Ribuan Nakes di Semarang Dapat Pencairan Dana Insentif, Total Rp14 M

Semarang, IDN Times - Ribuan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas menangani para pasien COVID-19 di Kota Semarang mendapatkan pencarian dana intensif mencapai Rp12 miliar hingga Rp14 miliar. Pemberian dana intensif tersebut untuk masa tugas pada bulan Mei dan Juli 2021 kemarin.
"Pemberian dana intensif sudah dialokasikan dari APBD Pemkot Semarang. Intensif yang sudah terbayarkan di bulan Januari senilai Rp8 miliar, Maret sebesar Rp8 miliar, April sebesar Rp9 miliar dan Mei serta Juli yang terbayarkan ada sebanyak Rp12 miliar sampai Rp14 miliar," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam dalam rekam yang diterima IDN Times, Jumat (27/8/2021).
1. Pencairan intensif dua bulan terakhir diberikan lebih besar
Menurutnya pembayaran intensif di bulan Mei-Juli cenderung lebih besar lantaran kasus kematian pasien COVID-19 yang ditangani juga sangat tinggi.
Baca Juga: 3 Jenis Vaksin Tiba di Jateng, Nakes dan Lansia Siap Disuntik Lagi
2. Ada ribuan nakes yang dapat intensif dari Pemkot Semarang
Editor’s picks
Lebih lanjut, ia menyebutkan total nakes yang menerima dana intensif dari Pemkot berjumlah 8.000 orang per bulan. Para nakes yang memperoleh intensif rata-rata yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas.
"Nakes yang terima intensif dari rumah sakit dan puskesmas. Bulan Mei Juli yang dapat lebih banyak karena pasien yang dirawat dan yang meninggal juga meningkat pesat. Jadi wajarlah kalau mereka di bulan itu dapatnya lebih gede," ungkapnya.
3. Dinkes klaim para guru sudah divaksin 100 persen
Ia mengungkapkan secara keseluruhan, pihaknya masih bisa mengupayakan percepatan vaksinasi COVID-19 karena stok obat yang tersisa saat ini masih seribuan lebih. Namun ia minta kepada masyarakat untuk bersabar mengingat pengiriman vaksinasinya datangnya seminggu sekali.
Untuk para guru, katanya saat ini sudah dipastikan divaksinasi semua.
"Guru kan pelayan publik, tentunya sudan divaksin 100 persen. Kendalanya saat ini, kita sedang kekurangan tenaga vaksinatornya. Di setiap puskesmas, satu orang melayani satu sampai dua tempat. Maka kita lakukan strategi supaya vaksinasi bisa diselesaikan," tandasnya.
Baca Juga: Awas! 64 Aduan Pinjol Ilegal Masuk OJK, Guru di Jateng Jadi Korban