117.185 Pantarlih Bertugas di Jateng, Sering Terjang Banjir dan Ketemu Jegokan Anjing

Suka duka Pantarlih saat ikut sukseskan Pemilu 2024

Semarang, IDN Times - Pantarlih atau Petugas Pemutakhiran Data Pemilih merupakan salah satu ujung tombak yang dimiliki Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencocokan data para calon pemilih. Jumlah Pantarlih yang bertugas di setiap provinsi bervariasi. Seperti di Jawa Tengah, tercatat ada 117.185 orang yang dipercaya menjadi Pantarlih. 

Baca Juga: Kisah Perempuan di Kelistrikan, Garda Depan Layanan Transmisi Semarang

1. Solo punya banyak Pantarlih

117.185 Pantarlih Bertugas di Jateng, Sering Terjang Banjir dan Ketemu Jegokan AnjingPPDP KPU Makassar saat bertugas coklit ke rumah warga. IDN Times/KPU Makassar

Ketua KPU Jateng, Paulus Widiyantoro mengakui, tugas yang diemban Pantarlih tergolong berat. Sebab mereka langsung melakukan validasi data calon pemilih dengan datang ke masing-masing rumah warga. 

"Di masing-masing TPS ada satu Pantarlih. Jumlah terbanyak di Solo ada satu kelurahan yang memiliki 164 Pantarlih. Total keseluruhan di Jawa Tengah ada 117.185 Pantarlih," ujar Paulus ketika dikonfirmasi IDN Times, Selasa (14/3/2023). 

2. Pantarlih di enam daerah terpaksa menerobos banjir

117.185 Pantarlih Bertugas di Jateng, Sering Terjang Banjir dan Ketemu Jegokan AnjingPetugas Pantarlih menerobos banjir Rob di Kecamatan Medan Belawan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Lebih lanjut, ia menjelaskan curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini menjadi penghambat aktivitas para petugas Pantarlih saat melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) ke rumah warga. 

Ketika menyambangi rumah-rumah warga di pesisir Kabupaten Pati, Kabupaten Demak maupun Kabupaten Rembang, dirinya mengaku Pantarlih sering menerjang banjir setinggi paha orang dewasa. Hambatan serupa juga terjadi di beberapa desa Kabupaten Kudus, Pekalongan dan Jepara. 

"Di Kudus, Demak, Pati, Rembang, Pekalongan, Jepara dari pantauan kita, para Pantarlih harus menembus banjir sepaha dan selutut. Karena petugas musti datang langsung ke rumah warga untuk memastikan verifikasi data calon pemilih. Maka walaupun rumahnya banjir tapi tetap dicatat sebagai calon pemilih. Termasuk kalau ada yang pindah," terangnya. 

"Terus ada juga pas coklit di Demak, ada Pantarlih yang nunggu air banjirnya surut dulu sebelum datang ke rumah warga. Oleh karenanya bagi petugas Pantarlih yang tugasnya coklit di pesisir utara, tantangan yang dihadapi ya pasti banjir dan rob yang munculnya tidak bisa diprediksi," kata Paulus. 

3. Saat datang ke rumah mewah, Pantarlih dijegoki anjing

117.185 Pantarlih Bertugas di Jateng, Sering Terjang Banjir dan Ketemu Jegokan Anjingunsplash.com/Altino Dantas

Tak cuma itu saja, katanya Pantarlih juga kerap menemui kendala saat coklit ke kawasan perumahan elite. Sebab, banyak warga di area perumahan elite di Jateng yang sulit ditemui setiap harinya. 

Ia mencontohkan saat Pantarlih berniat coklat ke salah satu rumah mewah justru ditolak oleh si pemilik rumah. Ada juga beberapa penghuni rumah yang memilih menyapa Pantarlih dari balik pagar rumah dengan berbagai alasan. 

"Ya itu sulitnya kalau proses coklit dilakukan di rumah-rumah mewah terutama perumahan kalangan menengah keatas. Seringnya petugas Pantarlih itu ditolak. Kalaupun ditemui hanya dari balik pagar. Terus ada juga rumah yang dicoklit kosong, jadi petugasnya cuman ketemu pagarnya tok. Kalau pas apes juga ketemu jegokan anjingnya si pemilik rumah. Memang tahun ini hambatannya sangat berat ketimbang tahun politik sebelumnya," akunya. 

4. Ada petugas Pantarlih harus lewati jalanan terjal saat coklit di Dieng

117.185 Pantarlih Bertugas di Jateng, Sering Terjang Banjir dan Ketemu Jegokan AnjingANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Bahkan, para Pantarlih juga harus melewati jalanan yang terjal dan curam saat melakukan coklit di dataran tinggi Dieng. Namun, untuk tantangan medan yang terjal di Dieng bisa teratasi berkat kejelian petugas KPU Banjarnegara yang memutuskan merekrut Pantarlih dari warga desa setempat. 

Sehingga ketika ada 30 rumah warga dengan lokasi yang sulit dijangkau, sejumlah Pantarlih Dieng bisa menjangkau rumah warga dengan gampang. 

"Di Dieng kan ada 30 rumah yang sebenarnya butuh efforts (upaya) luar biasa. Butuh perjuangan ekstra keras karena jalan yang sempit, medannya menanjak tapi untungnya hal itu bisa diatasi karena petugasnya dari warga lokal. Jadi tidak terpengaruh. Artinya coklit di wilayah pegunungan tidak ada yang kesulitan," ujar Paulus. 

Baca Juga: Dieng Sering Gempa, Ganjar Minta Tambah Alat Seismometer

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya