yang ditanami porang. Sampai sekarang masih terus bertambah," kata Luqman Saiful Hidayat.

Dengan demikian, kegiatan penanaman porang ini diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat. Semula membabat hutan untuk menanaminya dengan jagung atau ketela, agar bisa beralih ke tanaman porang yang untuk membudidayakannya tidak perlu merusak hutan.

“Tanaman porang justru efektif ditanam di bawah naungan. Jadi sekaligus menguri-uri (melestarikan) hutan,” tandasnya.

Sementara, Bupati Pati Haryanto menambahkan, pihak Perhutani sudah menyediakan lahan seluas 700 hektare untuk ditanami porang. Para petani tinggal menyiapkan bibit dan kebutuhan penanaman.


Ia juga mengatakan, pada Perubahan APBD 2020 nanti, pihaknya akan berusaha membantu pengadaan bibit.

“Kami kalau membantu lebih dari Rp 200 juta pasti melalui rekanan. Nanti akan kami upayakan. Supaya bisa ditanam di lahan yang sekiranya belum ditanami,” tambah dia.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya