Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19

Sesalkan penolakan pemakaman perawat oleh warga Sewakul

Semarang, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengintruksikan jajarannya untuk menyiapkan seluruh taman makam pahlawan di Jawa Tengah sebagai makam untuk tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19.

Kasus penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi yang positif COVID-19 oleh warga Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang telah mencederai rasa kemanusiaan, pasalnya perawat yang berada di garda terdepan penanggulangan pandemi wabah virus corona malah mengalami hal tragis jenazahnya tidak diterima segelintir warga.

Baca Juga: 3 Provokator Penolak Jenazah Perawat Kariadi Semarang Dibekuk Polisi

1. Sudah bicarakan dengan para kepala daerah di Jateng

Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19Dok. Humas Pemprov Jateng

Ganjar Pranowo mengatakan dirinya sudah berkoordinasi dengan seluruh bupati/wali kota se-Jawa Tengah. Mayoritas, para pemangku kepentingan di daerah setuju dengan usulan itu.

"Saya sudah perintahkan Dinas Sosial dan Biro Kesejahteraan Rakyat untuk mempersiapkan ini. Satu soal tempatnya, kedua soal administrasinya, agar penempatan seseorang di Taman Makam Pahlawan sesuai. Kalau satu dua hari ini selesai proses itu, minggu depan sudah bisa dilaksanakan," kata Ganjar di rumah dinas Puri Gedeh, Sabtu (11/4).

Menurut Ganjar, seluruh dokter, perawat dan tenaga medis merupakan pejuang kemanusiaan. Mereka layak diberikan penghormatan karena sudah berjuang luar biasa, mengorbankan dirinya untuk merawat orang-orang yang terkena wabah COVID-19. Maka adanya penolakan jenazah perawat yang positif covid-19 di Kabupaten Semarang, itu membuat seluruh masyarakat sakit hati.

"Masa seorang pejuang yang sudah berjuang ditolak. Ini menyakitkan betul, natu ati. (Membuat sakit hati - Red). Kita harus memberikan penghormatan setinggi-tingginya. Saya kira, Taman Makam Pahlawan adalah tempat yang sangat tepat untuk mereka," tandasnya.

2. Siapkan taman makam pahlawan baru jika penuh

Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jika Taman Makam Pahlawan telah penuh, dia menyiapkan skenario untuk membuat Taman Makam Pahlawan baru.

"Kalau ada area eksisting di Taman Makam Pahlawan, maka bisa dipakai. Tapi kalau sudah penuh, kita bisa membuat tempat khusus baru yang dikasih nama Taman Makam Pahlawan khusus untuk mereka (tenaga medis)," tutupnya.

3. Ganjar minta maaf kepada seluruh tenaga medis dan masyarakat

Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19IDN Times/Candra Irawan

Sebelumnya Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meminta maaf kepada seluruh tenaga medis dan masyarakat terkait adanya kasus penolakan pemakaman jenazah perawat positif covid-19 di Kabupaten Semarang. Ia berharap, kejadian tersebut menjadi yang terakhir.

Saat mendengar kabar itu, Ganjar mengaku sangat sedih. Sebab, jenazah yang ditolak adalah seorang perawat yang seharusnya dihormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan.

"Dia adalah seorang pejuang, karena berani mengambil risiko besar dengan merawat pasien COVID-19. Padahal dia tahu, itu mengancam keselamatannya. Saya ingin kembali mengajak seluruh warga Jateng untuk ngrogoh rasa kamanungsan (merengkuh rasa kemanusiaan) yang kita miliki. Jangan ada lagi penolakan pada mereka yang meninggal akibat pagebluk ini," tandas Ganjar di rumah dinasnya, Jumat (10/4).

Atas kejadian ini, Ganjar mewakili seluruh rakyat Jawa Tengah meminta maaf kepada seluruh tenaga medis, khususnya yang tengah berjibaku merawat kasus covid-19.

"Kepada perawat, dokter dan tenaga medis, mewakili seluruh warga Jawa Tengah, saya mengharap maaf dari panjenengan semua. Mari tetap berjuang bersama melawan corona," kata Ganjar.

4. Ada misskomunikasi dengan warga

Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19Ganjar saat mendengar curhatan pasien positif Corona. Dok humas Pemprov Jateng

Seusai mendengar kabar ini, Ganjar segera menelepon Bupati Semarang, Wakil Bupati Semarang, lurah dan RT yang menolak pemakaman jenazah untuk klarifikasi.

Berdasarkan informasi yang dia dapat, penolakan itu terjadi karena miskomunikasi. Awalnya jenazah akan dimakamkan di kampung halamannya, di Desa Susukan Kabupaten Semarang. Di desa itu, masyarakat sudah menyiapkan liang lahat untuk jenazah.

