Survei Populix: 78 Persen Warga Minum Larutan Penyegar saat Pancaroba

Panas dalam, penyakit yang banyak muncul saat pancaroba

Semarang, IDN TimesIndonesia mengalami masa pancaroba atau peralihan musim sebanyak dua kali dalam setahun. Hal itu dikarenakan Indonesia adalah negara beriklim tropis.

Masa pancaroba tersebut biasanya terjadi pada bulan September--November sebagai masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan. Sebaliknya, pergantian musim penghujan menuju musim kemarau terjadi pada bulan Maret--April.

1. Penyakit panas dalam sering muncul saat pancaroba

Survei Populix: 78 Persen Warga Minum Larutan Penyegar saat Pancarobailustrasi panas dalam (travelpharm.com)

Chief Operating Officer Populix, Eileen Kamtawijoyo menyatakan, selain identik dengan pergantian cuaca esktrem, masa pancaroba juga dikenal sebagai masa-masa rentan munculnya beberapa jenis penyakit karena imunitas yang menurun akibat pergantian cuaca tersebut.

"Salah satu penyakit yang sering muncul adalah panas dalam. Hal itu terlihat juga dari survei Populix pada bulan Maret 2022 yang mencatat kenaikan pembelian larutan penyegar panas dalam sebesar 8 persen dibandingkan Januari 2022. Selain itu, sebagai upaya masyarakat dalam menjaga daya tahan tubuh, di periode yang sama, kami juga mencatat kenaikan pembelian multivitamin dan vitamin C masing-masing sebesar 11 persen,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (16/6/2022).

Baca Juga: 5 Manfaat Jus Buah Semangka yang Diolah bersama Kulit-kulitnya

2. Masyarakat banyak mengonsumsi larutan penyegar panas dalam

Survei Populix: 78 Persen Warga Minum Larutan Penyegar saat Pancarobanonikhairani.com

Ia menambahkan, berdasarkan Monthly Data Tracking Populix selama bulan Januari--Maret 2022, Populix mencatat 78 persen responden membeli larutan penyegar panas dalam setidaknya satu kali dalam sebulan selama periode tersebut. Bahkan, sebanyak 30 persen di antaranya membeli setidaknya satu kali dalam seminggu. 

Di antara responden tersebut, 43 persen responden menyatakan membeli larutan penyegar panas dalam di minimarket, 38 persen responden membeli di warung, dan 11 persen membeli di supermarket.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa responden membutuhkan produk tersebut dikonsumsi secara cepat sehingga mereka membelinya dari lokasi terdekat. Sementara itu, terkait dengan biaya atau uang yang dikeluarkan untuk membeli larutan penyegar panas dalam, 92 persen responden menyediakan anggaran kurang dari Rp100 ribu dalam sebulan.

3. Konsumsi multivitamin meningkat

Survei Populix: 78 Persen Warga Minum Larutan Penyegar saat PancarobaUnsplash/Taryn Elliott

Eileen menyebutkan--masih pada laporan yang sama--,untuk mempersiapkan diri menghadapi masa pancaroba, masyarakat Indonesia juga tampak makin rutin mengonsumsi multivitamin dan vitamin C guna meningkatkan imun tubuh. Data Populix menemukan adanya kenaikan pembelian sebesar 11 pembelian pada kategori multivitamin dan vitamin C saat bulan Maret 2022 dibandingkan Januari 2022.

Survei juga menunjukkan bahwa 90 persen responden membeli multivitamin dan vitamin C setidaknya satu kali dalam sebulan. Adapun, terkait dengan anggaran yang disediakan, 75 persen responden dan 62 persen responden menghabiskan kurang dari Rp100 ribu untuk membeli vitamin C dan multivitamin dalam sebulan. Namun, ada juga 31 persen responden yang menyediakan anggaran lebih, yaitu mencapai Rp100--250 ribu untuk membeli multivitamin. 

4. Banyak yang beli multivitamin dan vitamin C di Minimarket

Survei Populix: 78 Persen Warga Minum Larutan Penyegar saat PancarobaSebuah minimarket di Jalan Basuki Rahmat disatroni pelaku pencurian.(IDN Times/Tama Yudha Wiguna)

Beberapa brand multivitamin yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia adalah Imboost dan Enervon-C yang sama-sama menduduki peringkat pertama yang dipilih sebanyak 33 persen responden. Selanjutnya, 31 persen responden memilih CDR, 20 persen responden memilih Hemaviton, dan 17 persen responden memilih Redoxon.

Sebagai produk yang rutin dikonsumsi untuk meningkatkan imun tubuh, mayoritas responden masih mencari produk multivitamin dan vitamin C di minimarket dan apotek.

Secara lebih detail, Eileen mengungkapkan, terdapat 32 persen responden membeli multivitamin di minimarket, 19 persen responden membelinya di apotek, dan 16 persen responden bertransaksi menggunakan e-commerce. DI sisi lain, 37 persen responden membeli vitamin C di minimarket, 17 persen responden membeli di apotek., dan 14 persen responden membelinya di supermarket.

Baca Juga: Semarang Masuki Musim Pancaroba, Waspadai Hujan Es dan Puting Beliung 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya