3 Koridor BRT Trans Semarang Layani Penyandang Difabel, Ini Lokasinya

- BLU Trans Semarang memperkuat komitmen untuk layanan transportasi inklusif bagi penyandang difabel.
- Penyediaan ruang khusus untuk pengguna kursi roda di setiap armada BRT Trans Semarang.
- Area halte BRT dilengkapi jalur khusus difabel, rencana pembangunan halte low deck, dan pelatihan bahasa isyarat bagi petugas.
Semarang, IDN Times - BRT Trans Semarang terus memperkuat komitmen untuk menyediakan layanan transportasi bagi masyarakat, termasuk penyandang difabel. Upaya ini untuk mewujudkan Semarang Inklusif, sehingga masyarakat dapat menikmati layanan transportasi yang aman dan nyaman.
1. Sediakan ruang khusus pengguna kursi roda

Kepala BLU Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto mengatakan, pihaknya terus berupaya menciptakan layanan yang bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang difabel. Apalagi, demi mewujudkan program 100 hari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang yang baru.
“Sehingga, sejumlah perbaikan dan inovasi akan terus dilakukan untuk memastikan layanan yang lebih ramah bagi mereka,” ungkapnya, Senin (17/3/2025).
Sejauh ini BLU Trans Semarang mendapat masukan mengenai aksesibilitas transportasi publik bagi penyandang difabel. Maka itu, dilakukan dengan penyediaan ruang khusus untuk pengguna kursi roda di setiap armada.
Adapun, saat ini BRT Trans Semarang sudah memiliki beberapa armada khusus ramah difabel yang berada di Koridor 2, 3, dan 6.
2. Halte dilengkapi jalur khusus difabel

Untuk diketahui, Koridor 2 meliputi rute Terminal Terboyo - Terminal Cangkiran, mencakup destinasi seperti Lawang Sewu dan Taman Srigunting.
Kemudian, Koridor 3 meliputi rute Terminal Terboyo - Terminal Sisemut (Ungaran), melalui kawasan perumahan dan pendidikan seperti Jalan Pemuda dan Universitas Diponegoro.
Sedangkan, Koridor 6 meliputi Terminal Terboyo - Terminal Jatingaleh, melalui pusat pendidikan seperti Universitas Diponegoro.
Pada area halte BRT tersebut telah dilengkapi dengan jalur khusus untuk penyandang difabel. Meskipun, diakui saat ini belum semua halte BRT Trans Semarang memiliki kemiringan yang sepenuhnya ramah disabilitas.
3. Pelatihan bahasa isyarat bagi petugas BRT

Kondisi itu karena keterbatasan lahan dalam proses pembangunan halte, yang mengakibatkan beberapa halte masih belum memiliki tingkat kemiringan sekitar 8 derajat.
“Namun untuk ke depan, BRT Trans Semarang tengah merencanakan pembangunan halte berbentuk low deck agar lebih inklusif bagi penyandang disabilitas.” terang Haris.
Sementara selain fasilitas infrastruktur, peningkatan layanan juga dilakukan melalui pelatihan bahasa isyarat bagi petugas BRT Trans Semarang. Upaya ini untuk meningkatkan kenyamanan penumpang tuna rungu dalam berkomunikasi.
Selain itu sejak Agustus 2022, Trans Semarang telah menerbitkan Kartu Disabilitas dengan huruf Braille, yang merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk mempermudah akses layanan bagi penyandang disabilitas.