"Tapi karena ada permintaan keluarga, akhirnya pemakaman dipindah dari Susukan ke Desa Sewakul, Ungaran. Nah yang di Susukan itu juga nunggu, kok jenazah tidak datang-datang padahal makam sudah disiapkan," jelasnya.

Saat jenazah akan dipindahkan ke Sewakul itu, komunikasi kepada warga setempat tidak dilakukan dengan baik. Tiba-tiba, petugas pembawa jenazah datang ke desa itu tanpa memberikan informasi dan membuat warga kebingungan.

Selain itu, warga tidak mengetahui bahwa jenazah yang akan dimakamkan di desa mereka itu meninggal akibat covid-19. Yang mereka ketahui jenazah meninggal karena sakit paru-paru.

"Saat itulah ada isu bahwa jenazah ini ditolak di Susukan. Makanya, warga Sewakul kemudian protes dan ikut melakukan penolakan," imbuhnya.

5. Pihak warga Sewakul berjanji tak akan menolak jenazah lagi

Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19Ketua RT Sewakul Purbo saat memberi pertanyaan atas penolakan jenazah perawat dari RSUP Kariadi. Dok PPNI Jateng

Ganjar juga sempat menelpon salah satu warga Sewakul bernama Sutiyadi. Menurut informasi, Sutiyadi adalah perwakilan RT yang menolak pemakaman.

Kepada Ganjar, Sutiyadi membenarkan penolakan itu terjadi karena tidak adanya informasi yang transparan di lapangan. Kalau ada informasi dan masyarakat mendapat pengarahan, tentu tidak akan terjadi.

"Itu miskomunikasi saja pak. Saya mewakili warga meminta maaf yang sebesar-besarnya terkait hal ini. Kalau ada informasi yang benar, kami pasti tidak akan menolak," kata Sutiyadi.

Sutiyadi menerangkan, selain komunikasi yang tidak jelas, informasi yang beredar di masyarakat juga berseliweran. Di tengah kebingungan itu, warga dikejutkan dengan datangnya petugas pemadam kebakaran lengkap dengan peralatannya.

"Ke depan, kami berjanji tidak akan menolak jenazah lagi. Kami meminta maaf terkait kejadian ini," tutupnya.

Jenazah akhirnya dikebumikan di pemakaman keluarga di belakang RSUP dr Kariadi Semarang, karena yang bersangkutan semasa hidup merupakan karyawan di RS tersebut.

Ganjar berharap kejadian ini menjadi pelajaran semua pihak, baik rumah sakit, keluarga dan pemerintah dalam mengevaluasi protokol dalam penanganan jenazah covid-19.

"Sebenarnya masyarakat Jateng tidak seperti itu. Mestinya harus ada komunikasi yang jujur dan baik. Rumah sakit, keluarga harus jujur dengan kondisi jenazah. Atas kejadian ini, saya sebagai Gubernur meminta maaf dan berharap kejadian ini menjadi yang terakhir," katanya.

6. Pengurusan jenazah COVID-19 telah dilakukan sesuai dengan protokol Medis

Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Untuk Tenaga Medis Korban COVID-19Ilustrasi pemakaman. IDN Times/Candra Irawan

Ganjar menegaskan, penolakan pemakaman jenazah di Jateng bukan pertama kali. Kasus serupa pernah terjadi di Kabupaten Banyumas.

Tak lelah Ganjar menerangkan, bahwa pengurusan jenazah covid-19 sudah dilakukan dengan standar yang aman, baik dari segi agama maupun medis. Semua sudah dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan, mulai penyucian secara syar'i, dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air dan udara, penyemprotan desinfektan, hingga dimasukkan ke dalam peti.

"Dan sudah ditegaskan oleh ahli kesehatan, bahwa ketika jenazah itu dikubur, secara otomatis virusnya akan mati. Sekali lagi, virusnya akan mati di tanah dan tidak bisa keluar untuk menjangkiti warga," terangnya.

Tidak ada alasan untuk menolak pemakaman jenazah covid-19. Sebab, Majelis Ulama Indonesia sudah berfatwa, bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya dan menolak jenazah itu berdosa.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya yang mengurus pemakaman jenazah untuk berkomunikasi dengan pemerintah desa dan masyarakat setempat. Kalau warga sudah paham, dipastikan semua akan menerima dan tidak akan ada isu yang tidak benar yang membuat masyarakat terpecah belah.

"Mohon sekali lagi, jangan ada penolakan apalagi jenazah mereka yang telah berjuang untuk menyelamatkan kita. Semestinya, kita memberi hormat dan penghargaan kepada para tenaga medis dimanapun mereka berada. Mereka tidak pernah menolak pasien, kenapa kita justru menolak mereka. Rasa kamanungsan kita sedang diuji, mari kita berdoa semoga selalu diberi kekuatan," pungkasnya.

Baca Juga: Tolak Jenazah Perawat RSUP Kariadi, RT Sewakul: Aslinya Saya Tak Tega

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya